Saturday, June 26, 2010

Style (Episode 16-Tamat)


Sinopsis Style
Episode 16 (End)


Kim Min Joon mengantar Park Ki Ja ke kantor. Dia mewanti-wanti agar Ki Ja tidak terlalu capek dan tidak lupa minum obat. Min Joon berkata dia akan menjemput Ki Ja pulang nanti.

Park Ki Ja mengetahui kondisinya kurang bagus dia mulai mendelegasikan tanggungjawab isi edisi 204 kepada Lee In Ja. Para editor sekrang seudah kembali percaya diri. Style tetap bisa mengalahkan edisi perdana Rian Lux. Rian Lux seperti lebih mirip catalog produk daripada majalah.

Park Ki Ja sendiri berkonsentrasi merancang sendiri desain tas Seo Yeon So, dengan ide dari tas pribadi Seo Yon So yang diberikan woo jin padanya.

Park Ki ja minta bantuan Seo Jung untuk mencari tahu trend bentuk dan bahan tas terbaru.

Mereka berdua lalu menemui perwakilan Rouen. Mereka tertarik desain Ki Ja dan mau memproduksi tas tersebut. Stelah dinas luar selesai Ki Ja dan Seo Jung berpisah. tak lama kemudian Park Ki Ja ambruk pingsan di mall.

SEo Woo Jin menemui Lee Bang Ja, kali ini karena keuangan mereka dibekukan dia meminta bantuan lagi untuk membantu membayarkan utang pada Son Byung Yi.

Park Ki ja di rumah sakit, saat sadar Min Joon menungguinya. Min Joon membujuk Ki Ja untuk mengikuti saran dokter segera dioperasi. Stelah operasi Ki ja harus istirahat total selama 7 hari.

“Setelah itu masih ada deadline 3 minggu untuk edisi 204, aku akan membawakan laptop, hpmu ke rumah sakit sehingga kau bisa mengontrol pekerjaan dari rumah sakit”, kata MinJoon menawarkan solusi.

Ki ja meminta operasinya ini dirahasiakan , hanya para editor yang boleh tau, termasuk dari Woo Jin.

Untungnya Para editor yang tersisa semakin kompak dan kreatif . Setelah Rian lux gagal di edisi perdananya mereka semakin percaya diri. mereka mengusulkan item yang menarik dan berkualitas untuk edisi 204. Lee In Ja baru kali ini merasa puas dengan usul2 juniornya. Seo Jung menawarkan wawancara dengan pemimpin redaksi untuk artikel utama. menurut dia justru karena terbaring di rumah sakit pemred jadi mudah untuk ditemui.

Seo Woo Jin datang ke kantor mencari Park Ki Ja, para editor merahasiakan bahwa park Ki Ja sedang di opname. Woo Jin bingung karena tidak menemukan Ki Ja. Dia lalu memohon pada Seo Jung agar memberitahu keberadaan park Ki Ja.

“Asal kau berjanji tidak akan protes dan memarahinya. kau hanya butuh mengerti dia”, kata seo jung mengajukan syarat. tapi kemudian Min Joon menelepon Woo Jin, dia akhirnya memberitahu Woo jin bahwa ki ja di rumah sakit.

Seo Wo Jin datang erburu-buru ke rumah sakit. Woo jin kesal dan mengomel karena Park Ki Ja merahasiakan keadaan sakitnya darinya.
Min Joon melihat suasana jadi tidak enak, dia menarik woo jin ke luar.
“Di usiamu yang sudah setua ini kamu tidak tahu bagaimana cara mencintai dan merangkul hati wanita?”, sindir Min Joon.

Saat Ki Ja tertidur, woo jin masuk dia memegang tangan Ki ja, dia berbicara sendiri bahwa dia membutuhkan Ki ja dan ingin menikah dengannya begitu dia pulih kondisinya. Woo Jin dulu tidak pernah berpikir ingin menikah tetapi kini dia berubah pikiran.

Woo Jin menunggui Ki ja sampai terbangun. Dia mengambilkan minuman dan bertanya dengan lembut mengapa Ki Ja merahasiakan ini padanya. Dia juga minta Ki ja tidak usah khawatir tentang profesi chef nya. Di amasih bisa menjadi koki di sana, hanya bukan menjadi pemilik restoran lagi. Ki ja tetap merasa kasihan.

Woo jin ingin mengatakan sesuatu

“Setelah kau pulih nanti, mari kita…”, Woo jin kelu lidahnya dia sebenarnya ingin “melamar” Ki Ja. “Mari kita…bersama bekerja untuk Style”, kata Wwoo jin merubah maksud kalimatnya.

Lee Seo Jung berkata pada ayahnya, bahwa ibunya telah pamit untuk belajar di luar negeri. Dia meminta ayahnya juga mencari teman wanita lagi. Seo Jung menunjukkan gaun pengantin yang ibunya berikan padanya. Tapi seo jung ingin ayahnya merombak gaun pengantin itu. Seo jung belum memikirkan untuk menikah dia ingin memakaikan gaun ini pada seseorang yang selama hidupnya terus mengabdikan dirinya pada kerja dan karir.

Lee bang ja ditemani Woo Jin datang menengok Ki Ja saat seo jung tengah mewawancarai Ki Ja.

Lee Bang Ja menasehati Ki Ja untuk memanfaatkan kesempaan ini untuk banyak beristirahat. Beliau sudah tahu penyakit park ki ja, dia memberi wejangan
“Anak itu karunia dari Tuhan. Jika mungkin seorang wanita tidak punya anak, itu karena Tuhan tidak ingin sang ibu terlalu menderita karena bayinya. Jadi jangan terlalu sensitif hanya karena masalah itu”, ujar Lee bang ja bijak.

Kim Min Joon memperlihatkan buku pertamanya yang diedit oleh Seo Jung yang baru terbit. Seo Jung bangga namanya tertulis disitu sebagai editor. Seo Jung sebenarnya tak rela Min Joon pulang ke London. Min Joon berkata dia akan tetap di sini

“Aku khawatir jika aku pergi, kamu sementara tak punya tempat tinggal lagi”, goda Min Joon. Seo Jung sangat bahagia dia sampai ingin memeluk MinJoon. Min Joon menggodanya dengan menyebutkan aturan mereka tinggal bersama,ga boleh ada perasaan pribadi/kontak fisik.

Para editor sudah mulai matang dan mampu menjalankan tugas mereka tanpa ditunggui pemrednya. Seo Jung sekarang seperti Ki Ja dia sibuk mengarahkan dan memarahi juniornya agar bisa bekerja. In Ja sekarang juga terbiasa sebagai pejabat sementara pemred. Dengan adanya program investasi dari pembaca setia Kali ini dilaporkan jumlah iklan meningkat drastis. rekor terbanyak sepanjang sejarah style.

Park Ki Ja telah pulih. Jadwal pertamanya setelah masuk kerja lagi adalah melakukan pemotretan untuk wawancaranya. Para staf telah berkumpul semua dan menyiapkan semua keperluan pemotretan, mereka juga menyiapkan ahli rias terbaik.

Park Ki Ja datang mereka semua menyambut kembalinya dengan gembira. Park Ki ja dirias lalu berpose di depan kamera dengan berbagai busana dan gaya. Min Joon yang langsung memotretnya.

Park Ki Ja kaget karena busana terakhir yang disiapkan Seo Jung adalah gaun pengantin. Seo Jung beralasan bahwa gaun pengantin adalah gaun impian semua wanita. Park Ki Ja selalu sibuk dengan kerja dan karir seojung ingin park ki ja merasakan memakainya. Park Ki Ja sedikit tersinggung dia berkata bahwa tiap orang punya kehidupan masing-masing. Akhirnya Min Joon berkata bahwa itu gaun terakhir yang diberikan ibunda Seo Jung. Seo Jung sengaja meminta ayahnya mempermak baju itu.

“Kamu adalah role model untuk Seo Jung”, kata Min Joon

Ki ja akhirnya luluh dia mau memakai gaun itu.

Seo Woo Jin telah bersiap-siap menemui park Ki Ja dilokasi pemotretan, dia berpakaian sangat rapi. Dan sebelum pergi dia tersenyum pada foto ibunya dengan bahagia.

Sesi pertama pemotretan selesai. Seo Jung berbincang kembali dengan Ki Ja. Ki Ja berkata bahwa dia akan cuti selama 3 bulan, selama dia cuti dia akan memberikan kursinya pada Seo Jung. Seo Jung mengingatkan Ki Ja saat-saat bahagianya dulu bekerja. Dia bangga akan kemajuan Seo Jung dan dia mengira Seo jung orang yang tepat untuk menggantikannya nanti.

Woo Jin datang menemui Ki Ja. Ki Ja malu dan risi karena dia sedang memakai gaun pengantin. Woo Jin diberi tahu oleh seo jung bahwa akan ada pemotretan Ki ja. Dan seo jung memitna Woo jin datang dan melihat Ki Ja memakai gaun pengantin

“Katanya kau pasti akan cantik memakai gaun pengantin”, kata Woo Jin. Ki Ja cuek dan menganggap itu rayuan gombal. Woo Jin gugup dan malu dia ingin melamar Ki Ja.

“Sekarang dibanding mendiang ibu saya, kamulah orang yang paling saya inginkan untuk tinggal bersama”, kata Woo Jin. Woo jin lalu mengeluarkan cincin. dia lalu berlutut di depan Ki Ja dan memakaikan cincin itu di jari Ki ja.

“Aku tidak menjanjikan apa-apa, aku hany akan memberikan semuanya untukmu. berbagilah denganku dan tetaplah di sisiku”

Park Ki Ja luluh. Dia akhirnya tersenyum manis menerima lamaran Woo Jin.
Park Ki Ja meneruskan sesi pemotretan berikutnya denan gaun pengantin (mirip pre weeding). Para staf mendorong Woo Jin agar maju berpotret bersama Ki Ja. Beneran mirip foto pre wedding. Mereka juga berteriak agar mereka berdua berciuman.

Woo Jin mencium pipi Ki Ja dengan manis…


TAMAT

0 comments: