Sinopsis Mr. Goodbye
Episode 13
"Hasilnya sudah ada tapi... Kalian ingin aku berkata yang bagus-bagus atau berkata yang sebenarnya?" tanya peramal.
"Yang bagus-bagus." kata Young In, bersamaan dengan jawaban Hyun Suh, "Yang sebenarnya."
"Tanyakan lagi, Paman!" pinta Young In.
Mulanya peramal menolak karena jawaban yang pertama adalah yang jujur. Tapi Hyun Suh memberi isyarat agar peramal menuruti Young In. Peramal bertanya lagi.
"Yang sebenarnya." jawab Young In, bersamaan dengan jawaban Hyun Suh, "Yang bagus-bagus."
Ujung-ujungnya, Kakek peramal tidak mau memberitahu hasil ramalannya pada Young In dan Hyun Suh.
Young In keluar terlebih dulu dengan kesal. "Kurasa Kakek itu sedikit...." Young In memotong perkataannya sendiri. "Dia tidak mau memberitahu hasil ramalannya! Mungkin masa depan kita tidak bagus..."
Hyun Suh menoleh ke arah tenda si peramal dengan ekspresi was was.
"Bukankah hidupmu terlalu pendek untuk membina hubungan yang serius?" tanya peramal.
Malam itu, Hyun Suh tertidur di lantai. Ruangan itu gelap dan sepi. Hyun Suh hanya bisa mendengar suara 'tik tok, tik tok, tik tok', suara alat yang membantu jantungnya berdetak.
Hyun Suh bangkit dari tidurnya, kemudian membersihkan luka bekas operasi di dadanya. Ia menangis, memandang dirinya sendiri di cermin.
Keesokkan harinya Hyun Suh pergi ke meja pengawas dan memanggil Kyle.
"Ikut denganku." kata Kyle.
"Ya, Direktur." jawab Young In.
"Bukan kau." kata Hyun Suh. Ia berpaling pada Kyle. "Sepertinya penerusmu tidak sabaran."
"Penerus?" gumam Kyle. "Sepertinya sangat sulit."
Kyle mengikuti Hyun Suh ke ruang cctv. Pengawas cctv agak terkejut melihat Kyle.
"Sekretaris Oh ada di ruanganku dan Nikko..."
"Kau tidak pernah pergi dari negara ini." potong Kyle. "Apa sebenarnya yang kau lakukan satu bulan belakangan? Selama kepergianmu, kau tahu siapa orang yang merasa paling sedih? Nikko, Choi Young In. Kau tidak seperti orang yang kukenal. Jika kedepannya masih seperti ini, lebih baik kau berhenti sampai disini."
"Bukankah kau punya kesempatan mendekati Young In setelah kepergianku?" tanya Hyun Suh.
"Aku tidak tahu." kata Kyle. "Walaupun kau tidak ada, rasanya seperti kau selalu didekatnya. Itu selalu membuatku marah."
Hyun Suh tersenyum. "Setelah kupikir-pikir, kita berdua banyak kesamaan." katanya. "Nikko, Choi Young In. Tidak akan menyerah untuk mereka."
Hyun Suh memeriksa dokumen-dokumen di ruangannya.
"Laporan yang kuberikan padamu adalah informasi mengenai rencana mereka." Hyun Suh teringat Kyle berkata. "Sebagai Manager Umum, dia mengendalikan emosi para karyawan di hotel dan dari pusat. Mereka mengirimmu untuk menemukan apa yang tidak sesuai."
Setelah merasa bosan memeriksa, Hyun Suh menelepon Young In.
"Aku merasa senang karena tidak harus memecat dan menyakiti orang lain, lalu mengucapkan 'goodbye' pada mereka." ujar Hyun Suh.
"Memangnya kenapa dengan 'goodbye'?" tanya Young In. "Kau sibuk? Jika tidak sibuk, coba lihat keluar jendela. Hujan kesukaanmu sedang turun."
Hyun Suh menoleh. Di luar sedang hujan deras.
"Kau sangat menyukai hujan dan salju." kata Young In.
Kyle meletakkan pena dan bukunya ke meja dengan bunyi keras. Young In menoleh. Saat itu, Kyle sedang bangkit dari duduknya dan beranjak pergi.
"Kepala pengawas..."
"Bicara saja." kata Kyle. "Bicara yang keras."
Hyun Suh meminta Young In agar mengucapkan terima kasih pada Kyle. "Ucapkan terima kasih dan ia akan mengerti." katanya.
"Kepala pengawas!" panggil Young In. "Direktur.. Direktur mengucapkan terima kasih."
Kyle diam sejenak, kemudian tersenyum. "Aku mengerti."
Hyun Suh meminta Sekretarisnya untuk membatalkan semua jadwal kegiatannya. "Aku hanya tidak ingin melakukannya." kata Hyun Suh. "Mulai sekarang, aku hanya ingin melakukan hal yang menyenangkan."
Sekretaris curiga.
Hyun Suh menculik Young In dari kerjanya dan mengajaknya berkencan.
"30 menit." kata Hyun Suh.
"Tidak. 15 menit." bantah Young In. "Kepala pengawas sangat menyeramkan. Aku takut padanya, tapi kau tidak menakutkan sama sekali."
Young In dan Hyun Suh makan di sebuah restoran.
Hyun Suh diam, memandang makanan itu dengan ragu. "Kau harus menghindari makanan dengan vitamin K." Ia teringat dokter berkata. "Kulit acar, selada, dan sayuran hijau yang seharusnya menolongmu, nyatanya malah berbahaya untukmu. Kau akan mengalami efek samping atau rasa sakit yang kuat."
Young In memandang Hyun Suh. "Apa lagi yang salah dengan makanannya?" tanyanya.
"Kulit acar." kata Hyun Suh.
Young In mengambil kulit acar di mangkuk Hyun Suh dan memakannya.
Setelah selesai makan, Young In mengajak Hyun Suh ke sauna umum.
Hyun Suh belum pernah melakukan itu sebelumnya. Ia merasa malu dan ragu berganti pakaian. Di tambah lagi, ia merasa jijik dan risih karena harus menggunakan pakaian yang pernah dipakai orang lain.
Akhirnya Hyun Suh berganti pakaian juga.
Young In bertanya pada Hyun Suh apa yang tidak disukainya dan apa yang disukainya. Menurut Young In, ia dan Hyun Suh pasangan yang ideal karena mereka saling melengkapi. Hyun Suh suka putih telur dan Young In hanya makan kuning telur. Hyun Suh suka dada ayam, tapi Young In tidak suka.
"Berbeda itu sempurna." kata Young In senang.
Kyle dan Kang Chul Goo bertemu di bar.
"Apa yang terjadi jika Direktur Yoon tahu segalanya?" tanya Kyle. "Semua dokumen sudah dikirim ke pusat. Jika kau mengirim dokumen yang salah dan mendapat bantuan dari pemegang saham, masih bisakah kau melaksanakan rencanamu?"
Kang Chul Goo terkejut.
"Apa yang akan kau lakukan jika aku memberitahukan segalanya pada Direktur Yoon?" tanya Kyle tajam.
"Benarkah kau melakukan itu?!" seru Chul Goo marah seraya menarik baju Kyle dengan kasar. "Satu bulan belakangan ini, kau hanya bersandiwara di depanku?! Begitu?!"
Kyle diam. Chul Goo berusaha mengendalikan emosinya.
"Direktur Yoon adalah orang yang terbaik, bukan?" tanya Chul Goo. "Dengan pengkhianatan ini, bagaimana kau bisa menghadapi ayahmu?"
"Aku yakin ayahku akan melakukan hal yang sama dengan yang kulakukan." kata Kyle tanpa ragu.
"Kau salah!" kata Chul Goo. "Ayahmu sangat membenci Direktur Yoon, jadi ia bunuh diri. Kau lupa?"
"Ayahku mengambil keputusan itu karena ia merasa bersalah karena tidak bisa melindungi hotelnya." bantah Kyle. "Karena itulah aku ingin melindungi hotel sampai akhir."
Setelah selesai dari sauna, Young In dan Hyun Suh mendinginkan diri. Di ruangan itu, salju buatan turun. Young In menepati janjinya yang dulu, untuk memperlihatkan salju pada Hyun Suh bukan pada musim dingin.
Young In berbaring. "Aku tidak sabar menunggu salju betulan di musim dingin." kata Young In. "Salju pertama di musim dingin ini, aku tidak mau sendirian. Aku juga ingin merayakan natal bersamamu. Saat tahun baru, ayo kita lihat matahari terbit bersama."
Hyun Suh sedih mendengar kata-katanya. Ia ikut berbaring di samping Young In.
Hyun Suh mengatakan bahwa ia akan mati dengan bersedih hati karena kini ia bertemu Young In, bertemu Yoon, dicintai dan mencintai. Ia akan mati dengan sedih karena semua itu hal yang baik.
Keesokkan harinya.
Soo Jin datang ke hotel dan menyapa Young In. "Dimana Hyun Suh tinggal?" tanyanya.
"Di apartemen." jawab Young In.
"Apa ia hidup sendiri?" tanya Soo Jin lagi. "Tidak seharusnya ia hidup sendiri."
Young In tertawa. "Hyun Suh bukan anak kecil lagi." katanya.
Soo Jin terdiam, kemudian memohon pamit.
Soo Jin datang ke ruangan Hyun Suh, tapi Hyun Suh sedang tidak ada disana, jadi ia menunggu.
Saat itu, Hyun Suh sedang ada di rumah sakit untuk melakukan check up.
"Dokter, bisakah kau menghentikan suara berdetik di jantungku?" tanya Hyun Suh.
"Apa suaranya sangat mengganggu?"
"Ya." jawab Hyun Suh.
"Suara itu akan muncul setiap kali katup terbuka dan tertutup. Aku tidak bisa melakukan apapun."
"Suara berdetik itu seperti berkata, 'Kau tidak punya waktu lagi. Kau tidak punya waktu lagi, Yoon Hyun Suh'." ujar Hyun Suh sedih. "Berapa lama lagi waktu yang kumiliki?"
"Tidak ada orang yang tahu." jawab Dokter.
"Aku bisa menahan rasa sakit dan tidak bisa tidur, tapi... ketika aku sedang bersama gadis yang kusukai, tolong hentikan suara ini, Dokter."
"Jika aku menghentikan suara itu, kau akan mati." kata Dokter.
Hyun Suh terus memohon pada dokter agar menghentikan suara alat di jantungnya ketika ia sedang bersama orang yang ia cintai.
Soo Jin terus menunggu, tapi Hyun Suh tidak juga datang. Ia berjalan ke jendela dan tidak sengaja melihat obat Hyun Suh.
Tidak lama kemudian, Hyun Suh tiba.
"Aku datang kesini bukan sebagai teman." kata Soo Jin. "Aku ingin membantumu. Kau masih pasienku, bukan?"
Hyun Suh diam.
"Ini waktunya kau melakukan check up." kata Soo Jin. "Ayo ikut denganku."
"Tidak perlu."
Hyun Suh cemas apakah Yoon memiliki masalah/penyakit bawaan lahir darinya. Tapi Soo Jin menjawab tidak ada masalah apapun karena penyakit Hyun Suh juga bukan sejak lahir. Itu membuat Hyun Suh tenang.
"Jantungmu berdetak dengan sehat, bukan?" tanya Soo Jin cemas.
"Ya." jawab Hyun Suh, tersenyum.
Hyun Suh mengajak Yoon makan di kedai kecil ibunya.
"Apa ia ayahmu?" tanya Ibu itu pada Yoon.
"Ya." jawab Yoon.
"Kalian sangat mirip."
"Yoon, kau mau makan apa?" tanya Hyun Suh.
Yoon melihat ke menu. Semua menu makanan itu pedas.
Setelah makanan diberikan, Hyun Suh menatap ibunya diam-diam. Tidak lama kemudian, seorang pria berpakaian tentara datang. Ibu itu sangat senang.
"Anakku sudah pulang!" serunya bahagia.
Hyun Suh menatap mereka dalam diam.
Saat hari sudah malam, Hyun Suh mengantar Yoon pulang.
"Lain kali, ajak ibu juga." kata Yoon pada Hyun Suh.
"Aku akan memikirkannya." jawab Hyun Suh berat hati.
Dalam perjalanan pulang, Hyun Suh terus teringat pada ibu dan anak laki-lakinya yang pulang dari wajib militer.
Ketika sama-sama sedang mencoba kabur dari rumah, Jae Dong dan Young In tidak sengaja berpapasan di lorong rumah.
"Kemana kau akan pergi?" tanya Young In.
"Aku ingin pergi ke kuil Budha dan mencoba belajar dengan pikiran yang fokus." jawab Jae Dong.
"Tinggallah disini. Jangan pergi." kata Young In. "Aku yang akan pergi kali ini."
"Kenapa?"
"Aku akan tinggal bersama seorang pria." jawab Young In.
Setelah Young In pergi, Mi Hee keluar. Rupanya ia tahu kalau putrinya akan pergi.
"Biarkan saja dia." kata Mi Hee ketika Jae Dong mencoba mengejarnya. "Kau bisa mempercayai kakakmu. Ia berbeda denganmu. Ia bisa jaga diri."
Hyun Suh bingung kenapa Young In membawa barang-barangnya ke apartemen.
"Aku akan tinggal disini." kata Young In. "Kau yang mengajakku tinggal bersama."
Young In hendak memasakkan sarapan untuk Hyun Suh. "Kau suka kacang?" tanyanya.
Tanpa berkata apa-apa, Hyun Suh menarik tangan Young In hingga kacang yang dipegangnya tumpah berantakan di lantai.
Hyun Suh mengusir Young In keluar.
"Karena kacang?" tanya Young In.
"Tidak, hidup bersama."
"Kenapa?"
"Kita tidak bisa hidup bersama." kata Hyun Suh, tanpa mengemukakan alasan. "Aku bisa melakukan apapun, tapi tidak hidup bersama."
"Kau tidak bisa?" tanya Young In. "Aku juga tidak bisa." Ia mencoba masuk ke dalam rumah, tapi Hyun Suh melarang.
Hyun Suh menutup pintu dan masuk ke dalam apartemennya lagi, memegang dadanya yang terasa sakit.
Dengan kesal, Young In mengangkat tasnya lagi turun ke lantai 1. Dengan meminjam telepon di ruang petugas, Young In menelepon kamar Hyun Suh dan membujuknya lagi.
Soo Jin datang ke dokter Hyun Suh untuk mencari tahu mengenai penyakit jantung Hyun Suh.
Seseorang menelepon Kyle dengan menggunakan bahasa Inggris. Orang itu mengatakan bahwa David melepaskan Nikko dan merekomendasikan Kyle sebagai Presidennya.
Kyle terkejut.
Young In masih duduk di depan apartemen dalam diam, menunggu Hyun Suh. Ia kaget melihat Kyle datang ke tempat itu.
Tidak lama kemudian, Soo Jin datang berlari-lari dengan cemas dan panik.
Bersambung
Friday, June 18, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment