Sempat berniat pulang, obrolan lewat ponsel dengan Lee Ha salah satu pengurus Hwa Ahn Dang membuat Soo-ha berubah pikiran. Sementara itu, berita tentang kehebohan Dong-gyu sampai ke telinga Myeong-suk dan Chan-min, yang kaget setengah mati.
Di pabrik, Dong-gyu tidak habis pikir karena rasa pangsit yang dihasilkan tidak keruan, dan meminta sang asisten untuk memanggil ahli masakan......yang ternyata adalah Soo-ha. Setelah diteliti, ternyata perbedaan ada di bagian kulit pangsit.
Dengan wajah berbinar, Dong-gyu membawa pangsit hasil buatan pabrik ke Man-bok dan meminta sang kakek untuk mau merestui hubungannya dengan Soo-ha apabila rasa produk sesuai dengan yang diharapkan. Bisa dibayangkan, bagaimana kagetnya Man-bok saat tahu pangsit yang dimakan bukan dari Hwa Ahn Dang melainkan hasil dari produksi salah satu pabriknya.
Sayang, Man-bok ternyata masih keras hati sehingga Dong-gyu datang ke Hwa Ahn Dang dengan tangan hampa. Melihat mata Soo-ha yang begitu berbinar, pemuda itu tidak tega dan akhirnya berbohong dengan menyebut sang kakek telah menyetujui hubungan mereka.
Bersama-sama, keduanya menghadap para pengurus Hwa Ahn Dang untuk minta restu.
Di Seoul, Hwa-ran sempat kebingungan mendapat ikatan bunga dan sekotak kue dari Joon-young. Namun begitu melihat isinya, gadis itu sadar bahwa pria yang dicintainya tersebut telah tahu siapa ia sebenarnya. Sambil bercucuran air mata, Hwa-ran mengangkat telepon Joon-young dan menyebut kalau gadis yang disukai sang kakak Soo-ha telah lama mati.
Sebal dengan Man-bok yang rewel, Yoo-il memutuskan menyusul Dong-gyu ke Hwa Ahn Dang untuk membujuk pria itu kembali. Namun, begitu melihat betapa bahagianya Dong-gyu dan Soo-ha saat hidup sebagai petani, ia berubah pikiran.
Yoo-il yang tidak tahu apa yang terjadi menceritakan semuanya pada Soo-ha....termasuk tentang belum direstuinya hubungan gadis itu oleh Man-bok. Keruan saja saat kembali ke Hwa Ahn Dang, Soo-ha memanggil Dong-yu dan dengan tegas meminta sang kekasih untuk tidak kembali sampai restu yang selama ini diharapkan bisa didapat dari sang kakek.
Melihat nona besarnya sedih, Lee Ha nekat berangkat sendirian ke Seoul untuk bertemu Man-bok. Berkat bantuan Chan-min (keduanya berpapasan di tengah jalan), wanita tua itu berhasil menemui sang pemilik TOP Group dan akhirnya sukses membujuk Man-bok merubah pikirannya tentang hubungan Dong-gyu dan Soo-ha.
Dong-gyu yang mendengar Man-bok bakal menemui para tetua langsung bergegas ke Hwa Ahn Dang karena takut bakal terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, bahkan bersama Soo-ha nekat menerobos masuk ruang pertemuan. Padahal, di saat yang sama Man-bok berniat untuk memohon maaf atas kesalahannya 50 tahun silam.
Keruan saja, para tetua kembali salah-paham dan mengira itu bagian dari strategi Man-bok. Pada saat itulah sang pemilik TOP Group melakukan hal yang tidak disangka-sangka : ia berlutut dihadapan semua dan memohon supaya akibat kesalahan yang pernah dilakukannya tidak ditimpakan pada Dong-gyu sang cucu.
Diwarnai suasana tegang, Dong-gyu dan Soo-ha (serta Man-bok dari belakang) langsung lega mendengar para tetua bertepuk tangan yang menjadi pertanda mereka setuju. Secara seremonial, Man-bok akhirnya kembali ke Hwa Ahn Dang sambil membawa beberapa ekor sapi sebagai pertanda untuk membayar kesalahannya lebih dari setengah abad silam.
Di tengah kebahagiaan yang dirasakan Hwa Ahn Dang, masih ada satu orang lagi yang akhirnya memutuskan berdamai dengan masa lalunya : Hwa-ran, yang meminta Joon-young untuk mengantar bibi Hwa menemuinya di luar desa. Bersama, keduanya masuk dan bersama yang lain merasakan kemeriahan pesta pernikahan Dong-gyu dan Soo-ha yang sudah tentu digelar secara tradisional.
Thursday, April 22, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment