Title : Cinderella Boy
Author : Han Ha Rin
Cros Posting : Facebook
Cast :
- Yesung As Lee Hyun Seok
- Kim Kibum As Lee Sang Joon
- Sulli As Han Hyun Mun
- Krystal As Kim An Kyu
- Kyuhyun As Cho Kyuhyun (Han Hyun Mun's Boss)
- Sungmin As Lee Sung Min (Lee Hyun Seok's Friend)
- Ryeowook As Kim Ryeowook (Lee Sang Joon's Friend)
- Yu Ri As Yu Ri (Han Hyun Mun's Friend)
Genre : Romance
Disclaimer : Cinderella Man (Drakor)
PLEASE DO NOT COPY
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Annyeong haseyo,,,,, Yuhuuuuu!!! Author Come back, adakah yang merindukanku??? *plak
Adakah yang sudah menanti-nanti fanficku????? Biar author hitung... 10... 20... 30.... 100??? *sambil tunjuk readers* wuah banyak juga yang menanti...
Author semakin hari semakin gaje eits tapi tenang ajah fanficnya semakin hari semakin seru kok! Jadi Don't Worry, Yang penting happy baca fanfic milik author..hehehe... Well di Chapter 4 ini author sedikit kasih bocoran ya, di chapter ini konflik mulai terjadi, Siapa menjadi siapa... Dan kisah cinta yang sebenarnya akan berawal di chapter ini... Hmmm!!!! Udah penasaran nih pastinya?? Kepo deh kalo kata alayers....
Yo wiss lah silahkan berkepo-kepo ria!! Supaya kalo kepo jadi mau baca fanfic author yang satu ini... hehehehe *author ngomong apa sih???
Geureyo, Silahkan dibaca fanficnya tapi seperti biasa jangan Lupa LIKE sebelum membaca dan KOMENTAR setelah selesai Membaca!! Dan Good Reader di HARAMKAN MENGCOPAS karya author ataupun penulis lain!!! Hargailah karya dan ide orang lain supaya Negeri ini bebas dari PLAGIARISME!!! Ok ok ok????
Yesungdalah Happy Reading All ^^
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Annyeong haseyo,,,,, Yuhuuuuu!!! Author Come back, adakah yang merindukanku??? *plak
Adakah yang sudah menanti-nanti fanficku????? Biar author hitung... 10... 20... 30.... 100??? *sambil tunjuk readers* wuah banyak juga yang menanti...
Author semakin hari semakin gaje eits tapi tenang ajah fanficnya semakin hari semakin seru kok! Jadi Don't Worry, Yang penting happy baca fanfic milik author..hehehe... Well di Chapter 4 ini author sedikit kasih bocoran ya, di chapter ini konflik mulai terjadi, Siapa menjadi siapa... Dan kisah cinta yang sebenarnya akan berawal di chapter ini... Hmmm!!!! Udah penasaran nih pastinya?? Kepo deh kalo kata alayers....
Yo wiss lah silahkan berkepo-kepo ria!! Supaya kalo kepo jadi mau baca fanfic author yang satu ini... hehehehe *author ngomong apa sih???
Geureyo, Silahkan dibaca fanficnya tapi seperti biasa jangan Lupa LIKE sebelum membaca dan KOMENTAR setelah selesai Membaca!! Dan Good Reader di HARAMKAN MENGCOPAS karya author ataupun penulis lain!!! Hargailah karya dan ide orang lain supaya Negeri ini bebas dari PLAGIARISME!!! Ok ok ok????
Yesungdalah Happy Reading All ^^
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
RECAP CHAPTER 3
"bicara saja!" sahut namja itu jutek "tidak di sini, kau bisa ikut denganku sebentar?" sahutku menggelengkan kepalaku "museun suriya? (apa maksudmu?)" tanya namja itu "yang ingin kubicarakan denganmu cukup panjang jadi tidak bisa dibicarakan di pinggir jalan begini" sahutku berusaha menjelaskannya "lalu bagaimana dengan daganganku? aku harus berjualan, jika tidak aku akan dimarahi ahjussie" sahut namja itu "tenang saja! aku akan bayar semua daganganmu, eottokhae?" sahutku tersenyum padanya "mworago? (apa katamu?" namja ini benar-benar melatih kesabaranku "aku akan membayar semua daganganmu asalkan kau mau ikut denganku. Eottokhae?" ujarku mempertegas maksudku "jeongmal?" ku lihat guratan bahagia di wajahnya "ne" sahutku "geureyo, aku mau ikut denganmu" aku berhasil membujuk namja yang belum ku ketahui namanya itu ikut bersamaku. Akupun pergi bersama dengan namja asing tersebut, sementara ia menitipkan sepedanya di salah satu penitipan kendaraan.
RECAP CHAPTER 3 END
***
CHAPTER 4
Hyun Seok's POV
Namja itu, aku mengikuti namja itu kemana dia pergi. Sebenarnya dia mau apa denganku? bukankah selama ini dia sangat arogan padaku kenapa tiba-tiba ia mengajakku berbicara serius?? apa ini sangat serius sampai-sampai ia rela membayar semua daganganku hari ini? Aku benar-benar penasaran.
Lima belas kemudian, aku dan dia sampai di tepi pantai. Kenapa dia mengajakku ke sini? Bukankah di sini sepi sekali? Dia mau apa denganku? perasaanku jadi tidak enak. "Kenapa kau mengajakku ke sini? sebenarnya kau mau apa denganku?" tanyaku menatap curiga namja itu, namja itu menoleh ke arahku "kenapa kau tegang sekali?" tanya namja itu spertinya menahan tawa "a.. a.. ani!! aku hanya heran saja kenapa ka.. kau mengajakku ke sini? kau tidak ingin melemparku ke laut itu kan?" kenapa aku jadi mendadak gugup "hahahahahaa.........." namja itu tertawa lepas mendengar ucapanku "kau tenang saja! aku bukan mafia atau pembunuh bayaran? lagipula apa untungnya membunuhmu??? tenang saja!" ujar namja itu masih dibumbui sedikit tawa "ooh syukurlah! aku lega mendengarnya, memang tak ada untungnya sih membunuhku lalu kau mau apa mengajakku ke sini?" aku senyum-senyum tak jelas "hahaha.... tenang saja! Apa wajahku ini seperti seorang pembunuh berdarah dingin? huh?" ejeknya membuatku tersipu "hahaha benar juga, mana ada pembunuh setampan kau? tapi kau tidak lebih tampan dariku? hahahaha" sahutku tertawa terbahak namun kuhentikan tawaku seketika melihat namja itu menatapku heran "oh mianhae" ucapku jadi tak enak hati "naneun Lee Sang Joon imnida" namja itu mengulurkan tangan kanannya "ah ne naneun Lee Hyun Seok imnida. Bukankah pertama kali bertemu kita sudah kenalan ya?" ucapku menyambut hangat uluran tangannya "ne tapi aku lupa siapa namamu, tak ada salahnya bukan berkenalan kembali?" ujarnya ternyata tidak seangkuh kemarin "ne tentu saja" aku tersenyum lepas padanya.
Dia membelikanku sekaleng minuman ringan, kami duduk di tepi pantai seraya melihat ke depan "Hyun Seok apa kau tidak bosan berjualan ramyeon setiap hari?" tanya Sang Joon seraya meneguk minumannya "anio! wae?" sahutku singkat sekilas menoleh ke arahnya "apa pekerjaanmu tidak bisa ditinggal?" dia kembali bertanya padaku "sebenarnya bisa saja, tapi jika kutinggal aku takut membuat ahjussie repot. Kau tahu? untuk bertahan hidup aku dan ahjussie harus berdagang setiap hari" ujarku antusias "ah ne ara, apa kau mau membantuku satu hal? tenang saja! aku akan jamin semua kebutuhanmu dan ahjussiemu, eottkhae?" ujar Sang Joon mendadak antusias "mwo?" tanyaku tak mengerti "begini, aku harus pergi ke Amerika. Aku harus berobat beberapa bulan tetapi aku tak mungkin bisa meninggalkan hotelku dan semua pekerjaannya, aku butuh pengganti tapi aku tidak mau ada yang tahu bahwa aku sedang berobat. Apa kau bisa menggantikan aku sementara?" ujarnya membuatku tersentak "museun suriya (apa maksudmu?)" aku menatapnya penuh tanya "kau mau kan membantuku, kau menyamar menjadi aku" sahutnya benar-benar mengejutkanku.
"mwo???" sahutku keras "ayolah bantu aku!! jaebal!!!" kulihat ia memasang wajah penuh harapan padaku "mana mungkin aku bisa menjadi dirimu? Aku tidak pernah menjadi seorang bos bahkan aku tak pernah tahu rasanya menjadi orang kaya lagipula aku harus alasan apa dengan ahjussie untuk meninggalkannya? Dia tidak mungkin mengizinkanku" ujarku berdiri menatapnya "kau tenang saja, nanti ada ahjussieku yang akan membimbingmu. Kau bilang saja pada ahjussiemu bahwa kau mendapat tawaran pekerjaan di Seoul, kau bisa pulang ke Gangnam kapan saja tapi dengan satu syarat!" gumam Sang Joon "mwo?" tanyaku mengernyitkan kedua alis mataku "ini rahasia aku, kau dan Kang Ahjussie. Jadi kau harus jaga rahasia ini sampai tak ada orang lain yang mengetahui penyamaranmu! Arasseo?" dia menatapku dekat sekali "ne" sahutku singkat "lalu aku harus tinggal dimana?" tanyaku bingung "di rumahku, kebetulan halmoniku akan pergi ke Jeju lusa jadi kau bisa leluasa di rumahku. Kau boleh memakai semua barang dan fasilitasku, tapi ingat kau harus berhati-hati! Jangan sampai ada yang tahu penyamaranmu, Eottkhae?" ujar Sang Joon terdengar tegas "ok! baiklah aku terima tawaranmu, tapi aku masih bisa pulang menemui ahjussie dan yeojaku kan?" ujarku ingin mencoba hidup enak "tentu, tapi ingat! jangan sampai ada yang tahu penyamaranmu!" ujar dia tersenyum "beres bos!" aku mengangkat tanganku memberi hormat "kau akan berangkat kapan?" tanyaku "lusa, setelah halmoni berangkat aku akan berangkat. Kau bisa belajar menjadi diriku mulai besok! Aku akan mengenalkanmu pada ahjussieku, kau siap?" tanyanya menonjok ringan dadaku "tentu saja" ujarku menegakkan tubuhku.
Setelah membicarakan hal tersebut, aku pun kembali ke rumah dan sesampainya di rumah aku segera membersihkan diriku dan membaringkan tubuhku sejenak. Mataku terasa berat dan pedih, sepertinya aku mengantuk.
Hyun Seok's POV End
Sang Joon's POV
"mwo???" sahutku keras "ayolah bantu aku!! jaebal!!!" kulihat ia memasang wajah penuh harapan padaku "mana mungkin aku bisa menjadi dirimu? Aku tidak pernah menjadi seorang bos bahkan aku tak pernah tahu rasanya menjadi orang kaya lagipula aku harus alasan apa dengan ahjussie untuk meninggalkannya? Dia tidak mungkin mengizinkanku" ujarku berdiri menatapnya "kau tenang saja, nanti ada ahjussieku yang akan membimbingmu. Kau bilang saja pada ahjussiemu bahwa kau mendapat tawaran pekerjaan di Seoul, kau bisa pulang ke Gangnam kapan saja tapi dengan satu syarat!" gumam Sang Joon "mwo?" tanyaku mengernyitkan kedua alis mataku "ini rahasia aku, kau dan Kang Ahjussie. Jadi kau harus jaga rahasia ini sampai tak ada orang lain yang mengetahui penyamaranmu! Arasseo?" dia menatapku dekat sekali "ne" sahutku singkat "lalu aku harus tinggal dimana?" tanyaku bingung "di rumahku, kebetulan halmoniku akan pergi ke Jeju lusa jadi kau bisa leluasa di rumahku. Kau boleh memakai semua barang dan fasilitasku, tapi ingat kau harus berhati-hati! Jangan sampai ada yang tahu penyamaranmu, Eottkhae?" ujar Sang Joon terdengar tegas "ok! baiklah aku terima tawaranmu, tapi aku masih bisa pulang menemui ahjussie dan yeojaku kan?" ujarku ingin mencoba hidup enak "tentu, tapi ingat! jangan sampai ada yang tahu penyamaranmu!" ujar dia tersenyum "beres bos!" aku mengangkat tanganku memberi hormat "kau akan berangkat kapan?" tanyaku "lusa, setelah halmoni berangkat aku akan berangkat. Kau bisa belajar menjadi diriku mulai besok! Aku akan mengenalkanmu pada ahjussieku, kau siap?" tanyanya menonjok ringan dadaku "tentu saja" ujarku menegakkan tubuhku.
Setelah membicarakan hal tersebut, aku pun kembali ke rumah dan sesampainya di rumah aku segera membersihkan diriku dan membaringkan tubuhku sejenak. Mataku terasa berat dan pedih, sepertinya aku mengantuk.
Hyun Seok's POV End
***
Sang Joon's POV
Aku turun dari dalam taksi, aku terus menebar senyumanku yang jarang sekali aku bagikan pada orang lain. Malam ini aku benar-benar bahagia karena aku bisa pergi berobat tanpa harus diketahui siapapun termasuk halmoni dan Kyu An. "Annyeong halmoniya" sapaku melihat halmoni keluar dari kamarnya "annyeong Sang Joon ah! lho kau pulang dari Rumah Sakit semalam ini? kenapa tidak minta supir menjemputmu?" halmoni terkejut melihatku tiba-tiba nongol "ah ani halmoni! Tadi aku pulang dijemput Kang ahjussie lalu aku mampir dulu ke rumahnya jadi aku baru sampai rumah sekarang. Mianhae sudah membuatmu khawatir!" aku membungkukkan badanku "oh begitu, ya sudah sekarang kau istirahatlah di kamarmu! Kau harus banyak istirahat!" sahutnya menepuk pundakku "ne halmoni, annyeongi jumuseyo halmoni" sahutku lalu mencium kening halmoni "annyeongi jumuseyo Sang Joon chagi" balas halmoni.
Aku menaiki satu persatu anak tangga hingga menuju pintu kamarku, aku membuka pintu kamarku. Berbaring menatap langit-langit, sesekali ku membalik tubuhku ke kanan dan ke kiri seraya menatap semua sudut di kamarku "aku akan segera meninggalkan kamar kesayanganku, aku akan sangat merindukannya" ujarku kini sudah dalam posisi duduk seraya menatap semua sudut "Hyun Seok kuharap kau bisa jalani penyamaranmu dengan baik dan tidak merusak kamarku. Gomawo Hyun Seok" ujarku lalu membantingkan tubuhku di atas kasurku yang empuk.
Skip
Aku siap berangkat hari ini, ahjussie mengantarku sampai ke Incheon airport "ahjussie, aku titip Hyun Seok ne!" sahutku tersenyum ke arahnya dan Hyun Seok yang berdiri berdampingan "tentu Sang Joon ah! Aku akan mengajari bocah ini hingga bisa seperti tuan muda sepertimu" ujarnya membuatku terkekeh "mwo? bocah? aku sudah besar ahjussie" kulihat Hyun Seok protes dengan ucapan Kang ahjussie "ne kau memang sudah besar tapi bagiku kau cuma seorang bocah. Sudah tidak usah protes!" kulihat ahjussie menjawab dan tidak ada perlawanan dari Hyun Seok "sudahlah! aku berangkat ne! Hyun Seok ingat pesanku kan!" ujarku menatap Hyun Seok yang masih memanyunkan bibirnya seperti anak kecil "ne, tenang saja! aku sudah ingat! Kau jangan pikirkan aku, fokuslah pada pengobatanmu!! ne?" ujarnya membuatku tenang "geureyo! aku pergi. Annyeonghi gaseyo, to manayo Hyun Seok ah do Kang ahjussie" sahutku berpamitan seraya memeluk ahjussie dan Hyun Seok bergantian "annyenghi gaseyo Sang Joon ah" sahut Hyun Seok.
Aku berjalan menjauh seraya melambaikan tanganku ke arah keduanya. Hingga aku tak bisa melihat kedua orang tersebut. Aku duduk di salah satu kursi penumpang, ku lihat langit begitu cerah hari ini. Sempat terbesit kekhawatiran dibenakku, aku khawatir dengan Hyun Seok tapi aku percaya pada ahjussie dia pasti bisa mengatasi anak itu dengan baik sampai aku kembali. Aku sandarkan kepalaku di bantalan kursi yang empuk dan berusaha memejamkan mataku.
Sang Joon's POV End
***
Hyun Seok's POV
Aku berada dalam satu mobil dengan Kang ahjussie, ah dia galak sekali membuatku takut saja! Apa lagi aku harus banyak belajar hal darinya selama kurang lebih tiga bulan ini. Apa aku sanggup??? ah aku pasti bisa "Hwaiting Hyun Seok!!" gumamku dalam hati mencoba menyemangati pikiranku. "Ahjussie, sekarang kau mau mengajakku kemana?" tanyaku menatapnya di posisi depan "kita akan pulang ke rumahmu" ujarnya masih tetap fokus menatap jalan "mwo?? ke rumahku? aku bisa bertemu dengan ahjussie dan Hyun Mun dong?" sahutku sumringah dengar ucapannya "ish! anio! bukan ke rumahmu yang itu, maksudku kita sekarang menuju ke rumah tuan muda Sang Joon. Arasseo?" ujarnya kali ini membuatku lemas "ne arasseo" ujarku kembali menyandarkan kepalaku. Aku memejamkan mataku sejenak, namun aku kembali teringat perpisahanku dengan ahjussie dan Hyun Mun kemarin.
Kemarin ...
"Ahjussie, aku ingin beritahu sesuatu padamu. Boleh?" sahutku duduk di samping ahjussie yang sedang menyiapkan ramyeon di kedai "tentu saja, mwo?" sahutnya masih sibuk mengaduk bumbu di dalam mangkok "ahjussie, aku mendapatkan tawaran pekerjaan dari temanku di Seoul" sahutku ragu "lalu?" tanya ahjussie singkat sekali "apa aku boleh bekerja di sana?" kini aku mendekati ahjussie dan menatapnya dekat-dekat "Sejak kapan kau memiliki teman di Seoul? dan kau ditawari pekerjaan apa oleh temanmu?" tanya ahjussie menatapku curiga "dia itu teman SMPku ahjussie, dia pindah ke Seoul dan bekerja di sana. Sekarang perusahaan tempat di mana ia bekerja sedang membutuhkan pegawai ahjussie, dia bilang posisi sebagai koki. Boleh kan ahjussie? aku janji uang hasil aku bekerja akan kusimpan dan untuk membesarkan kedai kita. boleh ya??? jaebal ahjussie!!" aku merapatkan kedua tanganku seperti sedang mengucapkan wish pada bintang "baiklah, kau boleh bekerja di Seoul tapi usahakan satu minggu atau satu bulan sekali kau mengunjungiku. Arasseo?" sahutnya membuatku ingin melompat tinggi "ne ahjussie! Gomawoyo ahjussie!" aku segera memeluknya dengan erat. Kurasa ahjussie tak bisa bernapas... hahahaha... "ne cheonma, lepaskan pelukanmu!" seru ahjussie membuatku melepas pelukannya seketika.
"Annyeong ahjussie do Hyun Seok" saat aku berduaan dengan ahjussie tiba-tiba ada yang menyapa kami "ah annyeong Hyun Mun ah!" balasku dan ahjussie setelah mengetahui sumber suara tersebut milik bidadari cantik "apa aku mengganggu obrolan kalian?" sahutnya nampak malu-malu "ah anio Hyun Mun ah!" sahutku dan ahjussie nampak seperti paduan suara "Hyun Mun! kebetulan kau kesini, aku ingin bicara sesuatu padamu. Kajja ikut aku!" sahutku segera menyambangi tangan Hyun Mun "ahjussie aku tinggal dulu sebentar ne!" sahutku membelakanginya "ahjussie aku pamit, annyeong!" Hyun Mun membalikkan badannya "ne, annyeong" balas ahjussie terdengar samar.
Aku mengajak Hyun Mun keluar sebentar, aku mengayuh sepedaku dan memboncengi bidadariku. Sepanjang perjalanan aku memikirkan perasaanku yang akan jarang menemuinya, aku pasti sangat merindukanmu Hyunie" gumamku membatin "Hyun Seok! kau mau bicara apa?" tanya Hyun Mun membuyarkan pikiranku "nanti kuceritakan! sabarlah sedikit!" sahutku sepertinya membuat ia penasaran "ne geureyo" sahut Hyun Mun terdiam kembali. Tak lama kemudian, aku sudah sampai di taman dengannya. Kulihat di sana ada yang berjualan es krim, kurasa aku harus membelinya untuk membuat obrolanku semakin nyaman. aku berlari menghampiri Hyun Mun setelah berhasil mendapatkan dua es krim rasa cokelat favorit kami "gomawo" sahut Hyun Mun mengulas senyuman manis di wajahnya, ia duduk di sampingku di salah satu bangku taman "Hyun! Sebenarnya kau mau bicara apa denganku?" tanya Hyun Mun kulihat masih asyik melumat es krimnya "Hyunie, aku mendapat tawaran pekerjaan di Seoul" sahutku membuatnya seketika menoleh ke arahku "di Seoul?" tanya Hyunie ku tersentak "ne, aku mau berpamitan denganmu! Besok aku sudah mulai bekerja" sahutku. Kenapa Hyun Mun terdiam "tapi kau tenang saja! Aku usahakan dalam seminggu aku akan mengunjungimu dan ahjussie satu kali, Hyunie gwenchanayo?" sahutku berusaha mencairkan suasana yang nampak menegangkan "ne gwenchanayo! memangnya kau dapat tawaran pekerjaan apa dan siapa yang menawarimu pekerjaan?" sahut Hyun Mun nampak sedih "temanku, dia bekerja di perusahaan yang sama. Sebagai koki" sahutku mencoba tetap tersenyum "ne! kau baik-baik di sana! jaga kesehatanmu! dan jangan lupa makan ne!" Hyunie memberi perhatian padaku, membuatku benar-benar berat meninggalkannya "ne Hyunie!!" sahutku lalu memeluknya. Kami pun melanjutkan menghabiskan es krim kami yang sudah mencair terkena sinar matahari.
Kembali Hari Ini....
Aku sudah sampai di sebuah rumah mewah bertingkat dua dengan cat berwarna klasik karamel, kulihat bunga bermekaran di setiap sudut taman di halaman depannya. Pintu gerbang terbuat dari kayu jati berhasil membuat rumah ini nampak lebih indah. Ada beberapa bangku tamu di depan halamannya dan kulihat sebuah ayunan berbentuk kursi berwarna putih terpasang di dekat sebuah pohon di samping rumah. Benar-benar rumah yang indah dan asri, baru di luar saja sudah mengagumkan. Aku melalui sebuah pintu, melangkah sampai berada di dalam rumah mewah tersebut. Kuperhatikan setiap tatanan di rumah tersebut, kulihat sofa berwarna karamel yang selaras dengan cat dindingnya berada dekat jendela dan tak lupa beberapa bantalan kecil menghiasi sofa tersebut, beberapa guci besar nampak mempercantik ruangan tersebut. Kulirik dinding, ternyata banyak sekali foto keluarga Sang Joon. Ada foto Sang Joon nampaknya dengan eomma dan appanya, ada pula yang bersama eomma, appa dan mungkin halmoninya "keluarga yang harmonis, tidak sepertiku! Aku bahkan tak pernah tahu wajah kedua orangtuaku" aku bergumam tanpa menghiraukan langkah Kang ahjussie yang sudah berada di atas tangga "Hey! anak kecil!" seru ahjussie mengejutkanku "kau sedang apa disana? kajja ppali ikut aku!" ujarnya kencang "ne ahjussie" sahutku lalu membuntutinya di belakang.
Ahjussie membuka sebuah pintu kamar, wuaw kamar ini luas sekali. Catnya berbeda dari ruangan-ruangan sebelumnya, kamar ini berwarna putih bersih dan tertata rapi. Ini pasti kamar Sang Joon, dia benar-benar beruntung "ini lah kamarmu sementara penyamaran! Ini kamar Sang Joon jadi kau harus membiasakan diri sebagai Sang Joon mulai saat ini. Arasseo?" seru ahjussie tegas "ne ahjussie arasseo" sahutku memberi hormat padanya. Ya sudah sekarang kau mandi dulu, aku beli makan dulu untuk makan malam. Ne?" sahutnya lagi "ne ahjussie" sahutku.
Selesai mandi aku pun makan malam bersama dengan ahjussie tapi makan malamnya menyebalkan. "Hey! turunkan kakimu!" seru ahjussie ketika aku menaikan salah satu kakiku saat makan "wae ahjussie?" tanyaku dengan mulut penuh "turunkan! kau harus belajar menjadi tuan muda, maka sikapmu harus bisa seperti dia! Turunkan!" serunya memukul kakiku dengan sebilah kayu "sakit ahjussie!" ujarku kesakitan "saat makan, dilarang berbicara!" ahjussie ini makan saja banyak aturan, paborasseo "ne" sahutku diam "cara menggunakan sumpitmu juga salah! lihat caraku!" ahjussie mencontohkan cara memegang sumpit yang benar. Aku mencoba mengikutinya tetapi makananku selalu terjatuh, kucoba lagi "yup sudah hampir sampai di mulutku" gumamku saat sumpit berada di depan mulutku, yaakk makanannya kembali terjatuh. Neomu neomu paborasseo "pabo! menggunakan sumpit saja tidak bisa, ya sudah makan saja dengan caramu! Jika kau tak bisa-bisa, kau tidak akan makan hingga esok" sahut ahjussie membuatku dengan sigap menghabiskan santapan makan malamku "gomapta ahjussie" sahutku "eum" sahutnya ketus.
Keesokan harinya, aku siap berangkat ke hotel. Hari pertama bekerja aku benar-benar gugup, semalaman aku tidak bisa tidur memikirkan hari ini. Mobilku berhenti di depan hotel "Seoul" yang selama ini kuimpi-impikan, aku keluar dari dalam mobil ferrari merahku dengan penampilan yang berbeda. Aku hari ini mengenakan jas hitam dengan dasi berwarna merah serta berkacamata seperti Sang Joon. Ahjussie mengajakku memasuki hotel tersebut "mwo?" aku tersentak melihat para pegawai berbaris rapi dan menyapaku serempak "annyeong haseyo Kwajangnim! Joheun achiemeyo" sapa semua pegawai membuatku terpukau "hehe annyeong" balasku tersenyum lebar seraya melambaikan tanganku "Tuan muda! bungkukkan badan bukan melambaikan tangan!" ahjussie berbisik padaku "ah ne, mianhae" sahutku lalu membungkuk.
Ahjussie mengajakku berkeliling memeriksa setiap ruangan "annyeong kwajangnim" sapa seorang pelayan di setiap jalanku "beginikah rasanya menjadi seorang manajer? hehehe menyenangkan! tapi punggungku pegal harus membungkuk terus "Annyeong chagiya" sapa seorang yeoja cantik dan tinggi menghampiriku dan menggandeng tanganku "ahjussie mohon tinggalkan aku dengannya!" seru yeoja tersebut mengusir ahjussie sahut ahjussie lalu meninggalkanku dengan yeoja ini "dia siapa? apa dia yeojachingu Sang Joon?" tanya dalam hati seraya memerhatikan penampilan yeoja tersebut "chagiya, kau sudah sehat? kenapa keluar dari rumah sakit tidak memberitahuku? kenapa malah Kang ahjussie yang kau beritahu? kau ini menyebalkan" sahutnya membuatku bingung "ah ne! mianhae, aku memang lebih nyaman dengan ahjussie karena dia namja" ujarku sedikit gugup "kau kenapa chagiya? kau masih sakit?" tanya yeoja itu menatap kedua mataku "ah ani" aku menggelengkan kepalaku "lalu kenapa kau berkeringat sebanyak ini? disini panas ya?" tanya yeoja ini benar-benar menguras keringatku "aku tidak sakit, ne se.. se.. sepertinya di sini panas! aku.. aku ke ruanganku dulu ne! Karena banyak pekerjaanku menunggu. Annyeong!" sahutku membungkukkan badan dan buru-buru menghindarinya.
Hyun Seok's POV End
Kemarin ...
"Ahjussie, aku ingin beritahu sesuatu padamu. Boleh?" sahutku duduk di samping ahjussie yang sedang menyiapkan ramyeon di kedai "tentu saja, mwo?" sahutnya masih sibuk mengaduk bumbu di dalam mangkok "ahjussie, aku mendapatkan tawaran pekerjaan dari temanku di Seoul" sahutku ragu "lalu?" tanya ahjussie singkat sekali "apa aku boleh bekerja di sana?" kini aku mendekati ahjussie dan menatapnya dekat-dekat "Sejak kapan kau memiliki teman di Seoul? dan kau ditawari pekerjaan apa oleh temanmu?" tanya ahjussie menatapku curiga "dia itu teman SMPku ahjussie, dia pindah ke Seoul dan bekerja di sana. Sekarang perusahaan tempat di mana ia bekerja sedang membutuhkan pegawai ahjussie, dia bilang posisi sebagai koki. Boleh kan ahjussie? aku janji uang hasil aku bekerja akan kusimpan dan untuk membesarkan kedai kita. boleh ya??? jaebal ahjussie!!" aku merapatkan kedua tanganku seperti sedang mengucapkan wish pada bintang "baiklah, kau boleh bekerja di Seoul tapi usahakan satu minggu atau satu bulan sekali kau mengunjungiku. Arasseo?" sahutnya membuatku ingin melompat tinggi "ne ahjussie! Gomawoyo ahjussie!" aku segera memeluknya dengan erat. Kurasa ahjussie tak bisa bernapas... hahahaha... "ne cheonma, lepaskan pelukanmu!" seru ahjussie membuatku melepas pelukannya seketika.
"Annyeong ahjussie do Hyun Seok" saat aku berduaan dengan ahjussie tiba-tiba ada yang menyapa kami "ah annyeong Hyun Mun ah!" balasku dan ahjussie setelah mengetahui sumber suara tersebut milik bidadari cantik "apa aku mengganggu obrolan kalian?" sahutnya nampak malu-malu "ah anio Hyun Mun ah!" sahutku dan ahjussie nampak seperti paduan suara "Hyun Mun! kebetulan kau kesini, aku ingin bicara sesuatu padamu. Kajja ikut aku!" sahutku segera menyambangi tangan Hyun Mun "ahjussie aku tinggal dulu sebentar ne!" sahutku membelakanginya "ahjussie aku pamit, annyeong!" Hyun Mun membalikkan badannya "ne, annyeong" balas ahjussie terdengar samar.
Aku mengajak Hyun Mun keluar sebentar, aku mengayuh sepedaku dan memboncengi bidadariku. Sepanjang perjalanan aku memikirkan perasaanku yang akan jarang menemuinya, aku pasti sangat merindukanmu Hyunie" gumamku membatin "Hyun Seok! kau mau bicara apa?" tanya Hyun Mun membuyarkan pikiranku "nanti kuceritakan! sabarlah sedikit!" sahutku sepertinya membuat ia penasaran "ne geureyo" sahut Hyun Mun terdiam kembali. Tak lama kemudian, aku sudah sampai di taman dengannya. Kulihat di sana ada yang berjualan es krim, kurasa aku harus membelinya untuk membuat obrolanku semakin nyaman. aku berlari menghampiri Hyun Mun setelah berhasil mendapatkan dua es krim rasa cokelat favorit kami "gomawo" sahut Hyun Mun mengulas senyuman manis di wajahnya, ia duduk di sampingku di salah satu bangku taman "Hyun! Sebenarnya kau mau bicara apa denganku?" tanya Hyun Mun kulihat masih asyik melumat es krimnya "Hyunie, aku mendapat tawaran pekerjaan di Seoul" sahutku membuatnya seketika menoleh ke arahku "di Seoul?" tanya Hyunie ku tersentak "ne, aku mau berpamitan denganmu! Besok aku sudah mulai bekerja" sahutku. Kenapa Hyun Mun terdiam "tapi kau tenang saja! Aku usahakan dalam seminggu aku akan mengunjungimu dan ahjussie satu kali, Hyunie gwenchanayo?" sahutku berusaha mencairkan suasana yang nampak menegangkan "ne gwenchanayo! memangnya kau dapat tawaran pekerjaan apa dan siapa yang menawarimu pekerjaan?" sahut Hyun Mun nampak sedih "temanku, dia bekerja di perusahaan yang sama. Sebagai koki" sahutku mencoba tetap tersenyum "ne! kau baik-baik di sana! jaga kesehatanmu! dan jangan lupa makan ne!" Hyunie memberi perhatian padaku, membuatku benar-benar berat meninggalkannya "ne Hyunie!!" sahutku lalu memeluknya. Kami pun melanjutkan menghabiskan es krim kami yang sudah mencair terkena sinar matahari.
Kembali Hari Ini....
Aku sudah sampai di sebuah rumah mewah bertingkat dua dengan cat berwarna klasik karamel, kulihat bunga bermekaran di setiap sudut taman di halaman depannya. Pintu gerbang terbuat dari kayu jati berhasil membuat rumah ini nampak lebih indah. Ada beberapa bangku tamu di depan halamannya dan kulihat sebuah ayunan berbentuk kursi berwarna putih terpasang di dekat sebuah pohon di samping rumah. Benar-benar rumah yang indah dan asri, baru di luar saja sudah mengagumkan. Aku melalui sebuah pintu, melangkah sampai berada di dalam rumah mewah tersebut. Kuperhatikan setiap tatanan di rumah tersebut, kulihat sofa berwarna karamel yang selaras dengan cat dindingnya berada dekat jendela dan tak lupa beberapa bantalan kecil menghiasi sofa tersebut, beberapa guci besar nampak mempercantik ruangan tersebut. Kulirik dinding, ternyata banyak sekali foto keluarga Sang Joon. Ada foto Sang Joon nampaknya dengan eomma dan appanya, ada pula yang bersama eomma, appa dan mungkin halmoninya "keluarga yang harmonis, tidak sepertiku! Aku bahkan tak pernah tahu wajah kedua orangtuaku" aku bergumam tanpa menghiraukan langkah Kang ahjussie yang sudah berada di atas tangga "Hey! anak kecil!" seru ahjussie mengejutkanku "kau sedang apa disana? kajja ppali ikut aku!" ujarnya kencang "ne ahjussie" sahutku lalu membuntutinya di belakang.
Ahjussie membuka sebuah pintu kamar, wuaw kamar ini luas sekali. Catnya berbeda dari ruangan-ruangan sebelumnya, kamar ini berwarna putih bersih dan tertata rapi. Ini pasti kamar Sang Joon, dia benar-benar beruntung "ini lah kamarmu sementara penyamaran! Ini kamar Sang Joon jadi kau harus membiasakan diri sebagai Sang Joon mulai saat ini. Arasseo?" seru ahjussie tegas "ne ahjussie arasseo" sahutku memberi hormat padanya. Ya sudah sekarang kau mandi dulu, aku beli makan dulu untuk makan malam. Ne?" sahutnya lagi "ne ahjussie" sahutku.
Selesai mandi aku pun makan malam bersama dengan ahjussie tapi makan malamnya menyebalkan. "Hey! turunkan kakimu!" seru ahjussie ketika aku menaikan salah satu kakiku saat makan "wae ahjussie?" tanyaku dengan mulut penuh "turunkan! kau harus belajar menjadi tuan muda, maka sikapmu harus bisa seperti dia! Turunkan!" serunya memukul kakiku dengan sebilah kayu "sakit ahjussie!" ujarku kesakitan "saat makan, dilarang berbicara!" ahjussie ini makan saja banyak aturan, paborasseo "ne" sahutku diam "cara menggunakan sumpitmu juga salah! lihat caraku!" ahjussie mencontohkan cara memegang sumpit yang benar. Aku mencoba mengikutinya tetapi makananku selalu terjatuh, kucoba lagi "yup sudah hampir sampai di mulutku" gumamku saat sumpit berada di depan mulutku, yaakk makanannya kembali terjatuh. Neomu neomu paborasseo "pabo! menggunakan sumpit saja tidak bisa, ya sudah makan saja dengan caramu! Jika kau tak bisa-bisa, kau tidak akan makan hingga esok" sahut ahjussie membuatku dengan sigap menghabiskan santapan makan malamku "gomapta ahjussie" sahutku "eum" sahutnya ketus.
Keesokan harinya, aku siap berangkat ke hotel. Hari pertama bekerja aku benar-benar gugup, semalaman aku tidak bisa tidur memikirkan hari ini. Mobilku berhenti di depan hotel "Seoul" yang selama ini kuimpi-impikan, aku keluar dari dalam mobil ferrari merahku dengan penampilan yang berbeda. Aku hari ini mengenakan jas hitam dengan dasi berwarna merah serta berkacamata seperti Sang Joon. Ahjussie mengajakku memasuki hotel tersebut "mwo?" aku tersentak melihat para pegawai berbaris rapi dan menyapaku serempak "annyeong haseyo Kwajangnim! Joheun achiemeyo" sapa semua pegawai membuatku terpukau "hehe annyeong" balasku tersenyum lebar seraya melambaikan tanganku "Tuan muda! bungkukkan badan bukan melambaikan tangan!" ahjussie berbisik padaku "ah ne, mianhae" sahutku lalu membungkuk.
Ahjussie mengajakku berkeliling memeriksa setiap ruangan "annyeong kwajangnim" sapa seorang pelayan di setiap jalanku "beginikah rasanya menjadi seorang manajer? hehehe menyenangkan! tapi punggungku pegal harus membungkuk terus "Annyeong chagiya" sapa seorang yeoja cantik dan tinggi menghampiriku dan menggandeng tanganku "ahjussie mohon tinggalkan aku dengannya!" seru yeoja tersebut mengusir ahjussie sahut ahjussie lalu meninggalkanku dengan yeoja ini "dia siapa? apa dia yeojachingu Sang Joon?" tanya dalam hati seraya memerhatikan penampilan yeoja tersebut "chagiya, kau sudah sehat? kenapa keluar dari rumah sakit tidak memberitahuku? kenapa malah Kang ahjussie yang kau beritahu? kau ini menyebalkan" sahutnya membuatku bingung "ah ne! mianhae, aku memang lebih nyaman dengan ahjussie karena dia namja" ujarku sedikit gugup "kau kenapa chagiya? kau masih sakit?" tanya yeoja itu menatap kedua mataku "ah ani" aku menggelengkan kepalaku "lalu kenapa kau berkeringat sebanyak ini? disini panas ya?" tanya yeoja ini benar-benar menguras keringatku "aku tidak sakit, ne se.. se.. sepertinya di sini panas! aku.. aku ke ruanganku dulu ne! Karena banyak pekerjaanku menunggu. Annyeong!" sahutku membungkukkan badan dan buru-buru menghindarinya.
Hyun Seok's POV End
***
Kyu An POV
Aku baru saja menyelesaikan pekerjaanku, aku dengar Sang Joon sudah kembali ke hotel. Aku dengan sigap mencari sosok tunanganku, aku sangat merindukannya. Sesampainya di loby, aku melihat Sang Joon dengan Kang ahjussie, aku cepat-cepat menghampirinya "Annyeong chagiya" sapaku menggandeng tangannya "ahjussie mohon tinggalkan aku dengannya!" aku menyuruh Kang ahjussie meninggalkan kami "ne noona!" sahut ahjussie lalu meninggalkanku "chagiya, kau sudah sehat? kenapa keluar dari rumah sakit tidak memberitahuku? kenapa malah Kang ahjussie yang kau beritahu? kau ini menyebalkan" tanyaku dengan nada manja seraya menyandarkan kepalaku di bahunya "ah ne! mianhae, aku memang lebih nyaman dengan ahjussie karena dia namja" sahutnya kudengar gugup, dia kenapa? bukankah dia selalu cuek denganku kenapa kali ini gugup di hadapanku? "kau kenapa chagiya? kau masih sakit?" tanyaku menatap kedua matanya yang indah "ah ani" dia menggelengkan kepalanya namun kulihat banyak keringat mengalir di tubuhnya "lalu kenapa kau berkeringat sebanyak ini? disini panas ya?" sahutku memerhatikan setiap tetes keringatnya "aku tidak sakit, ne se.. se.. sepertinya di sini panas! aku.. aku ke ruanganku dulu ne! Karena banyak pekerjaanku menunggu. Annyeong!" sahutnya buru-buru pergi meninggalkanku terpaku di sini "dia kenapa? tingkahnya benar-benar aneh?" gumamku menggaruk kepalaku yang tak gatal.
Aku kembali ke ruanganku, aku masih memikirkan keanehannya hari ini "bukankah Sang Joon paling enggan membungkuk kepadaku? tapi kenapa dia hari ini membungkuk padaku?" aku masih teringat saat Sang Joon membungkuk tadi "dan kenapa dia begitu gugup? Bukankah selama ini dia selalu dingin menghadapiku?" gumamku masih bingung dengan Sang Joon hari ini "aahhh!! memusingkan" sahutku. Tiba-tiba Sang Joon keluar dari ruangannya bersama Kang ahjussie "Annyeong Kyu An ya" sapa Kang ahjussie membuatku tersentak "ah annyeong ahjussie, annyeong Kwajangnim" aku dengan sigap berdiri dan membungkuk "kami mau keluar sebentar, aku mohon meja kwajangnim dibersihkan ne!" seru Kang ahjussie "ne ahjussie" sahutku tersenyum, "mwo?" kulihat Sang Joon tersenyum padaku sebelum meninggalkanku. Aku terpaku menatapnya hingga bayangnya tak lagi nampak "ada apa ini?" tanyaku penuh rasa penasaran.
TBC...
Well, Bagaimana ya kelanjutan kisah penyamaran Hyun Seok menjadi Sang Joon?? Akan kah berjalan lancar sesuai rencana mereka??? Bisakah Hyun Seok belajar menjadi seorang Tuan Muda yang baik????? Penasaran? Penasaran?????? Tunggu kelanjutannya di Chapter berikutnya ne!!! Gomawo ^^
0 comments:
Post a Comment