Showing posts with label Indonesia. Show all posts
Showing posts with label Indonesia. Show all posts

Monday, December 5, 2011

Si Won say sorry because can't come to indonesia

type='html'>



Berikut adalah permintaan maaf dari Si Won yang enggak bisa hadir ke Indonesia untuk acara KIMCHI karena ia sibuk dengan syuting dramanya di Taiwan.

Hello Indonesia.
Saya Choi Si Won member Super Junior.
Terima kasih sudah mendukung acara KIMCHI.
Aku minta maaf aku tidak bisa hadir di acara KIMCHI karena ada syuting drama. Saya ingin datang ke Indonesia
Saya sungguh menyesal karena tidak bisa hadir, walaupun saya tidak bisa hadir tetapi semua teman dari Super Junior yang lain akan tetap hadir.
Para fans di Indonesia, semoga kalian menikmati acara KIMCHI
“AKU CINTA KALIAN”
 dan karena berita ini terciptalah trending topic untuk siwon ^^

Saturday, September 24, 2011

Menelusuri Jejak Agama Kolonial di Indonesia

type='html'>

Benarkah kolonialisme telah berakhir di negeri ini sejak kemerdekaan Indonesia diproklamirkan 1945? Pertanyaan yang masih patut untuk terus digugat oleh bangsa ini. Meskipun penjajahan fisik kolonial telah berakhir, namun tidak berarti tanpa menyimpan bias dan pengaruh terhadap perilaku, watak dan keagamaan bangsa Indonesia. 

Bangsa ini boleh saja *****ikkan kemerdekaan 17 Agustus, yang diperingati setiap tahun. Tapi bukan berarti ”penjajahan” telah usai. Praktik penindasan dan peminggiran sebenarnya masih ada di negeri ini. Negara (penguasa) tampaknya dalam hal ini dapat pula dikatakan sebagai subyek dominan yang tanpa sadar ”menerjemahkan” praktik-praktik kolonialisme dalam kebijakannya.

Dalam konteks politik keagamaan, dapat disebutkan misalnya, ”pendisiplinan” terhadap ajaran agama yang ”benar” dan yang dianggap ”salah”, termasuk melakukan kontrol terhadap keyakinan keagamaan yang dianggap ”sesat”. Otoritas penghakiman oleh negara (kuasa) dalam konteks politik keagamaan merupakan bagian politik kolonial, yang tanpa disadari memiliki pengaruh besar terhadap pembentukan karakter dan mental bangsa ini.

Sejarah mencatat, kolonialisme pernah ratusan tahun mencengkram negeri ini. Kurang lebih tiga setengah abad. Dari kedatangan sebagai pedagang kemudian menjadi imperialis, dilakukan kolonial untuk menguasai teritorial nusantara. Letupan perlawanan oleh bangsa ini pun terjadi ketika kekerasan imperialisme mulai menindas dan berkeinginan menguras kekayaan tanah jajahannya. 

Diantara tokoh kolonial (Belanda) yang memiliki peran besar terhadap sejarah imperialisme di negeri ini adalah Christiaan Snouck Hurgronje. Tokoh politik Belanda ini merupakan politisi kolonial yang dalam pemikiran politiknya untuk menguasai masyarakat nusantara lebih banyak mempresentasikan strategi perang dengan pendekatan keyakinan (agama). 

Menurut Snouck, untuk menekan perlawanan penduduk jajahan tidak perlu secara terus-menerus dengan senjata. Dialah tokoh yang merekomendasikan pemetaan politik kepada Pemerintah Belanda untuk meredam perlawanan masyarakat. Baginya, Pemerintah Belanda harus memisahkan (pemecahan) masyarakat dari gerakan-gerakan perlawanan yang mengusung spirit Islam Politik. Dalam pemikiran politiknya, Snouck tidak melihat bahaya apa pun dari perlawanan masyarakat yang terjajah, selain kefanatikan beragama (Islam). Karena itu, dalam penelitian awalnya terhadap perang di Aceh 1891, Snouck sangat berkeyakinan gerakan-gerakan perlawanan paling berbahaya dan mengancam kekuasaan kolonial adalah umat Islam (nusantara) yang fanatik. 

Politik ”Penjinakan” Politik Snouck yang memfokuskan pada pemisahan praktik keagaman umat Islam sangat berpengaruh terhadap ”mentalitas” keyakinan umat Islam kemudian. Materi pengkatagorian dari urusan ubudiayah (ibadah), muamalat (hubungan sosial), hingga gerakan Islam politik (perang sabil), menjadi stategi baru pemerintah kolonial menguasai negeri ini. Snouck yang pernah mengenyam pendidikan di Mekkah, berkeyakinan bahwa persoalan ubudiyah dan muamalat umat Islam sangat sensitif untuk ditekan. Karena itu, dia pun menyarankan kepada Pemerintah Belanda untuk mengawasi dan mengontrol aktivitas umat Islam yang mengarah pada kegiatan politik. Namun sebaliknya, ”membebaskan” umat dalam melaksanakan kegiatan ubudiyah dan muamalat. 

Untuk menyukseskan proyeknya, Snouck pun merumuskan strategi perang, yang dalam sejarah disebut-sebut dengan gaya politik ”belah bambu” (tipudaya, pen). Yakni, siasat pemisahan (pemecahan) aktivitas umat Islam dari urusan ibadah, muamalat, dan politik. Dalam upaya meredam segala bentuk perlawanan umat, Snouck kemudian menyarankan pemerintah kolonial merekrut umat Islam (tokoh, ulama, masyarakat) dalam struktur kekuasaan Belanda. Disinilah awal ”penjinakan” dan ”pembungkaman” daya kritis umat Islam dibangun terhadap kolonialisme. Snouck tidak menginginkan umat Islam mengadopsi ajaran agama sebagai kritik sosial. 

Selain melakukan pemisahan urusan agama dan politik. Snouck juga meminggirkan umat Islam dari keingintahuan misi politik kolonial, termasuk proyek penjajahan di nusantara. Puncaknya, Pemerintah Belanda melakukan pendisiplinan terhadap aktivitas dan pemahaman agama umat. Kebebasan agama diatur, diadministrasi, dan dikontrol. Demikian halnya, Produk hukum Islam dipilah, diseleksi dan disesuaikan dengan selera penguasa. Islam masa kolonial adalah Islam yang diciptakan untuk ”sujud” dan loyal terhadap kekuasaan Pemerintah Belanda. Watak Agama Kolonial Pengawasan, pendisiplinan, pengontrolan, dan pencatatan terhadap aktivitas ibadah umat Islam adalah bagian watak politik agama kolonial.

Pada prinsipnya, politik yang diterapkan seorang Snouck adalah politik sekulerisme dan liberalisme keagamaan. Misi peminggiran agama dari urusan politik memang sengaja didesign Snouck agar daya kritis umat Islam dapat diatur dan diredam. Penelusuran gaya politik kolonial semacam ini sebenarnya dapat dilakukan melalui pendekatan orientalisme. Dan lebih tegasnya, politik keagamaan Pemerintah Belanda lebih banyak dihantui kecurigaan berlebihan terhadap aktivitas umat Islam. Dalam konteks ini, Belanda sebagai representasi Barat adalah subyek yang mencengkram dan menjejali budaya dan pemikiran umat jajahan (obyek) dari berbagai doktrin sekuler dan liberal. Akibatnya daya kritis umat tertekan. 

Sekulerisme dan liberalisme yang lebih sederhananya bisa dikatakan sebagai gerakan (isme) yang memetakan ideologi agama dan ideologi negara serta membebaskan (memecahbelah, pen) posisi, institusi, simbolisasi agama dari partisipasi kritik sosial, merupakan grand design proyek politik agama imperialisme untuk meredam ”penyalahgunaan” penerapan ajaran agama. Implikasi dari penerapan politik tersebut adalah pemandulan atau penjinakkan partisipasi politik atas nama agama yang berlebihan. Beberapa misal, dalam konteks perkembangan Islam di Indonesia adalah penciptaan term Islam Kota dan Islam Desa, Islam Modern dan Islam Tradisional, Islam Liberal dan Islam Radikal, Islam Fanatik dan Islam Moderat, serta sejumlah istilah pilahan, warna, dan wajah Islam di negeri ini. 

Dimasa Orde Baru (Orba) pun gaya pemikiran politik keagamaan ala kolonialisme pernah pula diterapkan. Kendati tidak secara terang-terangan mengadopsi pemikiran politik agama kolonial, Orba dapat dikatakan telah berhasil meredam gairah politik umat Islam melalui kebijakan (politik) akomodasi. Kebijakan akomodasi atau ”penyerapan” aspirasi politik Islam dilakukan sebagai strategi negara mengambil hati umat Islam. Akomodasi dilakukan negara baik secara struktural dengan merekrut ulama dalam birokrasi pemerintahan, maupun institusional dan konstitusional seperti pelembagaan simbol-simbol agama dan menyerap serta menyeleksi (kompilasi, pen) sejumlah teks hukum Islam dalam konstitusi. 

Politik keagamaan pasca kolonial dapat pula digedor melalui pendekatan postcolonial studies. Ahmad Baso, dalam bukunya, Islam Pascakolonial: Perselingkuhan Agama, Kolonialisme, dan Liberalisme, pernah menggeledah adanya pengaruh besar watak keagamaan kolonial terhadap perkembangan budaya dan institusi Islam di Indonesia. Baso dalam tesisnya tersebut, mengungkapkan (temuannya) adanya pengaruh kolonialisme terhadap pemahaman keberagamaan umat Islam Indonesia. Terutama dalam gaya berfikir liberal dan rasa ketakutan (dibuat-buat) terhadap keyakinan agama sendiri. Dan tidak itu saja, dalam tulisannya tersebut, Baso juga membongkar adanya budaya superior Barat yang telah mempengaruhi psikologi dan pola fikir umat dengan sejumlah kepentingannya Post kolonial dalam konteks menelusuri pengaruh watak keagamaan kolonial, lebih ditekankan pada implikasi pemikiran politik agama ”tuan tanah” terhadap perkembangan pemahaman umat Islam pasca kolonialisme.

Melalui pendekatan teori tersebut, adanya pengaruh dan kuasa kolonial kemudian ”diraba” untuk dipaparkan ke permukaan. Jejak adanya pengaruh politik agama ala kolonialisme dalam aktivitas dan budaya umat Islam di negeri ini memang harus terus ditelusuri. Setidaknya, beberapa paparan contoh terkait implikasi pemikiran politik agama Snouck, seperti telah disebutkan, dapat menjadi awal pembongkaran watak keagamaan Islam Liberal dan Sekuler di Indonesia.


sumber :http://forum.vivanews.com/aneh-dan-lucu/196708-menelusuri-jejak-agama-kolonial-di-indonesia.html

7 Danau Terdalam di Indonesia

type='html'>7. Danau Towuti (203 m)

Danau Towuti adalah sebuah danau yang terletak di Sulawesi Selatan, Indonesia. Secara administratif, danau ini terletak di Kecamatan Towuti, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan.

Kawasan Danau Towuti merupakan bagian dari Taman Wisata Alam Danau Towuti, yang dikelola oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Selatan, di bawah Departemen Kehutanan Republik Indonesia, dengan kedalaman maksimum 203 meter.

6. Danau Ranau (229 m)


Danau Ranau adalah danau terbesar kedua di Sumatera. Danau ini terletak di perbatasan Kabupaten Lampung Barat Provinsi Lampung dan Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Propinsi Sumatera Selatan. Danau ini tercipta dari gempa besar dan letusan vulkanik dari gunung berapi yang membuat cekungan besar, dengan kedalaman maksimum 229 meter.

Secara geografis topografi danau Ranau adalah perbukitan yang berlembah hal ini praktis menjadikan danau Ranau memiliki cuaca yang sejuk.

5. Danau Singkarak (268 m)


Danau Singkarak berada di dua kabupaten di Sumatera Barat, Kabupaten Solok dan Kabupaten Tanah Datar. Dengan luas 107,8 km² danau ini merupakan danau terluas ke-2 di Pulau Sumatera. Danau ini merupakan hulu Batang Ombilin. Air danau ini sebagian dialirkan melewati terowongan menembus Bukit Barisan ke Batang Anai untuk menggerakkan generator PLTA Singkarak di dekat Lubuk Alung, Padang Pariaman. Memiliki kedalaman maksimum 268 meter.


4. Danau Dibawah (309 m)


Danau Dibawah adalah danau di Sumatera Barat, Indonesia. Danau ini terletak di 1°0′35″S 100°43′51″E / 1.00972°S 100.73083°E / -1.00972; 100.73083. Danau ini bersama-sama dengan Danau Diatas, yang dikenal sebagai Danau Kembar. Memiliki kedalaman maksimum 309 meter.


3. Danau Poso (450 m)


Danau Poso merupakan sebuah danau yang terletak di provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia. Tepatnya di Kabupaten Poso. Danau ini merupakan danau terbesar ketiga di Indonesia dengan memiliki panjang 32 km dan lebar 16 km. Danau ini terletak pada ketinggian 657 meter di atas permukaan laut dan memiliki kedalaman maksimum 450 meter.


2. Danau Toba (529 m)


Danau Toba adalah sebuah danau vulkanik dengan ukuran panjang 100 kilometer dan lebar 30 kilometer yang terletak di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Memiliki keadalaman maksimum 529 meter. Di tengah danau ini terdapat sebuah pulau vulkanik bernama Pulau Samosir.

Danau Toba sejak lama menjadi daerah tujuan wisata penting di Sumatera Utara selain Bukit Lawang dan Nias, menarik wisatawan domestik maupun mancanegara.

1. Danau Matana (590 m)


Danau Matana adalah sebuah danau yang terletak di Soroako, Kab. Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Danau ini memiliki kedalaman 590 meter. Merupakan danau terdalam di Indonesia dan Danau terdalam ke-8 di dunia. Danau ini terletak di kordinat Ini terletak di 2 ° 29'7 "S 121 ° 20'0″ E.

sumber

Tuesday, August 2, 2011

Message from Karam D-NA to Indonesia Fans

type='html'>
Baru-baru ni D.NA Karam menuliskan pesan melalu fan facenya, untuk fans Indonesia
*Karam oppa perhatian >,<

Dia menulis,’Voila! Karam telah dibangkitkan!’

“Saya mendengar bahwa Indonesia mengalami ledakan gunung berapi dan gempa bumi belum lama ini. Beberapa fans kami juga terluka. Bahkan jika mereka tidak fans kami, mari kita berdoa bersama bagi orang-orang di Indonesia yang memiliki waktu yang sulit. Jika ada orang dari Indonesia membaca ini, tubuh dan hati Anda mungkin lelah, tapi saya masih berharap Anda tidak kehilangan senyum Anda.”

Karam juga memberi tahukan bahwa dirinya sedang sakit.

“Ini agak memalukan harus mengatakan ini sendiri, tapi aku sedikit sakit belum lama ini dan pergi ke rumah sakit. Aku tidak seperti di banyak rasa sakit karena semua dari Anda mungkin berpikir. Aku menyesal tapi bersyukur pada saat yang sama ketika aku membaca pesan dari fans nanti. Ketika kami tiba ke Jepang, aku ingin menampilkan gambar yang sehat, jadi aku minta maaf membuat Anda khawatir. Aku benar-benar sehat sekarang, jadi jangan khawatir. Aku makan dengan baik, dan tidak hanya belajar bahasa Jepang, tapi aku juga belajar banyak hal baru dan bersenang-senang bernyanyi untuk melewati hari-hariku. Aku bisa mendapatkan kembali kesehatan penuh karena pesan yang mendukung semua orang.”

Garam mengakhiri dengan “Jay bertambah tinggi 3cm! *tambah 3 cm ? ><* Sisanya tambah gemuk karena kebanyakan makan, di Korea juga sudah mulai dinginkan? Jadi silahkan tetap hangat dan pastikan untuk makan makanan Anda! Kami D.NA penggemar harus tetap sehat! Itulah satu-satunya cara, kami tidak perlu khawatir dan melanjutkan dengan pekerjaan kami di sini. Kami selalu bekerja keras untuk menampilkan gambar yang jauh lebih dewasa dari sebelumnya.”

Dan kabarnya pada tanggal 30 Oktober Karam harus dilarikan ke UGD setelah showcase di Jepang. Sebenernya sebelum acara, Karam dilaporkan telah mengeluh sakit perut, tapi ternyata tidak apa-apa sampai akhirnya ia malah pingsan dan segera dilarikan ke RS terdekat.

Pada tanggal 1 November, seorang wakil perusahaan merke mengungkapkan, “Meski tidak berada di kondisi sehat karena sakitanya, Karam hanya meminum obat penghilang rasa sakit dan berhasil menyelesaikan penampilannya karena keinginannya untuk menggelar konser dengan baik . Kelihatannya radang ususnya itu dikarenakkan karena semua persiapan fanmeeting baru2 ini, “ ujar mereka pada MoneyToday Star News.

Mereka melanjutkan, “Pada saat ini, dia istirahat di rumah sakit tapi kami berencana untuk membuat dia kembali untuk berpartisipasi dengan jadwalnya. Namun, kami akan mengawasi kesehatannya dan membuat jadwal yeang tepat “
Saat ini D-NA sedang menjaditamu untuk acara Jepang, “Made In BS Japan ,” dan Karam masih akan tampil dalam pertunjukan untuk bertemu para penggemarnya. Mereka juga akan pergi ke Osaka, Jepang pada 3 November nanti untuk promosi mereka berikutnya!!

Anyway, get well soon ya oppa! :)

Tuesday, July 26, 2011

[NEWS] Indonesia Repatriate 65 Indonesian Students in Japan

type='html'>Ministry of National Education (Kemdiknas) until recently has managed to repatriate 65 students, from a total of 2000 students from Indonesia in Japan. Minister of National Education (Mendiknas) M Nuh said, when coupled with family members who come along with the student, then the total number was 105 people.

“The students were mostly senior, and had married. Thus, the number of Indonesian students who went home last night, Tuesday (15 / 3), were 65 people. However, when coupled with the total members are 105 people, “ said Nyh, when met after opening conference of the National Education (RNP) Year 2011 Education Personnel Development Center Kemdiknas, Bojongsari, Depok, West Java, on Wednesday (16 / 3).

cr : A. Fatih Suyud's Blog
TAKE OUT WITH FULL CREDIT


[News] Indonesia Donates $2 Million to Japan

type='html'>The Government of Indonesia to provide assistance of two million dollars or about Rp18 billion to Japan hit by earthquake and tsunami.

“Indonesia to provide aid worth two million dollars to Japan to help emergency conditions by the earthquake and tsunami and it is still possible to provide greater assistance” said Foreign Minister Marty Natalegawa in Jakarta on Wednesday (16/3/2011) as quoted by Metro TV.

Help is still for temporary disaster emergency for post-disaster phase such as for construction and development still has the potential to be given.

This was conveyed in a press conference accompanied by Japanese Vice Foreign Minister Makiko Kikuta visiting Indonesia to attend the ASEAN Regional Disaster Relief Forum (ARF DIREX) in Manado and the meeting of the Metropolitan Priority Area (MPA) in Jakarta.

cr : A. Fatih Suhud's Blog
TAKE OUT WITH FULL CREDIT