Hari-hari Joo Yoo-rin yang bekerja sebagai pemandu wisata dipenuhi hal-hal tidak terduga, salah satunya terjadi ketika ia harus menahan sebuah pesawat yang hendak ditumpangi para kliennya berangkat karena bis mereka belum tiba.
Untuk mengakalinya, gadis itu berpura-pura histeris dan membuat iba pihak keamanan bandara sehingga diperbolehkan masuk ke pesawat demi melihat 'kekasih'nya untuk terakhir kali. Aktingnya cukup meyakinkan, namun ada satu pria di dalam kabin yang tidak bisa dibohongi : Seol Gong-chan. Untungnya sebelum semua terbongkar, para kliennya berhasil naik ke pesawat.
Meski punya banyak talenta selain akting didepan orang, salah satunya kemampuan berbahasa asing, Yoo-rin dipusingkan oleh ulah ayahnya yang kerap menghabiskan uang yang didapat dengan berjudi. Bahkan, tidak jarang mereka harus bermain petak-umpet dengan para penagih utang.
Puncaknya adalah ketika pria setengah baya itu mengambil uang yang seharusnya diperuntukkan untuk membayar sewa rumah, dan para penagih utang mencari Yoo-rin. Lagi-lagi, kecerdikan gadis itu mampu memperdayai orang-orang tersebut sehingga terjadi kejar-kejaran seru.
Kejadian tersebut kembali mempertemukannya dengan Gong-chan yang pernah di'kenal'nya di pesawat, ia nyaris saja ditabrak mobil pemuda itu yang kebetulan melintas. Langsung dibawa ke rumah sakit, gadis itu langsung sumrigah saat tahu Gong-chan adalah eksekutif sebuah hotel ternama, namun semua itu tidak berlangsung lama karena lagi-lagi para penagih utang itu mengejarnya.
Lewat sejumlah aksi penyamaran, mulai dari berpura-pura menjadi tukang bersih-bersih hingga dokter, Yoo-rin akhirnya berhasil keluar dari rumah sakit dengan selamat. Cuma satu cara untuk bisa keluar dari kesulitan yang dialaminya : mencari Gong-chan yang sempat nyaris menabraknya.
Secara kebetulan, Gong-chan sendiri sedang mencari gadis itu, yang mendadak menampakkan diri di kantornya untuk meminta ganti rugi. Menggunakan berbagai cara untuk bisa menaklukkan pemuda itu, kali ini Yoo-rin tidak berkutik karena Gong-chan ternyata lebih lihai dan bisa melihat semua akal bulusnya.
Nyaris saja pulang dengan tangan kosong, kepergian Yoo-rin dihadang oleh Gong-chan, yang meminta untuk menemani pemuda itu bertemu dengan tamu-tamu dari Cina. Degnan kemampuannya berbahasa Mandarin, Yoo-rin mampu menjembatani kendala bahasa antara Gong-chan dengan tamu-tamunya, meski untuk itu ia harus menahan rasa lapar selama beberapa waktu akibat 'sibuk'.
Setelah semuanya selesai, Yoo-rin yang hendak pulang mengurungkan niatnya saat diberitahu kalau kehadirannya telah ditunggu para penagih utang. Mendengar kalau rumah peristirahatan Gong-chan jarang digunakan, ia langsung mendapat ide untuk menempatinya secara diam-diam.
Saturday, December 26, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment