Author: ssarangbit
“Hwa Young-ah, mau kah kamu menjadi pacarku?”
————————————————————————–
HWA YOUNG’s POV
Bel istirahat sudah berbunyi, aku lalu bergegas menuju perpustakaan. Ku perhatikan jam tangan ku, takut terlambat datang ke perpustakaan. ‘Semoga dia masih ada di perpustakaan’ ujarku dalam hati. Tiba di perpustakaan, aku langsung mencari sosok namja yang aku taksir, ah, aku belum menemui dia juga. Tiba-tiba,
Brukkkkk!!!
“Yaaa!!!! Kau lagi!!! Tidak bisakah kau perhatikan langkahmu dengan baik? Aishhhhh~” bentak seorang namja kepadaku.
“Ah, mian..mianhae.” jawabku sambil membungkukkan badan.
“Aku selalu sial jika bertemu denganmu!! Lebih baik kau tidak sering-sering datang ke perpustakaan kalau hanya ingin membuat kegaduhan!!” bentak namja itu lagi.
“Yaaaa!!! Kenapa kau terus saja membentakku?? Aku kan sudah minta maaf padamu. Lagipula apa hak mu melarang aku datang ke perpustakaan? Ini kan tempat umum.” Ucapku kesal.
Namja itu langsung pergi meninggalkanku. Bisa kulihat dia sangat kesal kepadaku. Ah, apa peduliku! Aku juga kesal dengan dia. Jangan mentang-mentang dia kakak kelasku maka dia bisa seenaknya menindas aku seperti tadi. OMO! Aku lupa menjelaskan siapa namja rese itu :D Namanya Kim Jong Woon tapi gaulnya sih dipanggil Yesung oleh warga sekolah. Dia adalah kakak kelasku.
Sekarang dia sudah di tingkat 3 sedangkan aku masih di tingkat 2. Bukan! Dia bukan namja yang aku suka! Sangat tidak ingin aku menyukai namja seperti itu bahkan hanya untuk menjadi temannya pun aku mesti berpikir ribuan kali dahulu. Sifatnya sangat aneh dan angkuh!
Berbeda sekali dengan namja yang aku sukai. Dia memiliki jiwa ‘pangeran’ , dengan hati yang lembut, baik, sopan dan pastinya cerdas. Namanya, Lee Donghae! Dia satu kelas dengan si namja aneh itu. Yang buat aku shock lagi, ternyata mereka berdua bersahabat. Tidak bisa kupercaya hal itu, bagaikan melihat 2 sisi manusia yang berbeda. Si pangeran baik hati dan si buruk rupa yang jahat ^.^
Aishh, oke cukup cerita tentang namja aneh itu, sekarang aku terus mencari sang pangeran ku itu. Aku tetap tidak menemuinya, apa dia sudah kembali ke kelas ya? Tapi, tunggu dulu!!
Ku lihat pangeran ku sedang duduk di lantai di samping jendela perpustakaan. Ah, sungguh dia bukan hanya mirip seorang pangeran, tapi malaikat!!!! Hatiku berdegup kencang hanya dengan melihat dia. Aku pasti bisa mendapatkan cinta pangeran-ku itu!! Tekadku dalam hati.
“Hwa Young-ssi?” tiba-tiba pangeranku menyapaku.
“Nnnn..eee…oppa!” jawabku terkaget mendengar dia menyapaku.
“Apa hari ini ada yang ingin kau tanyakan lagi padaku?” tanyanya lagi.
Ahh! Aku lupa membawa buku bahasa inggris ku!! Karena saking tergesa-gesanya aku sampai melupakan buku itu. Padahal dengan beralasan minta diajari bahasa inggris-lah aku bisa berdekatan dengan pangeranku ini.
“Mi..mi..mianhae oppa, aku baru ingat kalau ternyata buku ku dipinjam oleh temanku. Jadi, aku lupa ingin menanyakan apa ke oppa.” Jelasku sambil berusaha tidak menampakkan rasa gugupku.
“Ah, gwaenchana. Kalau begitu aku kembali ke kelas dulu ya. Annyeong.” Ucapnya lalu pergi meninggalkan ku.
AH! Hwa Young pabo! Kamu telah kehilangan satu kesempatan emas untuk berduaan dengan pangeranmu. Aku pun lalu kembali ke kelas.
—————————————————————
Malam hari,
Aku sendirian di apartemen, unnie ku pergi ke Jeju karena ada urusan kerja. Aku mengambil semua snack ku yang ada di dapur lalu duduk di ruang tamu menonton televisi. Tiba-tiba, terdengar seperti ada seseorang yang mengetuk pintu apartemenku.
Tok..tok..tok..
“Ne..” ujarku lalu membuka pintu apartemen.
Ketika ku buka pintu apartemen, aku sangat terkejut melihat seseorang yang sama sekali tidak aku sangka!!
“Annyeonghasseyo. Saya tetangga baru disini. Yesung imnida. Apa boleh saya meminjam telepon anda.” Ucap orang yang berdiri di hadapanku saat ini sambil membungkukkan badannya.
“Kkkaaauu!!!!” teriakku.
Tiba-tiba orang itu melihat ke arahku dan dia juga tidak kalah terkejutnya sama seperti ku.
“Yaaa!!! Sedang apa kau disini?” tanya orang itu sambil berteriak.
“Kau sendiri sedang apa, hah? Ini apartemenku!!” teriakku lagi.
“Aku? Aku juga tinggal disini.” Balasnya sambil menunjuk ke apartemen yang letaknya di hadapan apartemenku.
“Jjaaaadi?? Ahhhhhhhhh!!!!!!!” teriakku lalu membanting pintu apartemenku.
OMO! Ada apa ini? Kenapa dia bisa?? Kenapa bisa?? Ahhhh!!!! Ya Tuhan, kenapa tidak Kau kirim pangeranku saja yang menjadi tetangga ku bukan namja rese itu!!!!!!!
Ya. Yesung ternyata baru pindah dan parahnya lagi dia tinggal berhadapan dengan apartemenku. Sial! Aku sungguh sial! Tiba-tiba ku dengar suara ketukan pintu apartemenku. Aku lalu membuka pintu dan,
“Yaa!! Kenapa main membanting pintu saja? Aku kesini kan ingin meminjam teleponmu.” Teriak Yesung.
“Untuk apa, hah? Aku tidak akan meminjamkanmu!! Lagipula memangnya kau tidak punya ponsel? Dan bukankah di setiap apartemen ada saluran teleponnya? Bilang saja kau ingin berkenalan dan mendekatiku kan? Pake alasan mau pinjam telepon segala.” Ujarku kepadanya.
“Ponselku rusak dan pihak apartemen baru besok akan memasang saluran telepon di tempatku. Makanya pinjamkan aku teleponmu sekarang juga!!” paksanya.
“Aisshhh~” keluhku lalu membiarkan dia masuk dan meminjamkannya teleponku.
“Ya! Lee Donghae! Aku sudah pindah ke apartemen yang baru, jadi besok kau tidak usah ke apartemenku yang lama. Ini alamatnya, Star City Building 1 apartment. Ponselku rusak makanya aku meminjam telepon tetanggaku. Sudah dulu ya.” Ucap Yesung kepada orang yang diteleponnya.
Mwo? Lee Donghae? Dia menelepon Donghae? Tunggu, tadi dia memberitahukan alamat apartemen ini, berarti besok Donghae akan kesini. Huaaaa!!!! Pucuk dicinta ulam pun tiba. Aku sangat senang sekali. Biar pun kepindahan namja aneh itu adalah musibah bagiku tapi ternyata dia membawa berkah untukku.
Yes!! Oh, pangeranku.
“Ya! Apa kau melamun?” tiba-tiba Yesung menjentikkan jarinya di hadapan wajahku dan membuyarkan lamunanku.
“Ani. Aku tidak melamun.” Ucapku.
“Ya sudah, aku pamit dulu. Gomawo telah meminjamkan ku teleponmu.” Ujarnya lalu pergi keluar dari apartemenku.
‘Cih, dasar namja aneh.’ Pekikku dalam hati.
———————————————————————-
Pagi hari,
Tidak biasanya aku bangun dan telah rapi sepagi ini. Sekarang sudah pukul 6 pagi. Aku sudah siap dan bergegas menuju ke lobi apartemen. Aku sengaja bergegas karena aku yakin pangeranku pasti akan kesini. Oh, betapa beruntungnya kau ini, Hwa Young ^^ .
Ketika aku sedang berdiri di dekat pintu lobi apartemen, tiba-tiba,
“Wah! Ternyata kau ini yeoja yang cukup rajin. Pagi-pagi seperti ini sudah rapi sekali.” Tiba-tiba Yesung muncul dari belakangku dan membuat aku terkaget.
“Ehm, aku memang orang yang rajin.” Ucapku dengan bangga.
Dia berdiri di sampingku, lalu pangeranku akhirnya datang. ‘Ah, dia tampan sekali. Wajah malaikat yang menggoda hati.’ Pujiku dalam hati.
“Ah, akhirnya kau datang juga. Ayo kita berangkat!” ucap Yesung kepada Donghae.
“hehe. Mian, aku sedikit terlambat. Lho? Hwa Young-ssi?” ujar Donghae.
Hah? Dia menyapaku? Dia memanggil namaku? Omo, apa yang harus aku lakukan? Apa yang harus aku jawab. Aku menjadi salah tingkah seperti ini.
“Ya!! Dia bertanya kepadamu. Kenapa kau malah seperti orang salah tingkah begitu?” bentak Yesung kepadaku.
Huh! Namja aneh itu selalu saja merusak suasana.
“Ah, annyeong Donghae oppa! Kau ternyata hafal namaku oppa.” Ucapku sambil tersenyum kepada Donghae, ku abaikan Yesung yang berdiri di sampingnya.
“Kau tinggal di apartemen ini juga?” tanya Donghae kepadaku.
“Oh, ah, ne, oppa.” Ucapku tanpa lupa menyelipkan senyum terbaikku untuknya.
“Ya, dia memang tinggal di apartemen ini. Dan sial untukku, ternyata aku malah bertetangga dengannya.” Tiba-tiba Yesung berkomentar.
“Hah? Kau pikir aku juga tidak sial apa tinggal bertetangga denganmu? Kau tahu, kau itu musibah untukku!!!” balasku tidak mau kalah darinya.
“Aku? Musibah? Ya!!! Lihat!! Selama ini, setiap aku bertemu denganmu, aku yang selalu sial. Aku yang selalu terkena musibah. Justru kau yang musibah untukku!!!!” teriak Yesung.
“Aigoo~ kalian berdua ini!! Sudah. Sudah. Masa pagi-pagi seperti ini sudah bertengkar!! Kalau begitu ayo kita berangkat bersama. Nanti kalau terlambat, kita ketinggalan bus lagi.” Bujuk Donghae.
Ah! Pangeranku. Kau memang sangat berbeda dengan namja aneh itu. Aku kasihan padamu bisa bersahabat dengan dia. Ingin rasanya aku membujukmu untuk menjauhi namja aneh itu. Aku lalu mengikuti Yesung dan Donghae yang berjalan di depanku. Omo, mimpi aku semalam? Berangkat ke sekolah bersama pangeranku, satu bus lagi dan lebih hebatnya lagi, aku yakin ini akan setiap hari aku jalani. Yes!!!!!!! Hahaha ^^
———————————————————————–
Siang hari (sepulang sekolah) ,
Hari yang melelahkan tapi penuh keberuntungan bagiku. Aku sampai di apartemen namun ketika ingin naik lift, aku bertemu dengan namja aneh itu lagi. Aku pun dengan TERPAKSA satu lift dengannya.
“Hmm, kau menyukai Donghae yaa?” tiba-tiba Yesung bertanya kepadaku.
“Bukan urusanmu!” jawabku singkat.
“Lebih baik kau lupakan saja dia. Donghae itu sudah punya kekasih.” Ujar Yesung.
“Yaa!! Apa kau pikir aku akan percaya dengan perkataanmu itu? Kau itu berbohong kan? Kau hanya tidak suka kalau aku dekat-dekat dengan sahabatmu itu kan? Ahh!! Apa kau cemburu pada kami?” bentakku kepadanya.
“Yaa!!! Untuk apa aku cemburu kepada kalian berdua, hah? Tidak ada untungnya bagiku. Aku hanya ingin memberitahumu saja. Tapi, ya kalau kau ingin sakit hati, silahkan lanjutkan saja perasaan cinta buta-mu itu. Aku pastikan kau akan menyesal tidak mendengarkan nasihat dariku!!” Yesung balik membentakku.
Aku kesal sekali mendengar dia berbicara seperti itu kepadaku! Ketika pintu lift terbuka, aku pun langsung bergegas keluar dari lift. Ahh! Aku benci sekali sama namja aneh itu. Apa urusan dia ikut campur masalah pribadiku? Berkomentar tentang perasaan sukaku kepada sahabatnya! Donghae saja tidak ribut kalau aku dekat-dekat dengannya, kenapa malah dia yang risih. Dasar, namja aneh!!!
Malam hari,
Aku pergi ke minimarket membeli cemilan. Ketika ingin keluar dari minimarket, hujan turun dengan deras. Ah! Aku lupa membawa payung. Bagaimana ini? Terpaksa aku pulang dalam keadaan bermandikan hujan. Aku berlari kencang supaya tidak terkena hujan banyak. Namun, ketika melewati sebuah kafe, aku melihat seorang namja yang aku kenal. Pangeran?? Ya, itu pangeranku. Aku tersenyum lalu ingin masuk ke kafe itu tapi tiba-tiba ku lihat seorang perempuan menghampiri Donghae. Perempuan itu mencium pipi Donghae! Apa ini? Apa yang aku lihat barusan hanya mimpi? Ini tidak nyata kan? Tidak mungkin kan pangeranku itu bersama perempuan lagi di sebuah kafe lalu perempuan itu mencium pipi Donghae?
Aku terkejut melihat kejadian dihadapanku! Ku lihat Donghae dan perempuan itu saling berpegangan tangan. Mereka terlihat sangat bahagia. Ku jatuhkan cemilan yang tadi ku beli di minimarket, aku lalu berlari tanpa arah. Aku menangis, aku tidak tahu ada apa dengan perasaanku. Perasaan dimana kau bisa merasakan kehancuran yang mendalam. Perasaan dimana kau seperti ingin meninggalkan dunia ini. Perasaan yang membuat batinmu tersiksa. Apa ini yang namanya sakit hati? Aku terjatuh di tengah jalan. Aku tetap menangis, tidak ku pedulikan orang-orang sekitar yang melihatku dengan tatapan penuh pertanyaan. Aku menangis dengan kencang, lalu ku rasakan seseorang menghampiriku, dia menutup kepalaku dengan payung yang dibawanya.
“Sudah ku bilang kan? Kau tidak mau mendengarkan aku sih!” Ya! Itu Yesung.
Aku masih tetap menangis.
“Ah, aku benci sekali melihat perempuan menangis tidak jelas seperti ini. Sudahlah berhenti menangis. Tidakkah kau merasa kasihan kepada dirimu sendiri yang hanya menangisi namja yang sudah punya kekasih itu. Percuma saja kau menangis seperti ini! Orang-orang melihatmu dengan tatapan aneh, walau kau menangis seperti ini pun Donghae tetap tidak akan bersamamu kan? Aku tahu Donghae itu orang seperti apa, aku lebih tahu dia daripada kau! Dia sangat mencintai kekasihnya itu, jadi tidak mungkin dia melepaskan kekasihnya hanya untuk perempuan seperti ini. Sudah, berhentilah menangis.” Jelas Yesung.
“Yaaaaaaa!!!!!! Tidak bisakah kau diam? Aku tidak butuh nasihat atau kalimat apapun darimu! Aku membencimu!! Kau orang yang sangat menyebalkan!! Kau yang membawa musibah untukku! Tinggalkan aku sendiri!!!!!” teriakku sambil tetap menangis.
“Dasar! Keras kepala!!” ucapnya ketus lalu pergi meninggalkan aku.
Aku tetap saja menangis. 10 menit, 15 menit, 20 menit, 25 menit, 30 menit. Ya, sudah 30 menit aku menangis di tengah jalan bermandikan hujan seperti orang bodoh. Ku putuskan untuk pulang, tapi ketika ku lirik di sampingku terdapat sebuah payung berwarna biru. AH! Pasti payung namja aneh itu. Aku berusaha berdiri dan meninggalkan payung itu tapi aku kemudian berbalik dan membawa payung itu pulang bersamaku.
Aku tiba di apartemenku, kepala sangat pusing sekali, kucoba menahan diriku agar tidak jatuh pingsan setidaknya sampai aku tiba di apartemenku. Aku berusaha membuka pintu apartemenku, tidak, kepalaku sangat sakit sekali. Kurasakan tubuhku sangat lemas. Aku.. Aku terjatuh di depan pintu apartemenku.
———————————————————————
Esok pagi,
Kepalaku terasa sakit sekali. Susah sekali untuk membuka mataku. Ah, dimana aku? Apa aku masih hidup?
“Kau sudah bangun?” Bisa kudengar itu suara Yesung. Yesung? Dimana aku?
Kubuka mataku lalu, “Argghh. Dimana aku?” tanyaku sambil menahan sakit di kepalaku.
“Di apartemenmu sendiri. Semalam kau terjatuh pingsan. Dokter bilang kau terlalu lama kehujanan kemarin. Sampai-sampai kamu dehidrasi. Sekarang makan ini dulu.” Ucapnya sambil memberiku semangkuk bubur.
“Aku tidak mau makan.” Tolakku.
“Ya!! Hwa Young-ssi!! Kau ini sungguh keras kepala, hah. Lihat kondisimu saat ini! Sangat menyedihkan. Kalau bukan noona-mu yang minta tolong kepadaku untuk menjagamu aku juga tidak ingin berlama-lama bersama orang menyedihkan seperti kau.” Paksa Yesung.
Aku pun menurutinya. Apalagi setelah dia bilang kalo unnie ku minta tolong kepadanya untuk merawatku. Aku tidak ingin membuatnya khawatir akan kondisiku. Aku pun makan bubur yang Yesung siapkan, lalu meminum obat.
“Sekarang istirahatlah.” Ucap Yesung singkat.
“Kau mau kemana?” tanyaku.
“Pulang.” Jawabnya.
“Andwe! Kau tidak boleh pulang. Aku ini sedang sakit, tidak boleh ditinggal sendiri. Pokoknya seharian ini kau harus disini. Lagipula, unnie ku sudah menitipkan aku kepadamu kan? Aku tidak mau ditinggal sendiri.” Pintaku kepadanya.
“Aishhh~ kau ini sungguh merepotkan.” Jawab Yesung kesal.
Ah! Aku punya ide untuk menyiksa namja aneh ini. Mumpung aku sedang sakit, akan kusuruh dia membereskan apartemen dan menyelesaikan semua tugas-tugasku.
“Ya! Bereskan apartemenku.” Ucapku pada Yesung.
“Tidak punyakah kau sikap sopan santun? Tidak bisakah kau menggunakan kata ‘tolong’ ketika meminta seseorang melakukan sesuatu?” ujar Yesung.
“Ara. Arasso. Tolong bereskan apartemenku.” Ucapku lagi.
“Andwe! Aku ingin kau bilang seperti ini, ‘Yesung oppa. Aku kan sedang sakit, maukah kau menolongku untuk membereskan apartemenku? Aku mohon, oppa’ . Nah, seperti itu!!” jelas Yesung dengan wajah tersenyum.
Mwo? Oppa?? Sejak kapan aku mau memanggil dia dengan sebutan itu?? AHH! Dia pasti mengerjaiku.
“Ehmm. Hmm. Yesung oppa, aku sedang sakit, maukah kau menolongku untuk..untuk..membereskan apartemenku? Aku..aku..aku mohon oppa.” Ucapku dengan ragu.
“Hahaha. Ne, yodongsaeng!!” jawab Yesung dengan tertawa.
Hah! Puas sekali dia mengerjaiku. Dasar aneh! Biarlah yang penting ada yang mau membereskan apartemenku.
—————————————————–
Sudah satu minggu ini, Yesung selalu menemaniku. Tidak kusangka ternyata di balik sikapnya yang ketus itu ternyata dia baik hati dan ya, aku sudah tidak memanggil namanya lagi, aku mulai terbiasa memanggilnya dengan sebutan ‘oppa’. Memang sudah sepantasnya aku memanggil dia seperti itu, dia kan memang 1 tahun lebih tua dariku. Donghae? Aku sendiri bingung apakah masih memiliki perasaan cinta kepadanya atau tidak, tapi yang pasti semenjak Yesung selalu bersamaku, aku jarang memikirkan dia. Kabar terakhir yang aku dapat dari Yesung, Donghae putus dengan kekasihnya. Bukan, kekasihnya yang ingin putus dengan Donghae. Karena kekasihnya itu ingin pindah ke Australia dan dia tidak kuat untuk pacaran jarak jauh, makanya dia ingin pisah dari Donghae. Ku dengar juga, Donghae sangat terpukul akan keputusan kekasihnya itu. Dia seperti kehilangan separuh jiwanya. Yesung bilang dia lebih sering murung belakangan ini. Aku turut merasa sedih mendengar kabar tentang pangeranku itu.
Malam hari,
Aku keluar dari apartemenku untuk pergi mencari makan malam. Aku bertemu Yesung di depan apartemenku dan,
“Kau mau kemana?” tanya Yesung.
“Mau cari makan malam, oppa.” Jawabku.
“Hujan seperti ini? Kenapa tidak makan mie instan saja!” bujuk Yesung.
“Ani. Aku tidak ingin mie instan oppa. Lagipula aku kan bawa ini.” Ucapku sambil mengangkat payung berwarna biru.
Aku pun langsung berpamitan dengan Yesung lalu pergi mencari makan malam. Akhirnya ku putuskan untuk makan malam di sebuah restoran kimchi dan memesan nasi goreng kimchi. Ketika akan mencari tempat duduk, kulihat pangeranku ada di restoran ini juga. Aku pun menghampirinya,
“Oppa?” tanyaku pada Donghae.
“Ah, Hwa Young-ssi. Apa kabar? Apa kau makan malam juga disini?” tanya Donghae.
“Aku baik, oppa. Ne, boleh aku duduk disini?” tanyaku lagi.
“Oh, tentu saja boleh. Kau sudah pesan makan?” tanyanya.
“Ne, oppa.” Jawabku.
Suasana hening.
“Ehm, Hwa Young-ah..” tiba-tiba Donghae berbicara kepadaku.
“Ne, oppa?” ucapku.
“Hwa Young-ah, maukah kau jadi pacarku?” ujar Donghae.
Mwo?? Apa yang ku dengar barusan? Apa dia meminta aku menjadi pacarnya?? Ini tidak mungkin kan?? OMO! Aku harus bagaimana ini? Aku ingin menjawab iya tapi kenapa tiba-tiba aku teringat akan Yesung. Aku membayangkan wajahnya yang sedang marah (?)
“Kkkaaauuu serius, oppa?” tanyaku dengan gugup.
“Ne, tentu saja! Apa aku terlihat sedang bercanda? Aku menyukaimu. Aku ingin kau menjadi kekasihku. Kau menyukaiku juga kan?” ucap Donghae.
“Aaa..kkku ingin sekali menjadi kekasihmu, oppa. Tapi..tapi..” ucapku.
“Tapi, kau mencintai Yesung, iya kan?” tebak Donghae.
Hah! Aku? Mencintai Yesung? Mana mungkin, dia kan hanya aku anggap seperti….tidak!! Jangan-jangan apa yang dikatakan Donghae barusan benar. Aku mencintai Yesung?? Kenapa aku tidak bisa mengiyakan langsung ungkapan cinta Donghae kepadaku? Bukankah ini impianku? Dia kan pangeran yang selama ini aku suka, malaikat berwajah tampan yang sangat menggoda, mana mungkin aku menolaknya hanya demi seorang namja aneh yang bernama Yesung itu? Kau sudah gila, Hwa Young!!!!!!!!
“Aaaa..kkku tidak tahu, oppa. Aku bingung.” Jelasku pada Donghae.
“Sebaiknya kau tidak bingung terlalu lama. Barusan Yesung mendengar pembicaraan kita.” Ucap Donghae lalu menunjuk ke arah seseorang yang keluar dari restoran.
‘Yesung oppa?’ ucapku dalam hati.
“Yesung pasti salah sangka. Maafkan aku, Hwa Young-ssi. Tidak seharusnya aku berkata seperti itu tadi. Sekarang, cepat kejar Yesung!! Dia sepertinya sangat kesal.” Desak Donghae.
“Ne, oppa! Aku pergi dulu.” Jawabku lalu meninggalkan Donghae.
———————————————————————————————-
Aku berusaha mengejar Yesung yang berjalan sangat cepat. Aku teriak memanggilnya tapi dia tidak menoleh kepadaku sama sekali. ‘Tolong berhenti, Yesung! Dengarkan aku dulu.’ Ucapku dalam hati.
Dia terus berjalan, lalu dia mulai menyebrang, aku terus mengejarnya. Tiba-tiba payungku terjatuh di tengah jalanan besar, lampu hijau sudah menyala, susah bagiku untuk kembali ke jalan mengambil payung itu tapi..tapi aku harus mengambil payung itu sebelum dilindas oleh mobil yang melintas. Aku memberanikan diriku mengambil payung, tidak ku pedulikan semua mobil-mobil yang membunyikan klakson mereka.
Namun, ketika aku berhasil mengambil payung itu, tiba-tiba sebuah truk melaju dengan kencang ke arahku, aku berusaha menghindar tapi kakiku tiba-tiba menjadi kram. Ah! Aku tidak bisa menghindar, aku akan..aku akan….
Ku rasakan tanganku ditarik hingga ke pinggir jalan. Aku terjatuh dan begitu juga orang yang menolongku. Yesung? Yesung yang menolongku.
“Yaaaa!! Apa kau ini sudah gila?? Apa kau tidak bisa membedakan mana lampu merah dan mana lampu hijau?? Kau sungguh… ahhhh!!!!!!!!!!” bentak Yesung.
“Mmmaafkan aku, oppa. Aku hanya ingin mengambil payungku saja.” Ucapku takut.
“Payung?? Kau mengorbankan nyawamu hanya demi payung itu!!! Kau sungguh merepotkan!!!” bentak Yesung lagi.
“Payung itu??? Payung itu katamu, oppa?? Kau tidak tahu kan betapa berharganya payung itu bagiku?? Payung itu segalanya bagiku, oppa!!! Payung itu yang menemaniku ketika menangis di tengah hujan selama berpuluh menit, payung itu yang mendengarkan suara tangisanku walau itu hanyalah benda mati!!!!!!! Itu..itu..itu payung yang kau berikan, oppa!!!!!!!!” pekikku sambil menangis.
HWA YOUNG’s POV END
—————————————————————————————-
YESUNG’s POV
Payung?? Jadi, itu payung yang pernah aku taruh disampingnya ketika menangis di tengah jalan? Jadi, dia masih menyimpan payung itu? Kenapa aku bisa lupa? Dia..dia…
Aku lalu membantunya untuk bangun,
“Mmmianhae. Aku tidak tahu kalau ternyata payung itu….” Ucapku.
Dia masih menangis. Bisa ku rasakan dia sangat sedih. Apa dia menangis karena ku? Tuhan, aku tidak sanggup melihat yeoja yang aku cintai ini menangis, apalagi dia menangis hanya karena namja seperti ku. Aku lalu menariknya dan memeluknya erat. Tidak ku pedulikan orang-orang yang melihat kami berpelukan.
“Yesung oppa….” Ucap Hwa Young.
“hmmmm…” jawabku.
“Saranghae..” ucapnya pelan.
“Na-do.. saranghaeyo.” Balasku sambil tetap memeluknya.
“Ayo kita pulang!” ajakku lalu melepas pelukanku kepada Hwa Young.
“Aku belum mau pulang, oppa!” balas Hwa Young.
“Mwo? Ada apa lagi? Payung itu sudah kau ambil kan? Memangnya payung mu rusak? Tidak kan?” tanyaku penasaran.
“Ne, tapi aku lapar oppa!!! Gara-gara kau yang tadi langsung kabur begitu saja, aku belum sempat makan nasi goreng kimchi yang tadi aku pesan. Sekarang aku ingin kembali ke restoran itu dan makan oppa.” Jawabnya polos.
Aishhh~ aku gemas sekali mendengar jawaban dia.
“Arasso!!! Akan kuturuti semua permintaanmu.” Ucapku sambil mengacak-acak rambutnya.
YESUNG’s POV END
TAKE OUT WITH FULL CREDIT
0 comments:
Post a Comment