Berjalan dengan perasaan hampa, Mong-ryong sempat ragu-ragu saat hendak mengetuk pintu Chun-hyang namun ia terpaksa masuk berkat 'dorongan' dua sahabatnya. Saat bertemu, ia mengajak Chun-hyang untuk berbicara berdua.
Tanggapan gadis itu luar biasa dingin, Chun-hyang mengaku kalau bisa jadi dirinya mencintai Hak-do. Hal itu (dengan melawan hati nurani) dibuktikan keesokan harinya dengan mengiyakan ajakan sang ajuhssi pergi berkencan. Mong-ryong yang mendapat laporan dari Dan-hee dan Ji-hyuk langsung berpikir yang bukan-bukan.
Ia tidak tahu kalau didalam bioskop, Chun-hyang menonton dengan setengah hati. Meminta nasehat dari biro konsultasi, Mong-ryong malah mendapat sejumlah nasehat 'aneh'. Meski begitu perasaannya ke Chun-hyang tidak berubah, ia tetap memperhatikan gadis itu dan menyelimutinya saat tertidur.
Paginya Chae-rin lagi-lagi muncul di toko, dan meminta supaya Chun-hyang mengusir Mong-ryong keluar dari rumah gadis itu. Tidak berbeda dengan Chae-rin, Hak-do juga terus mendesak Chun-hyang untuk meminta Mong-ryong pergi.
Malamnya, Chun-hyang mengajak Mong-ryong keluar minum. Saat berbicara berdua, dengan mengeraskan hati ia meminta pemuda itu pergi secepatnya. Pengusiran itu membuat Mong-ryong sedih luar biasa, sebelum pergi ia meninggalkan gantungan kunci dan sepucuk surat untuk Chun-hyang.
Dasar apes, surat itu ditemukan lebih dulu oleh Hak-do yang kebetulan mampir di toko. Namun belakangan Chun-hyang tahu semuanya, mulai dari kebohongan Chae-rin sampai ulah Hak-do. Berpacu dengan waktu, ia menyusul Mong-ryong yang hendak pergi menggunakan bis.
Thursday, December 24, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment