Saat berkemas, Chun-hyang mendengar Mong-ryong mabuk berat dari Ji-hyuk dan langsung menyusul ke bar. Sambil terisak, ia memeluk tubuh pria yang tertidur itu dan menyimpan foto kenangan mereka berdua yang ada disana.
Paginya, Mong-ryong yang bertanya kepada pemilik bar baru sadar kalau foto tersebut telah diambil Chun-hyang. Berpacu dengan waktu, pemuda itu menyusul ke bandara dan tiba tepat pada saat Chun-hyang hendak masuk ke kabin bersama Hak-do. Sebelum pergi, gadis itu meminta supaya Mong-ryong bisa tabah dan bertahan sampai mereka bertemu lagi.
Diatas pesawat, Hak-do yang mengira sudah menang terkejut saat Chun-hyang menghilang dan meninggalkan kalung serta surat. Dalam selembar kertas itu, Chun-hyang mengatakan akan menghilang dari hadapannya dan Mong-ryong.
Tak terasa, beberapa tahun telah berlalu. Mong-ryong kembali ke dunia lamanya : mabuk-mabukan di sebuah bar dan membuat onar. Apakah itu yang dilakukannya selama ini? Ternyata tidak, hal itu hanya penyamaran belaka, kini pemuda itu telah menjelma menjadi seorang jaksa.
Dikoran, ia melihat foto Hak-do yang kembali ke Korea dan kenangan akan kejadian dulu kembali tersirat. Rupanya, pria itu masih belum membeberkan kejadian sebenarnya tentang Chun-hyang yang menghilang. Ji-hyuk dan Dan-hee akan segera menikah, sementara ayah Mong-ryong menjadi seorang guru bela diri dan berhasil membelah apel dengan pedang.
Ketika kembali bertemu, sang ayah sangat gembira ketika Mong-ryong berhasil menemukan pedang pusaka keluarganya. Namun sambil tersenyum, ayah Mong-ryong mengatakan bahwa ada hal lebih penting yang ingin dilihatnya, pria itu tahu kalau yang dimaksud adalah Chun-hyang.
Thursday, December 24, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment