Saturday, July 16, 2011

Baek Seung Jo's Diary 3

Sepertinya aku mulai terbiasa hidup bersamanya selama satu bulan ini, Tidak! Atau mungkin aku bisa katakan bahwa aku terbiasa mendapatkan masalah karenanya? Ke Ke Ke!

Karena sekolah maka pertemuan kami pun jauh lebih sering.
Suatu hari aku buru-buru pergi ke kamar mandi karena sedang sakit perut, tapi aku hanya mendengarkan dia bernyanyi di balik pintu.
Ini tidak membantu tapi memikirkan apa yang dilakukannya, kenapa tidak keluar juga? Benar-benar....

Maka mulai hari ini....
Aku bangun lebih pagi dari dia dan menggunakan kamar mandi lebih dulu. Sangat menyebalkan!

Kenapa sikat giginya bersebelahan dengan sikat gigiku?
Eun Jo merasa tidak senang mengenai ini.
Karena aku mendengar mengenai tempat sikat gigi bersama ini akan terlihat aneh maka aku mulai merasa asing sekarang.


Bocah ini yang selalu melambaikan tangan dan berkata, "Hello!" tidak mengetahui alamat rumah.
Jika aku bersikap tidak tau dan tidak menyapanya. Pasti aku harus mendengarkan omelan Ibu.
Jika aku tidak berangkat ke sekolah bersamanya. Pasti aku harus mendengarkan omelan Ibu.
Jika aku kembali dan tidak berjalan bersamanya lewat tengah malam. Pasti aku harus mendengarkan omelan Ibu.
Karena bocah ini maka aku harus mendengarkan semua omelan Ibu, padahal aku tidak pernah mendapatkan ini sebelumnya, Apakah dia tau hal ini?
Nona pencari masalah Oh Ha Ni!

Mendengar suara pertengkaran dia dan Eun Jo, suara ribut berlari menaiki dan menuruni tangga, suara dia berbicara dengan Ibu, karena semua suara itu rumahku dalam kekacauan.
Tapi suara Oh Ha Ni itu, membuatku menusuk telingaku sendiri.

Apakah begitu?
Sejak kapan, Sedikit demi sedikit, bocah ini merasa seperti keluarga?


Moment saat aku tau kalau bocah ini mencoba mempermainkanku.
Aku mencubit pipinya, moment saat aku mencubitnya, aku merasa panik.
Aku tidak mudah membuat body contact dengan yang lainnya, tapi kenapa aku bisa menggerakan tanganku dengan begitu alami?

Sepertinya ini mulai menerima lelucon Eun Jo?

Saat mengerang kesakitan, ekspresi wajahnya sangat jelek. Tapi pada saat itu, sebenarnya aku merasa bahwa dia sedikit lucu.

"Pu" Takut aku tertawa
Maka aku membalikan badanku dengan cepat dari dia, dan pada saat itu, aku merasa hati kamu dekat kembali!

Seperti angin musim gugur yang berhembus.


Saat aku memutuskan untuk menggendong Oh Ha Ni, Joon Gu melakukan itu lebih dulu. Tidak tau mengapa tapi aku merasa sedikit marah.
Aku sebenarnya tidak ada rencana untuk menggendongnya.
Bagaimana pun juga, Aku tetap berfikir bahwa Ha Ni adalah yag membuat kekacauan pada kehidupanku dan ini sangat menyebalkan!

Saat aku melihat mereka berdua berpelukan saat memenangkan adu tarik tambang, "Apa ini? Apa situasinya?" Hatiku terasa sedikit sakit. Kenapa? Hati ini terasa seperti terikat sesuatu, seperti saat petir di langit musim panas, moodku langsung berubah derastis. Ini tidak ada hubungannya denganku sama sekali!

Ini pertama kalinya aku bekerja keras untuk sesuatu. Saat melihat Joon Gu berteriak keras di sela tawanya karena sangat marah, moodku pun mulai membaik. Oh Ha Ni si kepala labu lah yang memberikan aku tongkat itu, walaupun dia tidak merasakannya tapi hatiku tetap sama, Kenapa ini bisa membuat hatiku merasa lebih baik?


Akhir-akhir ini, saat kami bertemu tapi kami bersikap seolah-olah kami tidak saling melihat, aku tidak tau mengapa tapi... aku merasa sesuatu memegang erat hatiku.

Oh Ha Ni yang kakinya sedang kesakitan itu berjalan ke ruang tamu, memerah dan dia melakukan yang terbaik dalam semuanya, walaupun dia tidak melakukannya dengan baik.

Ibu hanya pergi ke sekolah dan itu membuatnya sangat senang. tersenyum dan berkata bahwa dia merasa dewi fortuna sedang berpihak padanya. Ini membuatku berfikir mengenai hari-harinya yang sepi dan di lewati tanpa Ibunya, ini membuatku hatiku secara tiba-tiba sedih. Sebelum aku mengetahuinya,Bagaimana dia melewati kehidupannya?


"Bi Bi Bong Bong...." dia mengepakan tangannya, menggoyangkan pantatnya, menari, Tapi kenapa bocah ini terlihat sangat lucu?

Pagi hari, saat melihat dia memakai pakaian Bong Bong, dia berkeringat tapi tetap menyemangati pada yang lainnya, tidak peduli bagaimana dia bisa membuatku mulai merasa bahwa dia sangat lucu. Pada saat itu aku tidak menyadarinya tapi hatiku mulai naik satu langkah.

"Sangat lucu!" Tapi hatiku sekali lagi mengatur sisi rasionalku dan aku berkata, "Pergilah ke bawah untuk mendapat bantuan."

Sebenarnya aku ingin menawarkan bantuan untuk merawat kakinya tapi sisi lain dariku berkata bahwa dia cukup mendapatkan bantuan dari Ibu. "Jika kamu tidak mau mengakhiri hidupmu di rumah kami."

Terima kasih tuhan, dia tidak menyadarinya. Aku sedikit mencair, hatiku yang beku ini.

0 comments: