Tolong jangan ada yang meng-copy sinopsis Marry Me, Mary!/ Mary Stayed Out All Night ini !!!
Ayah Mae Ri terus memperhatikan Moo Kyul dan dia bertanya pada Mae Ri, "Kau membawa laki-laki kerumah?" Mae Ri kebingungan dan sulit menjelaskan semua ini. Ayah Mae Ri lalu bertanya pada Moo Kyul, "Hey kamu! Siapa kamu?" Moo Kyul menjawab, "Aku Kang Moo..." Mae Ri memotong pembicaraan itu dan berkata, "Ayah... Aku akan menjelaskan ceritanya padamu. Ceritanya sangat panjang." Ayah Mae Ri marah dan berkata, "Kau ini anak nakal! Hanya karena Ayah tidak ada di rumah maka kau membawa laki-laki ke rumah ini. Apakah kau bisa melakukan hal ini hah?" Ayah Mae Ri langsung memukuli Mae Ri.
Moo Kyul kaget melihat hal itu dan meminta Ayah Mae Ri berhenti memukuli Mae Ri. Ayah Mae Ri kaget karena mendengar Moo Kyul memanggilnya dengan panggilan 'Paman'. Mae Ri menarik Moo Kyul dan meminta Moo Kyul agar segera keluar dari rumah. Ayah Mae Ri kembali marah, "Hey apa kau membela laki-laki itu? Akhir-akhir ini semua anak muda itu sama. Itu sebabnya anak muda sulit di percaya. Bahkan anakku pun seperti ini."
Moo Kyul tiba-tiba berkata, "Merry Christmas." Ayah Mae Ri yang sedang mengomel tiba-tiba berhenti mengomel dan berkata, "Merry Christmas? Bukankah ini bulan November? Apa yang ada di pikirannya... Oh tidak ini bau alkohol." Mae Ri mendorong Moo Kyul keluar dari rumah dan langsung mengunci pintu.
Ayah Mae Ri berkata, "Lihatlah rambutnya, dia ini wanita atau laki-laki? Aigooo apa yang terlihat seperti parasit itu adalah pacarmu Mae Ri?" Mae Ri langsung berkata, "Dia bukan pacarku!" Ayah Mae Ri marah kembali, "Lalu siapa dia? Siapa dia sebenarnya hah?"
Terdengar suara penagih hutang di depan pintu rumah, "Hey Wi Dae Han kau ada dirumah kan? Cepat buka pintunya!" Ayah Mae Ri dengan lemas mengambil sepatunya lalu bersiap-siap kabur dari jendela. Ayah Mae Ri berkata pada Mae Ri, "Sungguh aku tidak ingin hidup seperti ini. Ini memelahkan." Mae Ri berkomentar, "Aku juga tidak ingin." Penagih hutang itu terus berteriak dan Ayah Mae Ri berpesan pada Mae Ri, "Baiklah aku akan menghubungimu nanti. Tunggu saja. Aku pergi." Mae Ri berkata pada Ayahnya, "Hati-hati. Jaga dirimu."
Tuan Jung sedang menatap foto seseorang yang seperti Mae Ri dan sepertinya itu adalah Ibunya Mae Ri. Tuan Jung tersenyum menatap foto itu dan mengingat kejadian yang terjadi tadi siang di pemakaman.
Tuan Jung mengobrol dengan Ayahnya Mae Ri. Tuan Jung berkata, "Putrimu pasti sudah tumbuh besar sekarang ini." Ayah Mae Ri mengeluarkan dompetnya dan memperlihatkan foto Mae Ri, "Ini dia. Dia sekarang berusia 24 tahun dan seharusnya dia menikmati hidupnya dengan bermain tapi dia begitu tulus dan tenang. Tidak seperti anak-anak seusianya." Tuan Jung kaget melihat foto Mae Ri karena Mae Ri ini mirip sekali dengan Ibunya Mae Ri. Ayah Mae Ri berkata, "Aku membesarkan Mae Ri dengan baik tapi dia harus berhenti sekolah karena dia berusaha mencari uang untukku. Aku berharap Mae Ri menemukan suami yang baik. Ya dia harus mengakhirinya dengan baik."
Tuan Jung melihat foto Ibu Mae Ri di dinding pemakaman lalu dia berkata, "Dae Han... Aku akan membantumu." Ayah Mae Ri jelas kaget mendengarnya, "Apa? Kau mau membantuku?"
Tuan Jung dan Ayah Mae Ri makan siang bersama. Tuan Jung melihat foto Mae Ri dan Ayah Mae Ri berkata, "Hyung sebaiknya kita menikahkan Mae Ri lebih cepat." Tuan Jung berkomentar, "Makan terlalu cepat dapat menyebabkan salah penrcenaan. Apa kau ingin mempercepat pernikahan ini karena masalah hutangmu?" Ayah Mae Ri menjawab, "Ah Hyung apa kau pikir aku setega itu untuk menjual putriku? Aku punya hati nurani. Aku hanya Ayah yang selalu meningglkannya untuk melarikan diri... Aku juga khawatir meninggalkan dia sendirian. Karena dia memiliki ayah yang selalu membuat masalah, aku harap akan ada seorang suami yang menjaganya." Tuan Jung berkomentar, "Jika karena itu... Itu melegakan."
Ayah Mae Ri kembali berkata, "Pertama yang harus kita lakukan adalah mempertemukan mereka secepatnya. Saat Mae Ri bertemu dengan Jung In maka permainan ini berakhir. Ah dimana lagi dia akan menemukan suami yang tampan dan begitu mapan seperti itu?" Tuan Jung berkomentar, "Mae Ri tumbuh sangat cantik dan cocok untuk menjadi seorang istri. Mereka terlihat serasi bersama-sama."
Jung In sedang melakukan rapat dengan karyawannya. Seorang karyawan berkata, "Mereka sudaj membaca naskah dan setelah membaca naskah itu mereka ingin menjadi pemerannya dan langsung menghubungi kita." Karyawan yang lain langsung senang dan bilang bahwa hal ini sangat bagus. Jung In menatap profil para artis yang akan membintangi sebuah drama baru dan dia berkomentar, "Yang perlu kita lakukan sekarang ini adalah memilih... Wanita pertama itu adalah Ratu Iklan namun bakat aktingnya nol! Wanita kedua aktingnya begitu-begitu saja. Huh para artis ini ingin melakukan kemunculan kembali melalui proyek kita. Bahkan ketiga wanita itu berada di usia pertengahan 30."
Foto Seo Joon muncul dan seorang karyawan berkomentar, "Aku rasa kantor pusat akan menolak dia. Sebenarnya Lee An dan Seo Joon ini ya aku hanya mendengar bahwa Lee An sangat bersikeras agar Seo Joon ada di dalam ini." Karyawan lain langsung berkata, "Benarkah? Apa mereka benar berkencan?" Jung In tersenyum kecil dan berkata, "Aku sudah melihat profil mereka dan melihat film mereka sebelumnya. Aku rasa dia cocok dengan peran ini." Karyawan itu berkomentar, "Tapi sutradara... Dia ini sulit bercanda." Jung In berkata, "Menurut mereka dia ini sulit diajak bekerja sama jadi sebaiknya kita menemuinya dan membuat penilaian secara langsung."
Seo Joon sedang melakukan Yoga sambil mendengarkan lagunya Moo Kyul. Dan terlihat Jung In datang untuk menemui Seo Joon.
Mae Ri datang ke sebuah hotel mewah atas permintaan Ayahnya. Mae Ri menelfon Ayahnya dan bilang bahwa dia sudah membawa Pakaian dalam dan kaus kaki yang diminta oleh Ayahnya itu. Diam-diam Ayah Mae Ri mengawasi Mae Ri dan berkata, "Kerja bagus. Pertama-tama kau harus mencari tempat duduk yang sepi." Mae Ri bertanya, "Apa ayah melihatku? Ada dimana kau?" Ayah Mae Ri menjawab, "Sudahlah duduk saja di tempat yang sepi." Mae Ri mengerti lalu mencari tempat yang sepi.
Mae Ri menatap sekelilingnya untuk mencari Ayahnya namun Ayahnya justru memarahinya, "Jangan melihat ke sekelilingmu!" Seorang pelayan datang dan memberikan Mae Ri minum. Mae Ri berkata, "Ah aku pesan jus strwberry." Ayah Mae Ri langsung melarang, "Jangan! Pesan kopi Americano agar terlihat lebih berkelas." Mae Ri pun menuruti permintaan ayahnya dan meminta kepada pelayan agar membuatkannya kopi Americano. Mae Ri meminum air dari gelasnya dan Ayah Mae Ri kembali memarahinya, "Hey mana ada gadis yang meminum banyak air begitu saja? Kau harus meminumnya dengan pelan dan indah!" Mae Ri heran dan bertanya, "Ayah, apa yang sebenarnya kau lakukan?"
Mae Ri duduk menyender di kursi dan Ayahnya kembali marah, "Hey kenapa kau duduk seperti itu? Seorang gadis harus duduk dengan tegak dan menawan." Mae Ri sudah kesal dan berkata, "Ayah apa-apaan kau ini? Ayah, dimana kau sekarang ini? Kenapa kau memintaku untuk datang kemari?"
Ayah Mae Ri berkata, "Tunggu sebentar. Aku mendapatkan telfon lain, ingat jangan tutup telfon!" Ayah Mae Ri menerima telfon dari Tuan Jung dan bilang bahwa dia ada di hotel itu untuk mengawasi pertemuan Mae Ri dengan Jung In. Tuan Jung bilang bahwa Jung In sudah ada di hotel juga namun dia akan ada pertemuan bisnis sehingga akan terlambat 30 menit. Ayah Mae Ri berkomentar, "Baiklah aku mengerti dan akan menyerahkan semuanya padamu."
Ayah Mae Ri kembali menelfon Mae Ri dan berkata, "Hey aku akan menelfonmu 30 menit lagi jadi tunggulah." Mae Ri menutup HPnya dan berkata, "Huh mengapa dia memintaku datang kemari? Ini benar-benar menganggumkan."
Ada artis Lee An yang datang ke hotel itu dan duduk di kursi dekat kursi tempat Mae Ri duduk. Tentu saja kedatangan artis itu membuat sedikit kegaduhan di dalam hotel. Mae Ri melihat artis itu dan langsung menghubungi So Ra, "So Ra sekarang di depanku ada Lee An. Ini benar-benar Lee An. Ini benar-benar menarik sekali. Karena aku datang ke hotel mewah maka aku bertemu dengan artis terkenal. Ah dia jauh lebih tampan dari di TV dan dia juga jauh lebih tinggi. Hey ini kenyataan, aku tidak bohong. Oh baiklah aku akan mendapatkan tanda tangannya dan fotonya agar menjadi bukti."
Manager Lee An(Wanita ini mirip dengan wanita yang ketemu dengan Moo Kyul untuk menawari Moo Kyul perform tapi sendiri dan Moo Kyul menolaknya. Ada di episode 1.) Bilang bahwa akhirnya keinginan Lee An untuk main drama bersama Seo Joon akan tercapai. Lee An tersenyum dan berkata, "Ya aku tau."
Mae Ri menghampiri Lee An dan berkata, "Permisi... Aku seorang penggemarmu. Apakah kau bisa menandatangani kantong kertas ini?" Lee An menandatanganinya dan langsung menyerahkan kantong kertas itu pada Mae Ri. Mae Ri mengeluarkan HPnya ingin memfoto Lee An namun Lee An menolaknya. Manager Lee An itu meminta bodyguard untuk mengusir Mae Ri dan Mae Ri pun kembali ke tempat duduknya.
Mae Ri senang melihat tanda tangan itu dan langsung menelfon So Ra. Manager Lee An menyangka Mae Ri mencoba memfoto Lee An sehingga dia marah dan meminta bodyguard untuk mengambil HP Mae Ri. Mae Ri jelas kaget dan bilang bahwa dia tidak memfoto Lee An.
Seo Joon keluar dari dalam lift bersama dengan Jung In. Jung In bertanya, "Apa kau menerima naskah yang ku kirim padamu?" Jung In menjawab, "Tidak." Jung In kembali bertanya, "Apa itu tidak di sampaikan padamu?" Seo Joon menjawab, "Itu sudah di sampaikan padaku namun aku tidak membacanya. Aku menyukai film dan aku tidak akan melakukan akting dalam drama." Jung In bertanya, "Kenapa seperti itu?" Seo Joon menjawab, "Karena peran di drama begitu datar." Jung In berkomentar, "Bukankah itu tugas aktor untuk membuatnya menjadi tidak datar?" Jung In menyerahkan naskah yang di bawanya kepada Seo Joon. Seo Joon melihat judul naskah itu 'Wonderful Day' dan dia menerimanya.
Jung In mendapatkan telfon dari Tuan Jung dan Jung In bilang bahwa dia tidak akan menunda pertemuan itu lagi. Seo Joon hanya diam saja dan sesekali membuka naskah drama itu.
Terdengar suara teriakan Mae Ri yang bilang bahwa dia sama sekali tidak mengambil foto dari Lee An namun si bodyguard itu terus memaksa mengambil HPnya Mae Ri. Bodyguard itu terus memaksa Mae Ri sehingga Mae Ri menabrak seorang pelayan yang sedang membawa minum. Kantong kertas yang dia bawa pun terjatuh robek dan isinya yang merupakan pakaian dalam dan kaus kaki ayahnya pun berserakan. Mae Ri tentu sangat malu dan langsung memasukan pakaian dalam dan kaus kaki itu kedalam tasnya lalu dia mengambil HPnya yang terjatuh dan casingnya terlepas.
Bodyguard itu menarik Mae Ri ke sebuah pojokan dan marah-marah kepada Mae Ri. Mae Ri kesal dan bilang bahwa dia keskaitan. Bodyguard itu mengejek Mae Ri dan bilang bahwa dirinay sudah biasa mengatasi anak kecil seperti Mae Ri. Mae Ri memberontak dan bilanga bahwa dia tidak mengambil foto apapun. Jung In datang dan berkata, "Apa yang kau lakukan?" Bodyguard itu pun langsung berhenti menganggu Mae Ri.
Mae Ri keluar dari kamar mandi dan bertemu dengan Jung In. Mae Ri bilang bahwa dia sudah biasa melihat bodyguard dan Manager yang menindas para penggemar. Mae Ri berkata, "Tapi kenapa mereka berkelakuakn seperti itu padaku? Aku ini bukan remaja yang suka mengikuti artis sepanjang hari." Jung In kebingungan dan bertanya, "Kau bukan seorang remaja?" Mae Ri kesal dan menjawab, "Aku ini mahasiswa jurusan sastra Korea berusia 24 tahun yang sedang cuti saat ini." Jung In merasa tidak enak dan meminta maaf karena kejadian tadi. Mae Ri benar-benar kesal namun dia berkata, "Huh bagaimanapun juga ini bukan kesalahanmu."
Mae Ri menyadari di tangannya ada memar dan dia mengomel melihat itu. Jung In bertanya, "Kenapa kau tidak pergi ke rumah sakit saja?" Mae Ri menjawab, "Aku baik-baik saja." Mae Ri melihat HPnya yang berantakan dan mengomel kembali. Jung In mengeluarkan sebuah amplop dan memberikannya pada Mae Ri. Mae Ri melihat amplop itu dan berkata, "Apa-apaan ini? Apa kau pikir aku ini penipu hah?" Jung In menjawab, "Jangan salah paham. Banyak jenis orang di dunia ini yang bilang baik-baik saja namun kemudian menuntut ganti rugi. Beberapa hari yang lalu aku mengalami hal ini, Jadi jika kau setuju maka mari buat surat perjanjian." Mae Ri benar-benar kesal dan bertanya, "Dan kau ingin aku menandatangani surat perjanjian itu? Mengapa aku?"
Mae Ri teringat kejadiannya dengan Moo Kyul dan akhirnya dia setuju untuk menandatangani surat perjanjian dengan Jung In. Jung In meminta Mae Ri menuliskan nomor telfon yang bisa dihubungi namun Mae Ri menolaknya dan bilang bahwa dia tidak akan melakukan apapun. Jung In menyerahkan sebuah kantong kertas baru dan berkata, "Kantong kertasmu itu sudah rusak jadi sebaiknya memakai yang baru." Jung in pun langsung pergi dan Mae Ri berkomentar, "Huh dia menganggu dengan cara yang sopan. Dia itu benar-benar bajingan yang sopan."
Mae Ri duduk di kursi dan melihat amplop uang yang di berikan oleh Jung In masih ada di kursi itu. Mae Ri ingin mengembalikannya namun tangannya sakit jadi dia tidak jadi mengejar Jung In. Mae Ri melihat pakaiannya yang kotor dan berkata, "Baiklah karena pakaianku kotor maka aku menerima uang ganti rugi ini." Mae Ri melihat uang di amplop itu dan berkomentar, "Hmm ini terlalu banyak." Mae Ri memindahkan barang di kantong kertas yang sudah rusak itu dan dia menyadari sesuatu lalu melihat kembali isi amplop, "Apa? 2.000.000 WON?"
Jung In menghampiri Seo Joon dan berkata, "Maaf, karena masalah itu aku membuatmu menunggu lama." Seo Joon berkata, "Hmm aku akan melakukan itu." Jung In menatap jamnya dan bertanya, "Kau memutuskannya hanya dalam 30 menit?" Seo Joon menjawab, "Ketika aku merasakan feelnya maka aku akan menerimanya." Jung In bertanya, "Bagian mana yang kau sukai?" Seo Joon menjawab, "Karakternya seperti aku... Bagaimana ya aku menjelaskannya? Hmm wanita ini memiliki karakter yang kuat." Jung In bertanya, "Melakukan yoga dengan mendengarkan music rock?" Seo Joon, "Aku tidak begitu tegas jadi sebaiknya kau kirimkan kontrak itu padaku." Jung In senang dan menjawab, "Aku akan secapatnya menghubungimu."
Saat Jung In akan pergi, Seo Joon berkata, "Ah ya lakukan yang terbaik untuk kencan butamu ini. Aku dapat mengerti segala hal dengan cepat. Aku tidak menyangka kau melakukan hal ini tapi ada sisi unik darimu. Huh jaman apa ini masih ada pertemuan untuk perjodohan. Dan lain kali tolong kirim naskah ini melalului file dalam komputer, mari kita lindungi bumi ini. Sampai jumpa." Jung In terlihat tersenyum dan pergi.
Jung In berhenti sebentar untuk menelfon teman kencannya itu namun telfon itu tidak di angkat juga. Mae Ri kembali menuju ruang duduk di hotel itu dan mengeluh karena Ayahnya belum juga datang. Jung In ikut duduk di ruang duduk di hotel namun dia duduk di tempat yang cukup jauh dari Mae Ri. Seorang petugas hotel membawa papan bertuliskan nama Mae Ri dan Mae Ri bertanya, "Namaku Wi Mae Ri. ada apa?"
Mae Ri menghubungi Ayahnya melalui telfon di hotel karena HPnya rusak. Mae Ri berkata, "Ayah ada apa? Apa? Siapa itu Jung In? Teman kencan buta? AYAH! Apa kau memanggilku kemari untuk itu?" Mae Ri langsung keluar meninggalkan hotel dengan mengomel. Sementara itu Jung In mencoba menelfon teman kencan butanya namun tidak berhasil juga.
Mae Ri menemui Ayahnya di toko gaun dan marah-marah, "Apa aku gila? Kenapa aku harus segera menikah?" Ayah Mae Ri berkata, "Siapa yang memintamu untuk segera menikah? Aku hanya memintamu untuk mencoba gaun yang akan di pakai untuk acara pertemuan saja. Karena kau ada disini maka kemarilah pilih gaun untuk acara pertunanganmu." Mae Ri kesal dan bertanya, "Ayah ada apa denganmu? Untuk apa gaun ini?" Ayah Mae Ri menjawab, "Karena Ibumu yang malang itu tidak pernah memakai gaun jadi aku sungguh menyesal dan berencana membelikanmu sebuah gaun yang indah."
Mae Ri duduk di samping Ayahnya dan bertanya, "Ayah katakan yang sebenarnya padaku. Ayah ingin aku menikah agar kau dapat membayar hutang, kan?" Ayah mae Ri menjawab, "Apa kau tidak mempercayai ayah? Ini hanya pilihan. Ini hanya satu kesempatan dalam hidupmu. Cobalah kau tanya ke orang-orang, mana ada ayah yang tidak ingin anak perempuannya menikah?" Mae Ri bertanya, "Orang macam apa yang ingin membayar hutang? Apa kau mempercayainya?" Mae Ri menjawab, "Jangan khawatir. Keluarga ini sungguh baik. Orang ini adalah tetangga dari Hyung yang aku kenal tapi dia pergi ke Jepang dan mendapatkan uang yang sangat banyak."
Mae Ri marah dan berkata, "Ayah! Mana ada di dunia ini yang gratis? Apa Ayah belum sadar juga setelah di tipu begitu sering? Dan lagi Ayah ingin aku menikah dengan orang yang bahkan belum pernah aku lihat wajahnya?" Mae Ri berjalan pergi dan Ayahnya langsung mencegah, "Itulah sebabnya aku mengadakan kencan buta ini agar kau melihatnya. Tapi bagaimana bisa kau pergi dari hotel itu tanpa bertemu dengannya? Ini sungguh kasar." Mae Ri berteriak, "Ini kau yang merencanakan semuanya tanpa bertanya padaku!" Ayah Mae Ri berkata, "Berhenti berkata tidak dan lihatlah fotonya ini." Ayah Mae Ri berusaha menunjukan foto Jung In namun Mae Ri menutup matanya dan tidak ingin melihat.
Mae Ri menuliskan secarik surat pada Ayahnya dan dia langsung mengemasi barang-barangnya untuk pergi dari rumah. Saat Mae Ri akan pergi meninggalkan rumah, dia melihat ada kantong gitar milik Moo Kyul. Mae Ri membuka kantong gitar itu dan ternyata isi kantong gitar itu pakaian. Mae Ri mengomel dan dia melihat ada HP di dekat kantong gitar itu, "Ah dia meninggalkan HPnya disini. Dia ini sungguh sungguh menyedihkan."
Moo Kyul dan bandnya tampil di depan seorang manager dan setelah selesai tampil, Manager itu bilang bahwa dia hanya ingin mengontrak Moo Kyul saja untuk menjadi penyanyi. Moo Kyul menolak hal itu dan mengajak teman-temannya untuk segera pergi.
Teman Moo Kyul meminta maaf pada Moo Kyul karena mereka merasa sudah menghalangi karir Moo Kyul. Moo Kyul berkata, "Apa-apaan kau ini? Aku menolak manager itu karena uang yang dia tawarkan terlalu kecil. Dan lagi kita sudah berjanji akan melewatinya bersama-sama." Teman Moo Kyul itu bilang bahwa Moo Kyul ternyata sungguh setia kawan.
Salah seorang teman Moo Kyul itu menerima telfon dan berkata, "Moo Kyul ini telfon untukmu." Moo Kyul heran dan dia kaget saat tidak menemukan HPnya. Moo Kyul menerima telfon itu yang ternyata telfon dari Mae Ri.
Moo Kyul dan teman-teman bandnya minum bersama dan bermain musik di jalan. Mae Ri melihat itu dari jauh dan berkomentar, "Apa apa dengannya? Minum di tengah hari seperti ini?" Mae Ri berjalan mendekat dan Moo Kyul langsung menyambutnya, "Merry Christmas." Teman-teman band Moo Kyul pun menyambut Mae Ri dengan sebutan kaka ipar. Mae Ri kebingungan dan bertanya, "Kenapa kalian memanggilku seperti itu?" Teman Moo Kyul menjawab, "Karena aku dengar kau menghabiskan malam bersama dengan Moo Kyul. Benar bukan?" Mae Ri menjawab, "Bukan kemarin namun kemarinnya lagi." Teman-teman Moo Kyul semakin menggoda Mae Ri dan berkata, "Menikah... Menikah..."
Mae Ri kesal dan berkata, "Lupakan hal itu. Aku hanya ingin mengembalikan barangmu ini. Karena aku sudah mengembalikannya maka aku akan pergi. Dan juga ini, Kau berikan ini padaku waktu itu dan karena kau tidak jadi menginap di rumahku maka aku akan mengembalikannya." Moo Kyul berkata, "Tapi aku menginap di malam sebelumnya." Teman-teman Moo Kyul mulai menggoda kembali, "Wow mereka sepertinya sudha tidur bersama. Menikah... Menikah..."
Mae Ri berjalan pergi karena malu dan Moo Kyul berkata, "Karena kau ada disini maka ikutlah makan malam bersama. Hey apa kau kabur dari rumah?" Mae Ri berhenti berjalan dan bertanya, "Dari mana kau tau? Apa kau bisa membaca pikiran orang?" Moo Kyul tertawa dan berkata, "Hey berapa umurmu untuk kabur dari rumah hah?" Mae Ri kesal dan menjawab, "Ini pertama kalinya!"
Moo Kyul menghampiri Mae Ri dan bertanya, "Kau menulis surat jika kau ingin kabur kan?" Mae Ri menjawab, "Bagaimana kau tau?" Moo Kyul tertawa kencang dan berkata, "Aku bisa gila. Kau ini sangat lucu!" Mae Ri kesal melihat Moo Kyul yang terus tertawa.
Teman band Moo Kyul, Moo Kyul dan Mae Ri pergi makan bersama. Teman band Moo Kyul bertanya, "Kaka ipar, aku ini mengetahui tentang Moo Kyul tapi matamu itu sungguh lucu." Teman-teman Moo Kyul yang lainnya tertawa dan berkata, "Ya benar. Kau sangat imut." Mae Ri menundukan kepalanya berterima kasih.
Teman-teman Mae Ri datang ke tempat makan itu dan Mae Ri pun langsung menghampiri mereka. So Ra khawatir sama Mae Ri dan bertanya, "Mae Ri apa yang terjadi? Bagaimana bisa seseorang menghentikan ayahmu? Ii terlihat seperti sebuah masalah." Ji Hye melihat ke arah tempat duduk Moo Kyul dan teman bandnya dan dia pun berkata, "Wow lihat itu." So Ra melihat Moo Kyul dan berkata, "Bukankah dia pengemis bunga yang di Hongdae? Wow melihat dia dari dekat ternyata dia lebih tampan." Ji Hye tersenyum dan berkomentar, "Seharusnya aku yang menabrak dia jadi bisa berakhir ada disini juga." Mae Ri kesal dan meminta teman-temannya itu berhenti membicarakan Moo Kyul.
Mae Ri berkata, "So Ra, aku tinggal di rumahmu ya." So Ra menjawab, "Ya kau bisa. Tapi karena ayahmu akan khawatir maka nanti aku akan menelfon padanya." Mae Ri senang dan mengucapkan terima kasih pada So Ra. Mae Ri mengajak So Ra dan Ji Hye untuk pergi namun mereka berdua justru lebih memilih untuk bergabung duduk bersama dengan Moo Kyul dan teman-temannya Moo Kyul. Tentu saja Mae Ri kesal melihat sikap kedua temannya itu.
So Ra dan Ji Hye duduk di samping Moo Kyul dan memuji ketampanan Moo Kyul. Moo Kyul yang mabuk hanya bisa melambaikan tangan dan tersenyum. Tiba-tiba seorang anggota band yang mabuk marah-marah karena para penggemar selalu saja melihat Moo Kyul dan memuji Moo Kyul sementara anggota band yang lainnya tidak di anggap ada. Moo Kyul merasa bersalah dan menawari temannya itu segelas soju namun temannya itu justru menolaknya dan terus marah-marah pada Moo Kyul. Salah seoarang anggota band itu jadi marah pada temannya yang berbicara sembarangan dan akhirnya mereka berdua berkelahi. So Ra dan Ji Hye ikut panik lalu mengikuti 3 teman Moo Kyul yang berkelahi keluar dari tempat makan.
Sementara itu Moo Kyul hanya duduk dan masih meminum Sojunya. Mae Ri menghampiri Moo Kyul dan mengajak Moo Kyul melihat keadaan teman-teman Moo Kyul namun Moo Kyul dengan santainya bilang kalau teman-temannya itu akan baik-baik saja. Akhirnya Mae Ri pun menarik paksa Moo Kyul agar ikut keluar tempat makan untuk melihat teman Moo Kyul yang bertengkar.
Di luar tempat makan itu Teman-teman band Moo Kyul berkelahi dan So Ra dan juga Ji Hye mencoba melerainya. Mae Ri melihat Moo Kyul yang hanya duduk di tangga dan dia pun bertanya, "Hey bagaimana ini?" Moo Kyul duduk santai dan menjawab, "Aku tidak suka pertengkaran, aku suka kedamaian." Mae Ri lelah dan ikut duduk di samping Moo Kyul sambil berkomentar. Moo Kyul benar-benar mabuk dan cara bicaranya melantur, "Namamu Merry Christmas ?" Mae Ri kesal dan menjawab, "Bukan Christmas!!! Mae Ri! Mae Ri!" Moo Kyul kembali bertanya, "Itu lah yang aku katakan... Mae Ri... Tunggu. Bukankah Mae Ri nama anak anjing?" Mae Ri berkomentar, "Huh kau ini sangat kekanak-kanakan sekali. Itu panggilanku saat aku SD." Moo Kyul terus tertawa.
Mae Ri berkata, "Lalu jika aku anjing maka kau adalah kucing jalanan! Meow!" Moo Kyul kembali berkata, "Guk guk! Hahaha kau ini sangat imut." Moo Kyul mencubit pipi Mae Ri dan Mae Ri pun berusaha memberontak.
Tiba-tiba Polisi datang dan teman-teman Moo Kyul dan So Ra, Ji Hye pun langsung berlari kabur. Mae Ri masih tidak mengerti hal ini dan terdiam bengong. Moo Kyul ikut berlari pergi namun dia sadar kalau Mae Ri masih bengong saja makanya dia kembali ke arah mae Ri untuk menarik tangan Mae Ri dan mengajak Mae Ri kabur.
Polisi sudah tidak ada dan Mae Ri berkata, "Huh kenapa aku selalu sial jika datang ke daerah Hong dae?" Saat berjalan Moo Kyul menabrak seseorang dan meminta maaf lalu berjalan pergi. Orang yang di tabrak itu tidak menerima begitu saja dan meminta Moo Kyul bertanggung jawab. Moo Kyul bilang pada Mae Ri bahwa orang itu sedang mabuk jadi sebaiknya tidak usah di pedulikan saja. Orang yang di tabrak itu memanggil Moo Kyul dengan sebutan brengsek dan Moo Kyul tidak mempedulikannya sama sekali. Mae Ri berkata, "Kurasa mereka sudah keterlaluan." Moo Kyul berkometar, "Biarkanlah. Aku tidak suka berkelahi. Ayo pergi saja."
Orang itu tiba-tiba berkata, "Kau itu orang brengsek yang tidak beruntung!" Moo Kyul tiba-tiba berhenti berjalan dan berbalik pada orang yang di tabrak itu, "Apa yang kau katakan?" Orang itu menjawab, "Aku katakan bahwa kau orang yang tidak beruntung!" Moo Kyul berjalan mendekat ke orang itu dan langsung menonjoknya.
Teman-teman Moo Kyul dan teman teman Mae Ri tertangkap karena perkelahian tadi dan di amankan di kantor polisi. Mereka semua senang saat melihat Moo Kyul dan Mae Ri datang karena mereka berfikir bahwa Moo Kyul dan Mae Ri akan membebaskan mereka tapi ternyata Mae Ri dan Moo Kyul juga di tangkap akibat perkelahian dengan orang yang di tabrak itu. Teman-teman Moo Kyul meminta Moo Kyul segera menyelesaikan masalah itu karena mereka akan menunggu di luar kantor polisi.
Orang yang di tonjok oleh Moo Kyul itu mengadu ke polisi bahwa dia di tonjok hingga hidungnya terluka parah dan dia meminta ganti rugi. Mae Ri melihat hal itu dan berkata, "Huh orang itu berkata seperti itu dan pasti hidungnya tidak apaa-apa. Dia hanya seorang penipu yang pura-pura terluka. Hye apa yang akan kau lakukan? Dia lah yang memaulainya terlebih dahulu." Moo Kyul berkata, "Aku tidak akan membuat kesepakatan dengan membayar ganti rugi." Mae Ri bertanya, "Lalu apa yang akan kau lakukan? Kau bilang tidak suka berkelahi dan menyukai kedamaian. Apa ada sebuah kisah di balik ini semua? Kau diam saja saat di bilang brengsek namun kenapa kau marah saat di bilang tidak beruntung? Apa ada sesuatu?" Moo Kyul diam saja tidak berkomentar apapun.
Seorang polisi menghampiri Moo Kyul dan bilang bahwa Moo Kyul sebaiknya meminta maaf saja agar permasalahan ini terselesaikan dengan cepat. Moo Kyul tentu saja menolak meminta maaf karena dia merasa tidak salah. Mae Ri bilang pada polisi itu bahwa dia siap menggantikan Moo Kyul meminta maaf pada orang itu. Mae Ri menghampiri Orang itu dan mengatakan penyesalannya. Moo Kyul melihat itu dan berkata, "Hey apa yang kau lakukan? Cepatlah kemari!" Orang yang di tonjok itu bertanya pada Mae Ri, "Kenapa kau yang melakukan ini? Apa kau pacarnya? Dari pada kau yang meminta maaf, sebaiknya suruh si orang brengsek tidak beruntung itu yang meminta maaf!"
Moo Kyul benar-benar marah dan ingin menonjok orang itu lagi. Mae Ri menghentikannya dan berkata, "Sayang... Sayang... Bisakah kau mengobrol denganku sebentar?" Moo Kyul kaget di panggil 'sayang' dan mengikuti Mae Ri untuk berbicara sebentar.
Moo Kyul langsung bertanya, "Apa yang sebenarnya kau rencanakan hah?" Mae Ri menjawab, "Lihatlah posisi kita saat ini, menurutku kita dalam posisi yang tidak menguntungkan. Aku punya sebuah rencana. pertama kepalkan tanganmu dan letakan di dekat wajahmu." Moo Kyul mendekatkan kepalan tangannya itu ke depan wajah dan tiba-tiba Mae Ri mendorong kepalan tangan Moo Kyul itu ke wajah Moo Kyul. Moo Kyul jelas kesakitan karena terluka akibat kepalan tangannya sendiri.
Mae Ri senang melihat hal itu apalagi hidung Moo Kyul berdarah, "Bagus. Kini kedua belah pihak terluka jadi kau tidak perlu membuat kesepakatan apapun. Aku sudah sering mengalami hal ini karena Ayahku dan tentu saja aku tau peraturan yang berlaku di kepolisian ini. Percayalah padaku!"
Akhirnya Moo Kyul dapat bebas dan tentu saja Mae Ri langsung di puji oleh teman-teman Moo Kyul dan teman-temannya sendiri. So Ra bilang bahwa Mae Ri sudah sering mengalami hal ini karena Ayahnya. Seorang teman Moo Kyul berkomentar bahwa Moo Kyul harus mempunyai istri yang seperti Mae Ri. Ji Hye lalu menyarankan agar mereka pergi untuk minum bersama. Semuanya setuju dan langsung pergi.
Mae Ri berjalan bersama Moo Kyul dan bertanya, "Apa hidungmu baik-baik saja?" Moo Kyul menjawab, "Ya. Kenapa kau menolongku?" Mae Ri menjawab, "Karena aku sedang bersamamu saat kau berkelahi. Menurutmu, cinta, harapan, kesetiaan, apa yang paling penting?" Moo Kyul berkata, "Hmm cinta?" Mae Ri menjawab, "Bukan. Kesetiaan."
Moo Kyul melihat ada perubahan pada bahasa Mae Ri dan dia berkata, "Kau sepertinya mulai merasa nyaman. Kau menggunakan bahasa yang informal. Bukankah kau bilang tidak menggunakan bahasa informal di depan orang yang membuatmu tidak nyaman?" Mae Ri berkomentar, "Hmm kurasa begitu. Ah baiklah sekarang aku menjadi pacar palsumu. Aku merasa kasihan pada gadis yang nanti akan menikah denganmu." Moo Kyul berkata, "Aku tidak akan menikah." Mae Ri tertawa dan berkomentar, "Ya sebaiknya kau tidak menikah. Itu akan membuat mereka rugi. Dengar, kau ini pemabuk, punya banyak pacar dan bermain music. Kau tampan tapi kau malas dan cepat marah. Kau adalah tipe suami yang buruk."
HP Mae Ri berbunyi dan Moo Kyul menyerahkan HP Mae Ri pada Mae Ri. Telfon itu berasal dari Ayah Mae Ri dan tentu saja Mae Ri tidak mau mengangkat telfon itu sehingga Mae Ri menyerahkan telfon itu pada Moo Kyul. Moo Kyul melihat HP Mae Ri dan bilang bahwa Ayah Mae Ri sudah menelfon sebanyak 30 kali. Mae Ri kaget mendengar hal itu. Moo Kyul bertanya, "Apa kalian bertengar karena aku?" Mae Ri menjawab, "Bukan." Moo Kyul pun berjalan pergi meninggalkan Mae Ri yang mencoba menelfon Ayahnya.
So Ra menghampiri Mae Ri dan bertanya, "Apa yang kau lakukan? Apakah itu Ayahmu? Apa yang terjadi." Mae Ri menutup HPnya dan menjawab, "Apa yang harus kulakukan? Aku kabur dari rumah dan meninggalkan acara pertunangan itu. Bagaimana ini? Aku tidak dapat menghubungi ayahku. Aku pikir kabur dari rumah adalah ide yang buruk. Apa yang harus kulakukan So Ra?"
Mae Ri berkumpul bersama Teman-teman Moo Kyul dan juga So Ra, Ji Hye. So Ra bilang bahwa Mae ri selalu menderita akibat Ayahnya. Mae Ri bertanya, "Apa masuk akal jika dia menikahkanku karena aku tidak memiliki pacar? Lalu jika aku memiliki pacar, apa yang akan dia lakukan? Jika ada seseornag yang aku cintai lalu apa yang akan dia lakukan?" So Ra memiliki ide dan berkata, "mae Ri, katakan saja pada Ayahmu bahwa ada seseorang yang kau cintai." Teman-teman Moo Kyul setuju dan bilang bahwa Mae Ri sebaiknya mengaku bahwa Moo Kyul adalah orang yang di cintainya itu. Ji Hye berkomentar, "Jangan seerti itu. Nanti Ayah Mae Ri justru akan mempercepat pernikahan Mae Ri dengan pria itu." Teman Moo Kyul berkata, "Kalau begitu kenapa kau tidak cepat menikah saja dengan Moo Kyul?" Teman-teman yang lain tentu saja setuju mendengar hal itu.
So Ra lalu memberikan ide agar Moo Kyul dan Mae Ri foto bersama menggunakan pakaian pernikahan saja dan di kirimkan pada Ayah Mae Ri sebagai bukti bahwa Mae Ri sudah menikah. Mae Ri dan teman-temannya yang lain menatap Moo Kyul penuh harapan sementara Moo Kyul tidak mengerti apa-apa.
Mae Ri dan Moo Kyul pun melakukan sesi pemotretan dengan menggunakan gaun dan tuxedo. Tentu saja Moo Kyul tidak bergaya sama sekai dan dia terkesan tidai ingin melakukan hal ini. Mae Ri meminta pada Paman Photografer agar memotret mereka dari jarak yang cukup jauh agar wajah mereka tidak begitu terlihat. Justru yang terlihat bersemangat mengambil pemotretan ini adalah teman-temannya Mae Ri dan teman-temannya Moo Kyul.
Mereka selesai pemotretan dan Mae Ri mengirimkan foto itu pada Ayahnya dengan pesan, "Ayah aku mencintai orang ini dan aku sudah menikah." Teman-teman Mae Ri dan Moo Kyul bersorak senang karena rencana mereka sudha berhasil di laksanakan. Ji Hye lalu menyarankan agar mereka semua pergi makan bersama. Teman Moo Kyul setuju dan langsung pergi untuk mencari makan.
Mae Ri dan Moo Kyul di tinggal berdua. Mae Ri mengucapkan terima kasih karena Moo Kyul sudah mau membantunya. Moo Kyul bilang bahwa dia berhutang pada Mae Ri waktu itu makanya dia membayarnya dengan ini dan lagi wajah Moo Kyul tidak begitu terlihat jelas di foto. Mae Ri berkomentar, "Dengan melihat rambutmu saja, dia pasti tau bahwa itu kau." Moo Kyul bertanya, "Lalu kau tidak perlu untuk kabur dari rumah lagi, bukan?" Mae Ri menjawab, "Ya aku akan kembali jika ayahku sudah menyerah. Untuk sementara ini aku akan menginap di rumah temanku dan mengambil kerja sambilan. Saat rencana pernikahan ini sudah di batalkan maka aku akan memberi tahu ayahku yang sebenarnya."
So Ra dengan temannya Moo Kyul datang untuk mengajak Mae Ri dan Moo Kyul makan bersama. Mae Ri menolak dan bilang bahwa dia lelah dan ingin tidur di rumah So Ra. Moo Kyul juga bilang bahwa dia lelah dan ingin pulang. So Ra dan temannya Moo Kyul mengerti lalu pergi.
Moo Kyul berkata, "Jadi sekaang kita tidak perlu saling bertemu lagi, bukan?" Mae Ri menjawab, "Tentu saja. Jadi mari kita tidak perlu bertemu satu sama lain lagi." Mae Ri mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan. Moo Kyul menerima jabat tangan itu dan berkata, "Baiklah. Hati-hati Merry Christmas." Mae Ri menjawab, "Ya Happy New Year. Sampai jumpa." Mereka berdua pun pergi ke jalan yang saling berlawanan.
Ayah Mae Ri menerima foto Mae Ri bersama Moo Kyul dan tentu saja itu membuatnya kaget dan langsung terbatuk-batuk. Tuan Jung sedang bersama Ayah Mae Ri dan bertanya, "Ada apa?" Tuan Jung mengambil HP Ayah Mae Ri dan dia melihat foto Mae Ri bersama Moo Kyul yang memakai gaun dan tuxedo.
Seo Joon datang ke kantornya Jung In untuk menandatangani surat kontrak drama. Seo Joon lalu berkomentar, "Huh akan kacau. Ketika aku memulai sebuah proyek drama maka aku akan sulit untuk bermain dan juga sulit untuk berkencan. Tahun lalu aku bahkan putus dengan pacarku saat shooting." Jung In berkomentar, "Produksi ini pasti sulit." Seo Joon berkata, "Karena ini drama pertamaku maka ini tidak akan begitu bagus. Jika saja saat itu adalah sekarang maka aku tidak akan putus dengan pacarku." Jung In bertanya, "Apa kau menyesal?" Seo Joon menjawab, "Ya tentu saja. Dia ini benar-benar keren."
Seo Joon melihat koleksi buku Jung In lalu bertanya, "Kapan kau akan menikah?" Jung in menjawab, "Dalam waktu dekat. Kami akan melakukan pertemuan dengan kedua orang tua dulu." Seo Joon berkomentar, "Oh. Kupikir pernikahan itu tidak cocok denganmu." Jung In bertanya, "Apakah menurutmu seperti itu?" Seo Joon menjawab, "Ya. Menurutku kau akan menjalani kehidupan yang membosankan. Dan pernikahan ini hanya lah sebuah kedok untukmu. Ada banyak orang yang seperti itu di sekitar kita. Mengadakan sebuah pernikahan namun kehidupannya berlainan dengan kehidupan orang berpacaran. Kalau seperti itu mengapa mereka harus repot menikah? Pikirkanlah, bersama dengan seseorang seumur hidupmu itu akan membosankan, benar bukan? Apa karena itu tingkat perceraian begitu tinggi? Kalau begitu sistem pernikahan harus di ubah." Jung In berkomentar, "Pemikiranmu itu begitu menarik."
Jung In mendapatkan telfon dari Tuan Jung dan dia terlihat begitu kaget saat mendengar kata-kata yang di ucapkan oleh Ayahnya itu.
Mae Ri kerja sambilan di sebuah cafe. Dia bilang bahwa dia merasa seperti ada sebuah tornado yang akan datang. So Ra yang juga kerja sambilan disana langsung menghampiri Mae Ri dan bilang bahwa Ayah Mae Ri menelfon So Ra. So Ra mengangkat telfon itu dan berkata, "Halo Ayah... Bulan madu?! Ah tidak tidak... Mae Ri tidak seperti itu. Jadi Ayah sudahlah menyerah saja. Apa? Benarkah? Ah ya aku mengerti."
So Ra menutup telfon dan Mae Ri langsung bertanya, "Apa yang dia katakan?" So Ra menjawab, "Hmm dia bilang dia mengerti dan dia ingin bertemu denganmu." Mae Ri kebingungan dan bertanya kembali, "Benarkah?"
Mae Ri pulang ke rumah dan berbicara dengan Ayahnya. Mae Ri bilang bahwa dia awalnya mau datang bersama 'suaminya' namun Mae Ri tidak membawanya karena takut Ayahnya akan darah tinggi. Ayah Mae Ri terlihat lemas dan bilang bahwa dia mengerti Mae Ri. Mae Ri sangat senang dan langsung memeluk Ayahnya lalu berkata, "Ayah aku minta maaf. Terima kasih banyak. Aku membuatmu khawatir, benar bukan? Ayahku yang sungguh malang. Wajahmu menjadi tirus hanya dalam satu hari saja. Ah ya sekarang masalah pernikahan ini sudah berakhir bukan? Kau sudah memberi tahu keluarga itu kan?"
Ayah Mae Ri dengan lesu memberikan Mae Ri sebuah amplop. Mae Ri membuka amplop itu dan kaget melihatnya, "APA INI AYAH? Surat pernikahanku?"
Mae Ri menemui seorang pengacara dan bertanya mengenai masalah yang sedang di hadapinya. Pengacara itu bilang bahwa Mae Ri bisa menuntut ayahnya karena surat pernikahan itu di buat tanpa sepengetahuan Mae Ri. Mae Ri tentu saja tidak ingin memenjarakan ayahnya. Pengacara itu lalu bilang bahwa Mae Ri bisa menceraikan suaminya itu. Mae Ri berkata, "Menceraikannya? Bagaimana mungkin aku menceraikan orang yang bahkan belum aku kenali."
Jung In bertemu dengan Tuan Jung untuk membahas masalah pernikahan ini. Jung In bertanya, "Bukankah dia bahkan sudah menikah? Jadi sebaiknya kita mengembalikan keadaan ini ke keadaan normal." Tuan Jung menjawab, "Kita tidak dapat mengembalikan keadaan ini kembali normal. Jika kita lakukan ini maka keadaanmu akan kembali seperti semula." Jung In menatap ayahnya dan menjawab, "Apa ini yang kau maksud dengan investasi dalam bisnis?" Tuan Jung menjawab, "Ya. Syarat dariku agar mau investasi adalah kau perlu menegakan kepalamu dan itu artinya menikah."
Jung In berkata, "Jika kau ingin aku menikah maka aku bisa mencari wanita lain." Tuan Jung berkomentar, "Tidak. Aku ingin anak ini menjadi menantuku." Jung In tidak menyangka dan kembali bertanya, "Apakah pernikahan ini begitu berarti karena bisnismu? Apa kau pernah memikirkan bahwa pernikahan ini terlalu kejam bagi pihak lain?" Tuan Jung menjawab, "Jika kita membatalkannya maka apa yang akan terjadi pada anak ini lebih kejam. Apa kau pikir aku memilih gadis ini dengan ceroboh? Pernikahan adalah hal yang sangat berarti bagi seorang wanita. Aku benar-benar ingin melindungi gadis ini. Tidak ada cukup waktu jadi kau harus segera membuat keputusan."
Jung In berfikir sesaat lalu berkata, "Untuk saat ini aku perlu memikirkannya." Tuan Jung bertanya, "Apa maksudmu itu memintaku untuk memberikan waktu berfikir?" Jung In menjawab, "Ini adalah waktu untuk berfikir. Akan ada masalah dengan pernikahan yang terlalu cepat apalagi pernikahan ini sudah di daftarkan. Aku juga tidak ingin memaksa seseorang yang tidak ingin menikahiku. Sebaiknya berikan perempuan itu waktu untuk berfikir dan aku pun memerlukan waktu. Satu tahun mungkin terlalu lama namun 100 hari kurasa cukup." Tuan Jung berkata, "Lalu apa yang akan kau rencanakan setalah 100 hari?" Jung In menjawab, "Aku akan memberikan pihak lain kesempatan untuk memutuskannya."
Tuan Jung menelfon Ayah Mae Ri dan bilang bahwa Jung In memerlukan waktu berfikir namun pada akhirnya Jung In tidak akan bisa mundur kembali. Ayah Mae Ri senang dan bilang bahwa dia juga tidak akan menyerah begitu saja untuk membujuk Mae Ri. Ayah Mae Ri selesai menelfon dan menatap foto keluarga mereka, "Sayang, cukup satu saja suami yang buruk. Pilihanku untuk Mae Ri tepat bukan?"
Mae Ri pulang dan Ayahnya kemabli berpura-pura lemas. Mae Ri berkata, "Ayah kau memalsukan dokumen pernikahan. Kau berbuat kriminal. Mana ada seorang ayah yang mencuri kartu identitas anaknya dan mendaftarkan pernikahan begitu saja?" Ayah Mae Ri berkata, "Mae Ri aku mengerti jika kau marah saat ini. Namun kau nanti akan mengerti apa yang aku lakukan ini adalah untuk dirimu. Aku tidak akan menyakitimu. Jangan khawatir."
Mae Ri bilang bahwa dia tadi pergi ke pengacara yang menyarankan agar dia bercerai saja, Mae Ri lalu bertanya, "Ayah apa kau tega membuat anakmu ini menjadi seorang janda?" Ayah Mae Ri mengenggam tangan Mae Ri dan berkata, "Kenapa kau harus bercerai? Kau cukup menikah dengan Jung In saja." Mae Ri marah dan berkata, "Aku bilang aku tidak mau! Apa kau ini hanya bisa membuat masalah?" Ayah Mae Ri juga marah, "Kau lah yang membuat masalah ini terjadi. Menulis sebuah surat lalu kabur dari rumah! Dan lagi kau tiba-tiba saja bilang sudah menikah. Bagaimana bisa kau melakukan hal ini pada Ayahmu?" Mae Ri tidak enak hati dan langsung meminta maaf.
Ayah Mae Ri semakin marah dan berkata, "Kenapa kau menikah dengan orang tidak waras itu tanpa seizin orang tuamu?" Mae Ri berkata, "Ah dia ada konser hari ini." Ayah Mae Ri bertanya, "Apa dia seorang musisi?" Mae Ri menjawab, "Ya dia vokalis dan gitaris sebuah indie band." Ayah Mae Ri sedih dan bilang bahwa hal ini sangat menyedihkan. Mae Ri lalu bilang bahwa Ayah Mae Ri dan Ibunya juga dulu kawin lari. Ayah Mae Ri kaget dan bilang bahwa dia tidak ingin hal itu terjadi pada Mae Ri juga dan Mae Ri harus setuju dengan pernikahan yang sudah di rencanakan oleh Ayahnya.
Mae Ri terdiam dan bertanya, "Ayah... Jangan menjadikan seseorang sebagai alasan. Katakan padaku dengan jujur. Pada akhirnya kau ingin menikahkanku agar dapat membayar hutang-hutang itu kan?"
Mae Ri datang ke sebuah kedai minum dan duduk sendirian. Moo Kyul datang dan mengambil gelas minum Mae Ri lalu meletakannya. Moo Kyul bertanya, "Kau kabur dari rumah lagi?" Mae Ri menjawab, "Tidak. Duduklah." Moo Kyul duduk di depan Mae Ri dan berkata, "Bukankah kau bilang kita tidak perlu bertemu lagi? Kenapa kau menelfonku?" Mae Ri kebingungan dan menjawab, "Ah aku ingin berterima kasih padamu karena sudah mau berfoto pernikahan bersamaku jadi aku akan meneraktirmu minum." Moo Kyul menolak dan bilang bahwa dia tidak minum bersama seorang wanita di siang hari.
Mae Ri mengerti lalu meminum soju sendirian namun Moo Kyul merebut gelas itu dan melarang Mae Ri untuk minum karena Mae Ri akan mabuk. Mae Ri tidak mempedulikannya dan terus minum soju, Moo Kyul kembali merebut gelas milik Mae Ri lalu meneguk soju itu. Mae Ri kebingungan dan bertanya, "Kenapa kau minum? Bukankah kau bilang tidak akan minum?" Moo Kyul menjawab, "Aku tidak membiarkan seorang perempuan minum sendirian. Minumlah ini karena aku tidak bisa mengantarmu pulang."
Mereka selesai minum dan pergi bersama. Mae Ri bilang bahwa dia merasa lebih segar sekarang setelah minum. Moo Kyul menyentuh poni Mae Ri dan berkata, "Pulanglah. Pulanglah dengan selamat." Moo Kyul langsung pergi dan Mae Ri mengikuti Moo Kyul dari belakang.
Mae Ri bertanya, "Apa kau ada sebuah mimpi? Apa kau pikir kau akan terus menjadi seorang musisi sepanjang hidupmu?" Moo Kyul tersenyum dan menjawab, "Dalam kehidupan ini, inilah yang aku inginkan." Mae Ri berkomentar pelan, "AKu iri denganmu." Moo Kyul lalu bertanya, "Bagaimana denganmu? Apa kau mempunyai mimpi?" Mae Ri menjawab, "Bagiku... Hidup dala kehidupan yang sederhana cukup." Moo Kyul kebingungan dan bertanya, "Eh? Apa itu sebuah mimpi?" Mae Ri menjawab, "Ya. Memiliki seorang ibu saat aku pulang ke rumah agar aku tidak memiliki masalah uang karena ayahku. Dan lagi dapat bersekolah tanpa mempedulikan masalah biaya."
Moo Kyul kasihan dan bertanya, "Kau pasti mengalami masalah sulit ya? Dasar guk guk!" Mae Ri membalas, "Meow!!!!" Mae Ri ingat sesuatu lalu mengeluarkan sebuah kertas pada Moo Kyul, "Ah ini dia." Moo Kyul melihat kertas itu dan terlihat sangat kaget, "Kau seorang wanita yang sudah menikah?" Mae Ri kaget namun dia menjawab, "Ah ya benar. Aku adalah wanita yang sudah menikah. Hmm seujurnya aku memintamu kemari karena ada sesuatu yang ingin aku sampaikan." Moo Kyul berjalan mundur dan bertanya, "Apa yang kau inginkan?"
Di sebuah taman, Moo Kyul bermain gitar sementara Mae Ri duduk di sebuah permainan anak-anak yang letaknya tidak jauh dari tempat Moo Kyul bermain gitar. Mae Ri mengingat kata-kata ayahnya yang bilang bahwa Mae Ri di beri waktu 100 hari untuk memutuskan apakah akan tetap menjalani pernikahan dengan Moo Kyul atau menikah dengan Jung In. Dan Ayah Ma eRi yakin bahwa Mae Ri akan sadar apa arti sesungguhnya mengenai sebuah pernikahan setelah 100 hari ini. Mae Ri menunduk bingung.
Moo Kyul selesai menyanyi dan para pejalan kaki yang melihatnya pun langsung bertepuk tangan dengan riuh dan memberikan uang pada Moo Kyul. Mae Ri mengucapkan terima kasih lalu mengumpulkan uang itu dan di berikan pada Moo Kyul.
Mae Ri berkata, "Sejak kita mengambil foto pernikahan itu... Keadaan semakin sulit. Karena kau tidak menyetujui kesepakatan itu maka orang-orang akan tau mengenai pernikahan palsu kita dan jika hal ini terbongkar maka aku harus menikahi laki-laki itu." Moo Kyul berkomentar, "Bukankah katamu laki-laki itu kaya dan tampan? Maka nikahi saja dia." Mae Ri kesal dan bilang bahwa dia ini bukanlah seperti saus kacang yang bisa menikahi seorang laki-laki yang tidak dia cintai bahkan hingga saat ini Mae Ri belum pernah berkencan dengan laki-laki. Moo Kyul tertawa dan bilang bahwa Mae Ri ternyata lebih lugu dari yang dia bayangkan.
Mae Ri mendekati Moo Kyul dan memohon pada Moo Kyul agar Moo Kyul mau meminjamkan namanya untuk 100 hari saja dan tentu saja Moo Kyul menolak hal itu. (Maksudnya Mae Ri ingin meminjam nama Moo Kyul untuk di sebut sebagai suaminya di depan Ayahnya agar dia tidak menikah dengan Jung In.) Mae Ri terus membujuk Moo Kyul dan berkata, "Tenang saja Ayahku tidak akan meminta untuk bertemu denganmu dan aku juga tidak akan membawamu bertemu ayahku. Aku juga tidak akan menganggumu. Tolong aku." Moo Kyul hanya berkomentar, "Hentikanlah. Ini semua tidak ada hubungannya dengan aku."
Moo Kyul langsung berjalan pergi meninggalkan Mae Ri yang masih tertunduk sedih. Mae Ri berdiri dan mulai mengikuti Moo Kyul secara diam-diam, namun Moo Kyul tau bahwa Mae Ri ini mengikutinya. Moo Kyul menyebrang jalan secara buru-buru dan Mae Ri pun mengikutinya namun lampu penyebrangan berubah merah sehingga Mae Ri terjebak di tengah jalan. Moo Kyul melihat kasihan ke arah Mae Ri namun dia tidak membantunya dan langsung pergi. Moo Kyul sedang melihat-lihat kaset di toko kaset dan Mae Ri menunggunya di luar.
Mae Ri terus mengikuti Moo Kyul namun pada akhirnya dia kehilangan jejak Moo Kyul. Mae Ri kesal dan bilang bahwa Moo Kyul ini tidak memiliki sifat kesetiaan. Saat Mae Ri berjalan melewati sebuah gang yang gelap, ada 2 orang laki-laki yang sepertinya akan berjalan ke arah Mae Ri. Mae Ri takut dan terdiam. Tiba-tiba Moo Kyul muncul dan merangul Mae Ri dari belakang sehingga 2 orang laki-laki itu langsung pergi.
Kaki Mae Ri lecet dan Moo Kyul mengomel karena Mae Ri menyusahkan saja. Mae Ri meminta maaf karena dia tadi jalannya terburu-buru. Moo Kyul menunduk di depan Mae Ri dan meminta Mae Ri untuk naik ke atas punggungnya. Mae Ri menolak dan bilang bahwa dia masih bisa jalan, namun Moo Kyul terus memaksa Mae Ri untuk naik ke punggungnya sehingga Mae Ri pun akhirnya di gendong di punggungnya Moo Kyul.
Moo Kyul berjalan dan bertanya, "Apa sebelumnya tidak ada seornag laki-laki yang menggendongmu di punggungnya?" Mae Ri kaget di tanya seperti itu dan menjawab, "Hah? Hanya dengan ayahku saat aku masih kecil." Moo Kyul bertanya, "Apa yang harus kulakukan?" Mae Ri kebingungan dan menjawab, "Kau tidak perlu melakukan apapun." Moo Kyul kembali bertanya, "Apa benar tidak akan ada yang menganggu?" Mae Ri menjawab, "Tentu saja. Aku berjanji padamu. Tidak, aku akan menandatangani kontrak saja."
Tiba-tiba Moo Kyul berhenti berjalan dan berkata, "Hey kau tidak boleh jatuh cinta padaku," Mae Ri memukul punggung Moo Kyul dan berkomentar, "Tentu saja aku tidak mencintaimu. Ka harus tau itu. Sebenarnya kau ini keren namun kau tidak terlihat seperti seorang laki-laki." Moo Kyul berkomentar, "Kua juga sangat imut namun kau tidak terlihat seperti wanita." Mae Ri tersenyum dan berkata, "Itu lah sebabnya kita tidak perlu khawatir. Lagi pula kau memiliki pacar. Ya gadis yang fotonya ada di tempat gitarmu itu. Apa itu namanya So Young? Jadi kau tidak perlu khawatir." Moo Kyul tersenyum dan berkata, "Baiklah jika begitu."
Moo Kyul bertanya, "Lalu apa yang akan kau lakukan setelah 100 hari?" Mae Ri berfikir sesaat dan menjawab, "Dia memberiku pilihan dan aku tidak akan memilih siapa pun. Sepanjang aku menerima 100 hari itu maka orang itu akan membayar semua hutang-hutang keluargaku. Jika mereka sudah membayarnya maka aku tidak akan memilih siapapun dan aku akan baik-baik saja. Itulah sebabnya aku menerima tawaran ini, demi rumahku dan demi diriku."
Mae Ri sampai di rumah dan menandatangani surat kontak dengan ayahnya dengan cap jempol. Ayahnya berkata, "Seperti yang kau katakan, aku akan memberikan pria itu wkatu di malam hari saja. Jadi kita akan bagi waktu, dari jam 9 pagi hingga jam 5 sore kau akan bersama Jung In. Dan jam 5 sore hingga jam 10 malam kau bersama pria itu. Hari sabtu kau bersama Jung In dan Minggu bersama pria itu. Karena berbahaya di malam hari maka kau harus pulang ke rumah tepat jam 10 malam. Kau tau apa yang aku khawatirkan kan? Kau harus menjaga tubuhmu." Mae Ri menjawab, "Ya ya aku mengerti. Jangan khawatir."
Mae Ri menelfon Moo Kyul dan bilang bahwa dia jadwal bertemu Moo Kyul itu malam hari jadi mereka tidak perlu bertemu juga tidak apa-apa. Dan lagi mereka juga tidak usah berkomunikasi lagi. Ayah Mae Ri masuk ke kamar Mae Ri dan bertanya, "Apa kau sedang berbicara dengan pria itu?" Mae Ri pun langsung mengubah nada bicaranya dengan Moo Kyul, "Sayang, selamat tidur. Mimpikan aku ya. Bye."
Mae Ri menatap kesal pada ayahnya dan berkata, "Itu pria yang aku cintai." Ayah Mae Ri berkata, "Aku tidak nyaman dengan keadaan ini jadi sebaiknya dia datang menghadap padaku dan aku ingin berbicara dengnnya." Mae Ri kaget dan berkata, "Kau tidak perlu bertemu dengannya. Aku sudah memberi tahu mengenai semua ini padanya dengan baik-baik." Ayah Mae Ri berkomentar, "Lagi pula tekanan darah tinggiku akan naik jika bertemu dengannya. Tidak ada alasan bagiku untuk bertemu dengannya karena dia akan segera pergi setelah 100 hari." Mae Ri jelas langsung kesal pada Ayahnya.
Ayah Mae Ri tiba-tiba memasangkan kalender 100 hari. Mae Ri bertanya, "Ayah, apa itu? Apa kau ini seorang pelajar yang akan mengikuti ujian?" Ayah Mae Ri menjawab, "Kau adalah pelajar yang akan mengikuti pernikahan. Kau harus bertemu dengan Jung In besok pagi jadi tidurlah lebih cepat. Ah ya kau belum melihat fotonya jadi kau akan melihat dia besok dan tentu dia terlihat lebih baik di kenyataan." Mae Ri kesal dan berkata, "Ya aku mengerti. Aku sungguh lelah, bisakah Ayah keluar dan matikan lampunya?"
Mae Ri berusaha mencari rumah Jung In dan dia kaget saat melihat rumah yang begitu besar. Mae Ri masuk kedalam rumah itu dan takjub karena rumahnya sangat luar biasa besar, "Ah orang itu pasti sedang pergi bekerja. Wow apakah ini rumah? Ini seperti rumah contoh. Dan wow TV ini sungguh besar. Pasti menyenangkan menonton drama melalui TV ini." Mae Ri mencari remote TV tapi justru dia mengambil remote lainnya dan dia benar-benar takjub.
Jung In pulang ke rumahnya dan dia kaget saat mendengar ada suara TV menyala di rumahnya. Jung In pergi ke ruang TV dan melihat ada seorang wanita tertidur di sofa dan wajah wanita itu tertutupi rambutnya. Jung In ingin mengambil remote TV di tangan wanita itu dan wanita itu justru mengenggam remote TV dengan kuat. Jung In mencoba menarik kembali remote TV itu dan berhasil.
Jung In tidak membangunkan wanita itu dan pergi ke dapur untuk mengambil minum. Tiba-tiba terdengar suara jatuh dan Jung In langsung ke ruang TV. Wanita yang tidur itu sudah terbangun karena terjatuh. Jung In bertanya, "Apa kau baik-baik saja?" Si wanita itu adalah Mae Ri yang menunduk dan meminta maaf, "Maafkan aku. AKu pikir kau sudah pergi kerja dan maaf semalam aku tidak bisa tidur sehingga tertidur disini. Maafkan aku, Aku Wi Mae Ri." Jung In pun memperkenalkan dirinya, "Aku Jung In." Mae Ri mengangkat kepalanya untuk menatap Jung In dan dia kaget saat melihat sosok Jung In, "Kau! Kau pria brengsek yang sopan itu?"
Moo Kyul kaget melihat hal itu dan meminta Ayah Mae Ri berhenti memukuli Mae Ri. Ayah Mae Ri kaget karena mendengar Moo Kyul memanggilnya dengan panggilan 'Paman'. Mae Ri menarik Moo Kyul dan meminta Moo Kyul agar segera keluar dari rumah. Ayah Mae Ri kembali marah, "Hey apa kau membela laki-laki itu? Akhir-akhir ini semua anak muda itu sama. Itu sebabnya anak muda sulit di percaya. Bahkan anakku pun seperti ini."
Moo Kyul tiba-tiba berkata, "Merry Christmas." Ayah Mae Ri yang sedang mengomel tiba-tiba berhenti mengomel dan berkata, "Merry Christmas? Bukankah ini bulan November? Apa yang ada di pikirannya... Oh tidak ini bau alkohol." Mae Ri mendorong Moo Kyul keluar dari rumah dan langsung mengunci pintu.
Ayah Mae Ri berkata, "Lihatlah rambutnya, dia ini wanita atau laki-laki? Aigooo apa yang terlihat seperti parasit itu adalah pacarmu Mae Ri?" Mae Ri langsung berkata, "Dia bukan pacarku!" Ayah Mae Ri marah kembali, "Lalu siapa dia? Siapa dia sebenarnya hah?"
Terdengar suara penagih hutang di depan pintu rumah, "Hey Wi Dae Han kau ada dirumah kan? Cepat buka pintunya!" Ayah Mae Ri dengan lemas mengambil sepatunya lalu bersiap-siap kabur dari jendela. Ayah Mae Ri berkata pada Mae Ri, "Sungguh aku tidak ingin hidup seperti ini. Ini memelahkan." Mae Ri berkomentar, "Aku juga tidak ingin." Penagih hutang itu terus berteriak dan Ayah Mae Ri berpesan pada Mae Ri, "Baiklah aku akan menghubungimu nanti. Tunggu saja. Aku pergi." Mae Ri berkata pada Ayahnya, "Hati-hati. Jaga dirimu."
Tuan Jung sedang menatap foto seseorang yang seperti Mae Ri dan sepertinya itu adalah Ibunya Mae Ri. Tuan Jung tersenyum menatap foto itu dan mengingat kejadian yang terjadi tadi siang di pemakaman.
Tuan Jung mengobrol dengan Ayahnya Mae Ri. Tuan Jung berkata, "Putrimu pasti sudah tumbuh besar sekarang ini." Ayah Mae Ri mengeluarkan dompetnya dan memperlihatkan foto Mae Ri, "Ini dia. Dia sekarang berusia 24 tahun dan seharusnya dia menikmati hidupnya dengan bermain tapi dia begitu tulus dan tenang. Tidak seperti anak-anak seusianya." Tuan Jung kaget melihat foto Mae Ri karena Mae Ri ini mirip sekali dengan Ibunya Mae Ri. Ayah Mae Ri berkata, "Aku membesarkan Mae Ri dengan baik tapi dia harus berhenti sekolah karena dia berusaha mencari uang untukku. Aku berharap Mae Ri menemukan suami yang baik. Ya dia harus mengakhirinya dengan baik."
Tuan Jung melihat foto Ibu Mae Ri di dinding pemakaman lalu dia berkata, "Dae Han... Aku akan membantumu." Ayah Mae Ri jelas kaget mendengarnya, "Apa? Kau mau membantuku?"
Tuan Jung dan Ayah Mae Ri makan siang bersama. Tuan Jung melihat foto Mae Ri dan Ayah Mae Ri berkata, "Hyung sebaiknya kita menikahkan Mae Ri lebih cepat." Tuan Jung berkomentar, "Makan terlalu cepat dapat menyebabkan salah penrcenaan. Apa kau ingin mempercepat pernikahan ini karena masalah hutangmu?" Ayah Mae Ri menjawab, "Ah Hyung apa kau pikir aku setega itu untuk menjual putriku? Aku punya hati nurani. Aku hanya Ayah yang selalu meningglkannya untuk melarikan diri... Aku juga khawatir meninggalkan dia sendirian. Karena dia memiliki ayah yang selalu membuat masalah, aku harap akan ada seorang suami yang menjaganya." Tuan Jung berkomentar, "Jika karena itu... Itu melegakan."
Ayah Mae Ri kembali berkata, "Pertama yang harus kita lakukan adalah mempertemukan mereka secepatnya. Saat Mae Ri bertemu dengan Jung In maka permainan ini berakhir. Ah dimana lagi dia akan menemukan suami yang tampan dan begitu mapan seperti itu?" Tuan Jung berkomentar, "Mae Ri tumbuh sangat cantik dan cocok untuk menjadi seorang istri. Mereka terlihat serasi bersama-sama."
Jung In sedang melakukan rapat dengan karyawannya. Seorang karyawan berkata, "Mereka sudaj membaca naskah dan setelah membaca naskah itu mereka ingin menjadi pemerannya dan langsung menghubungi kita." Karyawan yang lain langsung senang dan bilang bahwa hal ini sangat bagus. Jung In menatap profil para artis yang akan membintangi sebuah drama baru dan dia berkomentar, "Yang perlu kita lakukan sekarang ini adalah memilih... Wanita pertama itu adalah Ratu Iklan namun bakat aktingnya nol! Wanita kedua aktingnya begitu-begitu saja. Huh para artis ini ingin melakukan kemunculan kembali melalui proyek kita. Bahkan ketiga wanita itu berada di usia pertengahan 30."
Foto Seo Joon muncul dan seorang karyawan berkomentar, "Aku rasa kantor pusat akan menolak dia. Sebenarnya Lee An dan Seo Joon ini ya aku hanya mendengar bahwa Lee An sangat bersikeras agar Seo Joon ada di dalam ini." Karyawan lain langsung berkata, "Benarkah? Apa mereka benar berkencan?" Jung In tersenyum kecil dan berkata, "Aku sudah melihat profil mereka dan melihat film mereka sebelumnya. Aku rasa dia cocok dengan peran ini." Karyawan itu berkomentar, "Tapi sutradara... Dia ini sulit bercanda." Jung In berkata, "Menurut mereka dia ini sulit diajak bekerja sama jadi sebaiknya kita menemuinya dan membuat penilaian secara langsung."
Seo Joon sedang melakukan Yoga sambil mendengarkan lagunya Moo Kyul. Dan terlihat Jung In datang untuk menemui Seo Joon.
Mae Ri datang ke sebuah hotel mewah atas permintaan Ayahnya. Mae Ri menelfon Ayahnya dan bilang bahwa dia sudah membawa Pakaian dalam dan kaus kaki yang diminta oleh Ayahnya itu. Diam-diam Ayah Mae Ri mengawasi Mae Ri dan berkata, "Kerja bagus. Pertama-tama kau harus mencari tempat duduk yang sepi." Mae Ri bertanya, "Apa ayah melihatku? Ada dimana kau?" Ayah Mae Ri menjawab, "Sudahlah duduk saja di tempat yang sepi." Mae Ri mengerti lalu mencari tempat yang sepi.
Mae Ri menatap sekelilingnya untuk mencari Ayahnya namun Ayahnya justru memarahinya, "Jangan melihat ke sekelilingmu!" Seorang pelayan datang dan memberikan Mae Ri minum. Mae Ri berkata, "Ah aku pesan jus strwberry." Ayah Mae Ri langsung melarang, "Jangan! Pesan kopi Americano agar terlihat lebih berkelas." Mae Ri pun menuruti permintaan ayahnya dan meminta kepada pelayan agar membuatkannya kopi Americano. Mae Ri meminum air dari gelasnya dan Ayah Mae Ri kembali memarahinya, "Hey mana ada gadis yang meminum banyak air begitu saja? Kau harus meminumnya dengan pelan dan indah!" Mae Ri heran dan bertanya, "Ayah, apa yang sebenarnya kau lakukan?"
Mae Ri duduk menyender di kursi dan Ayahnya kembali marah, "Hey kenapa kau duduk seperti itu? Seorang gadis harus duduk dengan tegak dan menawan." Mae Ri sudah kesal dan berkata, "Ayah apa-apaan kau ini? Ayah, dimana kau sekarang ini? Kenapa kau memintaku untuk datang kemari?"
Ayah Mae Ri berkata, "Tunggu sebentar. Aku mendapatkan telfon lain, ingat jangan tutup telfon!" Ayah Mae Ri menerima telfon dari Tuan Jung dan bilang bahwa dia ada di hotel itu untuk mengawasi pertemuan Mae Ri dengan Jung In. Tuan Jung bilang bahwa Jung In sudah ada di hotel juga namun dia akan ada pertemuan bisnis sehingga akan terlambat 30 menit. Ayah Mae Ri berkomentar, "Baiklah aku mengerti dan akan menyerahkan semuanya padamu."
Ayah Mae Ri kembali menelfon Mae Ri dan berkata, "Hey aku akan menelfonmu 30 menit lagi jadi tunggulah." Mae Ri menutup HPnya dan berkata, "Huh mengapa dia memintaku datang kemari? Ini benar-benar menganggumkan."
Ada artis Lee An yang datang ke hotel itu dan duduk di kursi dekat kursi tempat Mae Ri duduk. Tentu saja kedatangan artis itu membuat sedikit kegaduhan di dalam hotel. Mae Ri melihat artis itu dan langsung menghubungi So Ra, "So Ra sekarang di depanku ada Lee An. Ini benar-benar Lee An. Ini benar-benar menarik sekali. Karena aku datang ke hotel mewah maka aku bertemu dengan artis terkenal. Ah dia jauh lebih tampan dari di TV dan dia juga jauh lebih tinggi. Hey ini kenyataan, aku tidak bohong. Oh baiklah aku akan mendapatkan tanda tangannya dan fotonya agar menjadi bukti."
Manager Lee An(Wanita ini mirip dengan wanita yang ketemu dengan Moo Kyul untuk menawari Moo Kyul perform tapi sendiri dan Moo Kyul menolaknya. Ada di episode 1.) Bilang bahwa akhirnya keinginan Lee An untuk main drama bersama Seo Joon akan tercapai. Lee An tersenyum dan berkata, "Ya aku tau."
Mae Ri menghampiri Lee An dan berkata, "Permisi... Aku seorang penggemarmu. Apakah kau bisa menandatangani kantong kertas ini?" Lee An menandatanganinya dan langsung menyerahkan kantong kertas itu pada Mae Ri. Mae Ri mengeluarkan HPnya ingin memfoto Lee An namun Lee An menolaknya. Manager Lee An itu meminta bodyguard untuk mengusir Mae Ri dan Mae Ri pun kembali ke tempat duduknya.
Mae Ri senang melihat tanda tangan itu dan langsung menelfon So Ra. Manager Lee An menyangka Mae Ri mencoba memfoto Lee An sehingga dia marah dan meminta bodyguard untuk mengambil HP Mae Ri. Mae Ri jelas kaget dan bilang bahwa dia tidak memfoto Lee An.
Seo Joon keluar dari dalam lift bersama dengan Jung In. Jung In bertanya, "Apa kau menerima naskah yang ku kirim padamu?" Jung In menjawab, "Tidak." Jung In kembali bertanya, "Apa itu tidak di sampaikan padamu?" Seo Joon menjawab, "Itu sudah di sampaikan padaku namun aku tidak membacanya. Aku menyukai film dan aku tidak akan melakukan akting dalam drama." Jung In bertanya, "Kenapa seperti itu?" Seo Joon menjawab, "Karena peran di drama begitu datar." Jung In berkomentar, "Bukankah itu tugas aktor untuk membuatnya menjadi tidak datar?" Jung In menyerahkan naskah yang di bawanya kepada Seo Joon. Seo Joon melihat judul naskah itu 'Wonderful Day' dan dia menerimanya.
Jung In mendapatkan telfon dari Tuan Jung dan Jung In bilang bahwa dia tidak akan menunda pertemuan itu lagi. Seo Joon hanya diam saja dan sesekali membuka naskah drama itu.
Terdengar suara teriakan Mae Ri yang bilang bahwa dia sama sekali tidak mengambil foto dari Lee An namun si bodyguard itu terus memaksa mengambil HPnya Mae Ri. Bodyguard itu terus memaksa Mae Ri sehingga Mae Ri menabrak seorang pelayan yang sedang membawa minum. Kantong kertas yang dia bawa pun terjatuh robek dan isinya yang merupakan pakaian dalam dan kaus kaki ayahnya pun berserakan. Mae Ri tentu sangat malu dan langsung memasukan pakaian dalam dan kaus kaki itu kedalam tasnya lalu dia mengambil HPnya yang terjatuh dan casingnya terlepas.
Bodyguard itu menarik Mae Ri ke sebuah pojokan dan marah-marah kepada Mae Ri. Mae Ri kesal dan bilang bahwa dia keskaitan. Bodyguard itu mengejek Mae Ri dan bilang bahwa dirinay sudah biasa mengatasi anak kecil seperti Mae Ri. Mae Ri memberontak dan bilanga bahwa dia tidak mengambil foto apapun. Jung In datang dan berkata, "Apa yang kau lakukan?" Bodyguard itu pun langsung berhenti menganggu Mae Ri.
Mae Ri keluar dari kamar mandi dan bertemu dengan Jung In. Mae Ri bilang bahwa dia sudah biasa melihat bodyguard dan Manager yang menindas para penggemar. Mae Ri berkata, "Tapi kenapa mereka berkelakuakn seperti itu padaku? Aku ini bukan remaja yang suka mengikuti artis sepanjang hari." Jung In kebingungan dan bertanya, "Kau bukan seorang remaja?" Mae Ri kesal dan menjawab, "Aku ini mahasiswa jurusan sastra Korea berusia 24 tahun yang sedang cuti saat ini." Jung In merasa tidak enak dan meminta maaf karena kejadian tadi. Mae Ri benar-benar kesal namun dia berkata, "Huh bagaimanapun juga ini bukan kesalahanmu."
Mae Ri menyadari di tangannya ada memar dan dia mengomel melihat itu. Jung In bertanya, "Kenapa kau tidak pergi ke rumah sakit saja?" Mae Ri menjawab, "Aku baik-baik saja." Mae Ri melihat HPnya yang berantakan dan mengomel kembali. Jung In mengeluarkan sebuah amplop dan memberikannya pada Mae Ri. Mae Ri melihat amplop itu dan berkata, "Apa-apaan ini? Apa kau pikir aku ini penipu hah?" Jung In menjawab, "Jangan salah paham. Banyak jenis orang di dunia ini yang bilang baik-baik saja namun kemudian menuntut ganti rugi. Beberapa hari yang lalu aku mengalami hal ini, Jadi jika kau setuju maka mari buat surat perjanjian." Mae Ri benar-benar kesal dan bertanya, "Dan kau ingin aku menandatangani surat perjanjian itu? Mengapa aku?"
Mae Ri teringat kejadiannya dengan Moo Kyul dan akhirnya dia setuju untuk menandatangani surat perjanjian dengan Jung In. Jung In meminta Mae Ri menuliskan nomor telfon yang bisa dihubungi namun Mae Ri menolaknya dan bilang bahwa dia tidak akan melakukan apapun. Jung In menyerahkan sebuah kantong kertas baru dan berkata, "Kantong kertasmu itu sudah rusak jadi sebaiknya memakai yang baru." Jung in pun langsung pergi dan Mae Ri berkomentar, "Huh dia menganggu dengan cara yang sopan. Dia itu benar-benar bajingan yang sopan."
Mae Ri duduk di kursi dan melihat amplop uang yang di berikan oleh Jung In masih ada di kursi itu. Mae Ri ingin mengembalikannya namun tangannya sakit jadi dia tidak jadi mengejar Jung In. Mae Ri melihat pakaiannya yang kotor dan berkata, "Baiklah karena pakaianku kotor maka aku menerima uang ganti rugi ini." Mae Ri melihat uang di amplop itu dan berkomentar, "Hmm ini terlalu banyak." Mae Ri memindahkan barang di kantong kertas yang sudah rusak itu dan dia menyadari sesuatu lalu melihat kembali isi amplop, "Apa? 2.000.000 WON?"
Jung In menghampiri Seo Joon dan berkata, "Maaf, karena masalah itu aku membuatmu menunggu lama." Seo Joon berkata, "Hmm aku akan melakukan itu." Jung In menatap jamnya dan bertanya, "Kau memutuskannya hanya dalam 30 menit?" Seo Joon menjawab, "Ketika aku merasakan feelnya maka aku akan menerimanya." Jung In bertanya, "Bagian mana yang kau sukai?" Seo Joon menjawab, "Karakternya seperti aku... Bagaimana ya aku menjelaskannya? Hmm wanita ini memiliki karakter yang kuat." Jung In bertanya, "Melakukan yoga dengan mendengarkan music rock?" Seo Joon, "Aku tidak begitu tegas jadi sebaiknya kau kirimkan kontrak itu padaku." Jung In senang dan menjawab, "Aku akan secapatnya menghubungimu."
Saat Jung In akan pergi, Seo Joon berkata, "Ah ya lakukan yang terbaik untuk kencan butamu ini. Aku dapat mengerti segala hal dengan cepat. Aku tidak menyangka kau melakukan hal ini tapi ada sisi unik darimu. Huh jaman apa ini masih ada pertemuan untuk perjodohan. Dan lain kali tolong kirim naskah ini melalului file dalam komputer, mari kita lindungi bumi ini. Sampai jumpa." Jung In terlihat tersenyum dan pergi.
Jung In berhenti sebentar untuk menelfon teman kencannya itu namun telfon itu tidak di angkat juga. Mae Ri kembali menuju ruang duduk di hotel itu dan mengeluh karena Ayahnya belum juga datang. Jung In ikut duduk di ruang duduk di hotel namun dia duduk di tempat yang cukup jauh dari Mae Ri. Seorang petugas hotel membawa papan bertuliskan nama Mae Ri dan Mae Ri bertanya, "Namaku Wi Mae Ri. ada apa?"
Mae Ri menghubungi Ayahnya melalui telfon di hotel karena HPnya rusak. Mae Ri berkata, "Ayah ada apa? Apa? Siapa itu Jung In? Teman kencan buta? AYAH! Apa kau memanggilku kemari untuk itu?" Mae Ri langsung keluar meninggalkan hotel dengan mengomel. Sementara itu Jung In mencoba menelfon teman kencan butanya namun tidak berhasil juga.
Mae Ri menemui Ayahnya di toko gaun dan marah-marah, "Apa aku gila? Kenapa aku harus segera menikah?" Ayah Mae Ri berkata, "Siapa yang memintamu untuk segera menikah? Aku hanya memintamu untuk mencoba gaun yang akan di pakai untuk acara pertemuan saja. Karena kau ada disini maka kemarilah pilih gaun untuk acara pertunanganmu." Mae Ri kesal dan bertanya, "Ayah ada apa denganmu? Untuk apa gaun ini?" Ayah Mae Ri menjawab, "Karena Ibumu yang malang itu tidak pernah memakai gaun jadi aku sungguh menyesal dan berencana membelikanmu sebuah gaun yang indah."
Mae Ri duduk di samping Ayahnya dan bertanya, "Ayah katakan yang sebenarnya padaku. Ayah ingin aku menikah agar kau dapat membayar hutang, kan?" Ayah mae Ri menjawab, "Apa kau tidak mempercayai ayah? Ini hanya pilihan. Ini hanya satu kesempatan dalam hidupmu. Cobalah kau tanya ke orang-orang, mana ada ayah yang tidak ingin anak perempuannya menikah?" Mae Ri bertanya, "Orang macam apa yang ingin membayar hutang? Apa kau mempercayainya?" Mae Ri menjawab, "Jangan khawatir. Keluarga ini sungguh baik. Orang ini adalah tetangga dari Hyung yang aku kenal tapi dia pergi ke Jepang dan mendapatkan uang yang sangat banyak."
Mae Ri marah dan berkata, "Ayah! Mana ada di dunia ini yang gratis? Apa Ayah belum sadar juga setelah di tipu begitu sering? Dan lagi Ayah ingin aku menikah dengan orang yang bahkan belum pernah aku lihat wajahnya?" Mae Ri berjalan pergi dan Ayahnya langsung mencegah, "Itulah sebabnya aku mengadakan kencan buta ini agar kau melihatnya. Tapi bagaimana bisa kau pergi dari hotel itu tanpa bertemu dengannya? Ini sungguh kasar." Mae Ri berteriak, "Ini kau yang merencanakan semuanya tanpa bertanya padaku!" Ayah Mae Ri berkata, "Berhenti berkata tidak dan lihatlah fotonya ini." Ayah Mae Ri berusaha menunjukan foto Jung In namun Mae Ri menutup matanya dan tidak ingin melihat.
Mae Ri menuliskan secarik surat pada Ayahnya dan dia langsung mengemasi barang-barangnya untuk pergi dari rumah. Saat Mae Ri akan pergi meninggalkan rumah, dia melihat ada kantong gitar milik Moo Kyul. Mae Ri membuka kantong gitar itu dan ternyata isi kantong gitar itu pakaian. Mae Ri mengomel dan dia melihat ada HP di dekat kantong gitar itu, "Ah dia meninggalkan HPnya disini. Dia ini sungguh sungguh menyedihkan."
Moo Kyul dan bandnya tampil di depan seorang manager dan setelah selesai tampil, Manager itu bilang bahwa dia hanya ingin mengontrak Moo Kyul saja untuk menjadi penyanyi. Moo Kyul menolak hal itu dan mengajak teman-temannya untuk segera pergi.
Teman Moo Kyul meminta maaf pada Moo Kyul karena mereka merasa sudah menghalangi karir Moo Kyul. Moo Kyul berkata, "Apa-apaan kau ini? Aku menolak manager itu karena uang yang dia tawarkan terlalu kecil. Dan lagi kita sudah berjanji akan melewatinya bersama-sama." Teman Moo Kyul itu bilang bahwa Moo Kyul ternyata sungguh setia kawan.
Salah seorang teman Moo Kyul itu menerima telfon dan berkata, "Moo Kyul ini telfon untukmu." Moo Kyul heran dan dia kaget saat tidak menemukan HPnya. Moo Kyul menerima telfon itu yang ternyata telfon dari Mae Ri.
Moo Kyul dan teman-teman bandnya minum bersama dan bermain musik di jalan. Mae Ri melihat itu dari jauh dan berkomentar, "Apa apa dengannya? Minum di tengah hari seperti ini?" Mae Ri berjalan mendekat dan Moo Kyul langsung menyambutnya, "Merry Christmas." Teman-teman band Moo Kyul pun menyambut Mae Ri dengan sebutan kaka ipar. Mae Ri kebingungan dan bertanya, "Kenapa kalian memanggilku seperti itu?" Teman Moo Kyul menjawab, "Karena aku dengar kau menghabiskan malam bersama dengan Moo Kyul. Benar bukan?" Mae Ri menjawab, "Bukan kemarin namun kemarinnya lagi." Teman-teman Moo Kyul semakin menggoda Mae Ri dan berkata, "Menikah... Menikah..."
Mae Ri kesal dan berkata, "Lupakan hal itu. Aku hanya ingin mengembalikan barangmu ini. Karena aku sudah mengembalikannya maka aku akan pergi. Dan juga ini, Kau berikan ini padaku waktu itu dan karena kau tidak jadi menginap di rumahku maka aku akan mengembalikannya." Moo Kyul berkata, "Tapi aku menginap di malam sebelumnya." Teman-teman Moo Kyul mulai menggoda kembali, "Wow mereka sepertinya sudha tidur bersama. Menikah... Menikah..."
Mae Ri berjalan pergi karena malu dan Moo Kyul berkata, "Karena kau ada disini maka ikutlah makan malam bersama. Hey apa kau kabur dari rumah?" Mae Ri berhenti berjalan dan bertanya, "Dari mana kau tau? Apa kau bisa membaca pikiran orang?" Moo Kyul tertawa dan berkata, "Hey berapa umurmu untuk kabur dari rumah hah?" Mae Ri kesal dan menjawab, "Ini pertama kalinya!"
Moo Kyul menghampiri Mae Ri dan bertanya, "Kau menulis surat jika kau ingin kabur kan?" Mae Ri menjawab, "Bagaimana kau tau?" Moo Kyul tertawa kencang dan berkata, "Aku bisa gila. Kau ini sangat lucu!" Mae Ri kesal melihat Moo Kyul yang terus tertawa.
Teman band Moo Kyul, Moo Kyul dan Mae Ri pergi makan bersama. Teman band Moo Kyul bertanya, "Kaka ipar, aku ini mengetahui tentang Moo Kyul tapi matamu itu sungguh lucu." Teman-teman Moo Kyul yang lainnya tertawa dan berkata, "Ya benar. Kau sangat imut." Mae Ri menundukan kepalanya berterima kasih.
Teman-teman Mae Ri datang ke tempat makan itu dan Mae Ri pun langsung menghampiri mereka. So Ra khawatir sama Mae Ri dan bertanya, "Mae Ri apa yang terjadi? Bagaimana bisa seseorang menghentikan ayahmu? Ii terlihat seperti sebuah masalah." Ji Hye melihat ke arah tempat duduk Moo Kyul dan teman bandnya dan dia pun berkata, "Wow lihat itu." So Ra melihat Moo Kyul dan berkata, "Bukankah dia pengemis bunga yang di Hongdae? Wow melihat dia dari dekat ternyata dia lebih tampan." Ji Hye tersenyum dan berkomentar, "Seharusnya aku yang menabrak dia jadi bisa berakhir ada disini juga." Mae Ri kesal dan meminta teman-temannya itu berhenti membicarakan Moo Kyul.
Mae Ri berkata, "So Ra, aku tinggal di rumahmu ya." So Ra menjawab, "Ya kau bisa. Tapi karena ayahmu akan khawatir maka nanti aku akan menelfon padanya." Mae Ri senang dan mengucapkan terima kasih pada So Ra. Mae Ri mengajak So Ra dan Ji Hye untuk pergi namun mereka berdua justru lebih memilih untuk bergabung duduk bersama dengan Moo Kyul dan teman-temannya Moo Kyul. Tentu saja Mae Ri kesal melihat sikap kedua temannya itu.
So Ra dan Ji Hye duduk di samping Moo Kyul dan memuji ketampanan Moo Kyul. Moo Kyul yang mabuk hanya bisa melambaikan tangan dan tersenyum. Tiba-tiba seorang anggota band yang mabuk marah-marah karena para penggemar selalu saja melihat Moo Kyul dan memuji Moo Kyul sementara anggota band yang lainnya tidak di anggap ada. Moo Kyul merasa bersalah dan menawari temannya itu segelas soju namun temannya itu justru menolaknya dan terus marah-marah pada Moo Kyul. Salah seoarang anggota band itu jadi marah pada temannya yang berbicara sembarangan dan akhirnya mereka berdua berkelahi. So Ra dan Ji Hye ikut panik lalu mengikuti 3 teman Moo Kyul yang berkelahi keluar dari tempat makan.
Sementara itu Moo Kyul hanya duduk dan masih meminum Sojunya. Mae Ri menghampiri Moo Kyul dan mengajak Moo Kyul melihat keadaan teman-teman Moo Kyul namun Moo Kyul dengan santainya bilang kalau teman-temannya itu akan baik-baik saja. Akhirnya Mae Ri pun menarik paksa Moo Kyul agar ikut keluar tempat makan untuk melihat teman Moo Kyul yang bertengkar.
Di luar tempat makan itu Teman-teman band Moo Kyul berkelahi dan So Ra dan juga Ji Hye mencoba melerainya. Mae Ri melihat Moo Kyul yang hanya duduk di tangga dan dia pun bertanya, "Hey bagaimana ini?" Moo Kyul duduk santai dan menjawab, "Aku tidak suka pertengkaran, aku suka kedamaian." Mae Ri lelah dan ikut duduk di samping Moo Kyul sambil berkomentar. Moo Kyul benar-benar mabuk dan cara bicaranya melantur, "Namamu Merry Christmas ?" Mae Ri kesal dan menjawab, "Bukan Christmas!!! Mae Ri! Mae Ri!" Moo Kyul kembali bertanya, "Itu lah yang aku katakan... Mae Ri... Tunggu. Bukankah Mae Ri nama anak anjing?" Mae Ri berkomentar, "Huh kau ini sangat kekanak-kanakan sekali. Itu panggilanku saat aku SD." Moo Kyul terus tertawa.
Mae Ri berkata, "Lalu jika aku anjing maka kau adalah kucing jalanan! Meow!" Moo Kyul kembali berkata, "Guk guk! Hahaha kau ini sangat imut." Moo Kyul mencubit pipi Mae Ri dan Mae Ri pun berusaha memberontak.
Tiba-tiba Polisi datang dan teman-teman Moo Kyul dan So Ra, Ji Hye pun langsung berlari kabur. Mae Ri masih tidak mengerti hal ini dan terdiam bengong. Moo Kyul ikut berlari pergi namun dia sadar kalau Mae Ri masih bengong saja makanya dia kembali ke arah mae Ri untuk menarik tangan Mae Ri dan mengajak Mae Ri kabur.
Polisi sudah tidak ada dan Mae Ri berkata, "Huh kenapa aku selalu sial jika datang ke daerah Hong dae?" Saat berjalan Moo Kyul menabrak seseorang dan meminta maaf lalu berjalan pergi. Orang yang di tabrak itu tidak menerima begitu saja dan meminta Moo Kyul bertanggung jawab. Moo Kyul bilang pada Mae Ri bahwa orang itu sedang mabuk jadi sebaiknya tidak usah di pedulikan saja. Orang yang di tabrak itu memanggil Moo Kyul dengan sebutan brengsek dan Moo Kyul tidak mempedulikannya sama sekali. Mae Ri berkata, "Kurasa mereka sudah keterlaluan." Moo Kyul berkometar, "Biarkanlah. Aku tidak suka berkelahi. Ayo pergi saja."
Orang itu tiba-tiba berkata, "Kau itu orang brengsek yang tidak beruntung!" Moo Kyul tiba-tiba berhenti berjalan dan berbalik pada orang yang di tabrak itu, "Apa yang kau katakan?" Orang itu menjawab, "Aku katakan bahwa kau orang yang tidak beruntung!" Moo Kyul berjalan mendekat ke orang itu dan langsung menonjoknya.
Teman-teman Moo Kyul dan teman teman Mae Ri tertangkap karena perkelahian tadi dan di amankan di kantor polisi. Mereka semua senang saat melihat Moo Kyul dan Mae Ri datang karena mereka berfikir bahwa Moo Kyul dan Mae Ri akan membebaskan mereka tapi ternyata Mae Ri dan Moo Kyul juga di tangkap akibat perkelahian dengan orang yang di tabrak itu. Teman-teman Moo Kyul meminta Moo Kyul segera menyelesaikan masalah itu karena mereka akan menunggu di luar kantor polisi.
Orang yang di tonjok oleh Moo Kyul itu mengadu ke polisi bahwa dia di tonjok hingga hidungnya terluka parah dan dia meminta ganti rugi. Mae Ri melihat hal itu dan berkata, "Huh orang itu berkata seperti itu dan pasti hidungnya tidak apaa-apa. Dia hanya seorang penipu yang pura-pura terluka. Hye apa yang akan kau lakukan? Dia lah yang memaulainya terlebih dahulu." Moo Kyul berkata, "Aku tidak akan membuat kesepakatan dengan membayar ganti rugi." Mae Ri bertanya, "Lalu apa yang akan kau lakukan? Kau bilang tidak suka berkelahi dan menyukai kedamaian. Apa ada sebuah kisah di balik ini semua? Kau diam saja saat di bilang brengsek namun kenapa kau marah saat di bilang tidak beruntung? Apa ada sesuatu?" Moo Kyul diam saja tidak berkomentar apapun.
Seorang polisi menghampiri Moo Kyul dan bilang bahwa Moo Kyul sebaiknya meminta maaf saja agar permasalahan ini terselesaikan dengan cepat. Moo Kyul tentu saja menolak meminta maaf karena dia merasa tidak salah. Mae Ri bilang pada polisi itu bahwa dia siap menggantikan Moo Kyul meminta maaf pada orang itu. Mae Ri menghampiri Orang itu dan mengatakan penyesalannya. Moo Kyul melihat itu dan berkata, "Hey apa yang kau lakukan? Cepatlah kemari!" Orang yang di tonjok itu bertanya pada Mae Ri, "Kenapa kau yang melakukan ini? Apa kau pacarnya? Dari pada kau yang meminta maaf, sebaiknya suruh si orang brengsek tidak beruntung itu yang meminta maaf!"
Moo Kyul benar-benar marah dan ingin menonjok orang itu lagi. Mae Ri menghentikannya dan berkata, "Sayang... Sayang... Bisakah kau mengobrol denganku sebentar?" Moo Kyul kaget di panggil 'sayang' dan mengikuti Mae Ri untuk berbicara sebentar.
Moo Kyul langsung bertanya, "Apa yang sebenarnya kau rencanakan hah?" Mae Ri menjawab, "Lihatlah posisi kita saat ini, menurutku kita dalam posisi yang tidak menguntungkan. Aku punya sebuah rencana. pertama kepalkan tanganmu dan letakan di dekat wajahmu." Moo Kyul mendekatkan kepalan tangannya itu ke depan wajah dan tiba-tiba Mae Ri mendorong kepalan tangan Moo Kyul itu ke wajah Moo Kyul. Moo Kyul jelas kesakitan karena terluka akibat kepalan tangannya sendiri.
Mae Ri senang melihat hal itu apalagi hidung Moo Kyul berdarah, "Bagus. Kini kedua belah pihak terluka jadi kau tidak perlu membuat kesepakatan apapun. Aku sudah sering mengalami hal ini karena Ayahku dan tentu saja aku tau peraturan yang berlaku di kepolisian ini. Percayalah padaku!"
Akhirnya Moo Kyul dapat bebas dan tentu saja Mae Ri langsung di puji oleh teman-teman Moo Kyul dan teman-temannya sendiri. So Ra bilang bahwa Mae Ri sudah sering mengalami hal ini karena Ayahnya. Seorang teman Moo Kyul berkomentar bahwa Moo Kyul harus mempunyai istri yang seperti Mae Ri. Ji Hye lalu menyarankan agar mereka pergi untuk minum bersama. Semuanya setuju dan langsung pergi.
Mae Ri berjalan bersama Moo Kyul dan bertanya, "Apa hidungmu baik-baik saja?" Moo Kyul menjawab, "Ya. Kenapa kau menolongku?" Mae Ri menjawab, "Karena aku sedang bersamamu saat kau berkelahi. Menurutmu, cinta, harapan, kesetiaan, apa yang paling penting?" Moo Kyul berkata, "Hmm cinta?" Mae Ri menjawab, "Bukan. Kesetiaan."
Moo Kyul melihat ada perubahan pada bahasa Mae Ri dan dia berkata, "Kau sepertinya mulai merasa nyaman. Kau menggunakan bahasa yang informal. Bukankah kau bilang tidak menggunakan bahasa informal di depan orang yang membuatmu tidak nyaman?" Mae Ri berkomentar, "Hmm kurasa begitu. Ah baiklah sekarang aku menjadi pacar palsumu. Aku merasa kasihan pada gadis yang nanti akan menikah denganmu." Moo Kyul berkata, "Aku tidak akan menikah." Mae Ri tertawa dan berkomentar, "Ya sebaiknya kau tidak menikah. Itu akan membuat mereka rugi. Dengar, kau ini pemabuk, punya banyak pacar dan bermain music. Kau tampan tapi kau malas dan cepat marah. Kau adalah tipe suami yang buruk."
HP Mae Ri berbunyi dan Moo Kyul menyerahkan HP Mae Ri pada Mae Ri. Telfon itu berasal dari Ayah Mae Ri dan tentu saja Mae Ri tidak mau mengangkat telfon itu sehingga Mae Ri menyerahkan telfon itu pada Moo Kyul. Moo Kyul melihat HP Mae Ri dan bilang bahwa Ayah Mae Ri sudah menelfon sebanyak 30 kali. Mae Ri kaget mendengar hal itu. Moo Kyul bertanya, "Apa kalian bertengar karena aku?" Mae Ri menjawab, "Bukan." Moo Kyul pun berjalan pergi meninggalkan Mae Ri yang mencoba menelfon Ayahnya.
So Ra menghampiri Mae Ri dan bertanya, "Apa yang kau lakukan? Apakah itu Ayahmu? Apa yang terjadi." Mae Ri menutup HPnya dan menjawab, "Apa yang harus kulakukan? Aku kabur dari rumah dan meninggalkan acara pertunangan itu. Bagaimana ini? Aku tidak dapat menghubungi ayahku. Aku pikir kabur dari rumah adalah ide yang buruk. Apa yang harus kulakukan So Ra?"
Mae Ri berkumpul bersama Teman-teman Moo Kyul dan juga So Ra, Ji Hye. So Ra bilang bahwa Mae ri selalu menderita akibat Ayahnya. Mae Ri bertanya, "Apa masuk akal jika dia menikahkanku karena aku tidak memiliki pacar? Lalu jika aku memiliki pacar, apa yang akan dia lakukan? Jika ada seseornag yang aku cintai lalu apa yang akan dia lakukan?" So Ra memiliki ide dan berkata, "mae Ri, katakan saja pada Ayahmu bahwa ada seseorang yang kau cintai." Teman-teman Moo Kyul setuju dan bilang bahwa Mae Ri sebaiknya mengaku bahwa Moo Kyul adalah orang yang di cintainya itu. Ji Hye berkomentar, "Jangan seerti itu. Nanti Ayah Mae Ri justru akan mempercepat pernikahan Mae Ri dengan pria itu." Teman Moo Kyul berkata, "Kalau begitu kenapa kau tidak cepat menikah saja dengan Moo Kyul?" Teman-teman yang lain tentu saja setuju mendengar hal itu.
So Ra lalu memberikan ide agar Moo Kyul dan Mae Ri foto bersama menggunakan pakaian pernikahan saja dan di kirimkan pada Ayah Mae Ri sebagai bukti bahwa Mae Ri sudah menikah. Mae Ri dan teman-temannya yang lain menatap Moo Kyul penuh harapan sementara Moo Kyul tidak mengerti apa-apa.
Mae Ri dan Moo Kyul pun melakukan sesi pemotretan dengan menggunakan gaun dan tuxedo. Tentu saja Moo Kyul tidak bergaya sama sekai dan dia terkesan tidai ingin melakukan hal ini. Mae Ri meminta pada Paman Photografer agar memotret mereka dari jarak yang cukup jauh agar wajah mereka tidak begitu terlihat. Justru yang terlihat bersemangat mengambil pemotretan ini adalah teman-temannya Mae Ri dan teman-temannya Moo Kyul.
Mereka selesai pemotretan dan Mae Ri mengirimkan foto itu pada Ayahnya dengan pesan, "Ayah aku mencintai orang ini dan aku sudah menikah." Teman-teman Mae Ri dan Moo Kyul bersorak senang karena rencana mereka sudha berhasil di laksanakan. Ji Hye lalu menyarankan agar mereka semua pergi makan bersama. Teman Moo Kyul setuju dan langsung pergi untuk mencari makan.
Mae Ri dan Moo Kyul di tinggal berdua. Mae Ri mengucapkan terima kasih karena Moo Kyul sudah mau membantunya. Moo Kyul bilang bahwa dia berhutang pada Mae Ri waktu itu makanya dia membayarnya dengan ini dan lagi wajah Moo Kyul tidak begitu terlihat jelas di foto. Mae Ri berkomentar, "Dengan melihat rambutmu saja, dia pasti tau bahwa itu kau." Moo Kyul bertanya, "Lalu kau tidak perlu untuk kabur dari rumah lagi, bukan?" Mae Ri menjawab, "Ya aku akan kembali jika ayahku sudah menyerah. Untuk sementara ini aku akan menginap di rumah temanku dan mengambil kerja sambilan. Saat rencana pernikahan ini sudah di batalkan maka aku akan memberi tahu ayahku yang sebenarnya."
So Ra dengan temannya Moo Kyul datang untuk mengajak Mae Ri dan Moo Kyul makan bersama. Mae Ri menolak dan bilang bahwa dia lelah dan ingin tidur di rumah So Ra. Moo Kyul juga bilang bahwa dia lelah dan ingin pulang. So Ra dan temannya Moo Kyul mengerti lalu pergi.
Moo Kyul berkata, "Jadi sekaang kita tidak perlu saling bertemu lagi, bukan?" Mae Ri menjawab, "Tentu saja. Jadi mari kita tidak perlu bertemu satu sama lain lagi." Mae Ri mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan. Moo Kyul menerima jabat tangan itu dan berkata, "Baiklah. Hati-hati Merry Christmas." Mae Ri menjawab, "Ya Happy New Year. Sampai jumpa." Mereka berdua pun pergi ke jalan yang saling berlawanan.
Ayah Mae Ri menerima foto Mae Ri bersama Moo Kyul dan tentu saja itu membuatnya kaget dan langsung terbatuk-batuk. Tuan Jung sedang bersama Ayah Mae Ri dan bertanya, "Ada apa?" Tuan Jung mengambil HP Ayah Mae Ri dan dia melihat foto Mae Ri bersama Moo Kyul yang memakai gaun dan tuxedo.
Seo Joon datang ke kantornya Jung In untuk menandatangani surat kontrak drama. Seo Joon lalu berkomentar, "Huh akan kacau. Ketika aku memulai sebuah proyek drama maka aku akan sulit untuk bermain dan juga sulit untuk berkencan. Tahun lalu aku bahkan putus dengan pacarku saat shooting." Jung In berkomentar, "Produksi ini pasti sulit." Seo Joon berkata, "Karena ini drama pertamaku maka ini tidak akan begitu bagus. Jika saja saat itu adalah sekarang maka aku tidak akan putus dengan pacarku." Jung In bertanya, "Apa kau menyesal?" Seo Joon menjawab, "Ya tentu saja. Dia ini benar-benar keren."
Seo Joon melihat koleksi buku Jung In lalu bertanya, "Kapan kau akan menikah?" Jung in menjawab, "Dalam waktu dekat. Kami akan melakukan pertemuan dengan kedua orang tua dulu." Seo Joon berkomentar, "Oh. Kupikir pernikahan itu tidak cocok denganmu." Jung In bertanya, "Apakah menurutmu seperti itu?" Seo Joon menjawab, "Ya. Menurutku kau akan menjalani kehidupan yang membosankan. Dan pernikahan ini hanya lah sebuah kedok untukmu. Ada banyak orang yang seperti itu di sekitar kita. Mengadakan sebuah pernikahan namun kehidupannya berlainan dengan kehidupan orang berpacaran. Kalau seperti itu mengapa mereka harus repot menikah? Pikirkanlah, bersama dengan seseorang seumur hidupmu itu akan membosankan, benar bukan? Apa karena itu tingkat perceraian begitu tinggi? Kalau begitu sistem pernikahan harus di ubah." Jung In berkomentar, "Pemikiranmu itu begitu menarik."
Jung In mendapatkan telfon dari Tuan Jung dan dia terlihat begitu kaget saat mendengar kata-kata yang di ucapkan oleh Ayahnya itu.
Mae Ri kerja sambilan di sebuah cafe. Dia bilang bahwa dia merasa seperti ada sebuah tornado yang akan datang. So Ra yang juga kerja sambilan disana langsung menghampiri Mae Ri dan bilang bahwa Ayah Mae Ri menelfon So Ra. So Ra mengangkat telfon itu dan berkata, "Halo Ayah... Bulan madu?! Ah tidak tidak... Mae Ri tidak seperti itu. Jadi Ayah sudahlah menyerah saja. Apa? Benarkah? Ah ya aku mengerti."
So Ra menutup telfon dan Mae Ri langsung bertanya, "Apa yang dia katakan?" So Ra menjawab, "Hmm dia bilang dia mengerti dan dia ingin bertemu denganmu." Mae Ri kebingungan dan bertanya kembali, "Benarkah?"
Mae Ri pulang ke rumah dan berbicara dengan Ayahnya. Mae Ri bilang bahwa dia awalnya mau datang bersama 'suaminya' namun Mae Ri tidak membawanya karena takut Ayahnya akan darah tinggi. Ayah Mae Ri terlihat lemas dan bilang bahwa dia mengerti Mae Ri. Mae Ri sangat senang dan langsung memeluk Ayahnya lalu berkata, "Ayah aku minta maaf. Terima kasih banyak. Aku membuatmu khawatir, benar bukan? Ayahku yang sungguh malang. Wajahmu menjadi tirus hanya dalam satu hari saja. Ah ya sekarang masalah pernikahan ini sudah berakhir bukan? Kau sudah memberi tahu keluarga itu kan?"
Ayah Mae Ri dengan lesu memberikan Mae Ri sebuah amplop. Mae Ri membuka amplop itu dan kaget melihatnya, "APA INI AYAH? Surat pernikahanku?"
Mae Ri menemui seorang pengacara dan bertanya mengenai masalah yang sedang di hadapinya. Pengacara itu bilang bahwa Mae Ri bisa menuntut ayahnya karena surat pernikahan itu di buat tanpa sepengetahuan Mae Ri. Mae Ri tentu saja tidak ingin memenjarakan ayahnya. Pengacara itu lalu bilang bahwa Mae Ri bisa menceraikan suaminya itu. Mae Ri berkata, "Menceraikannya? Bagaimana mungkin aku menceraikan orang yang bahkan belum aku kenali."
Jung In bertemu dengan Tuan Jung untuk membahas masalah pernikahan ini. Jung In bertanya, "Bukankah dia bahkan sudah menikah? Jadi sebaiknya kita mengembalikan keadaan ini ke keadaan normal." Tuan Jung menjawab, "Kita tidak dapat mengembalikan keadaan ini kembali normal. Jika kita lakukan ini maka keadaanmu akan kembali seperti semula." Jung In menatap ayahnya dan menjawab, "Apa ini yang kau maksud dengan investasi dalam bisnis?" Tuan Jung menjawab, "Ya. Syarat dariku agar mau investasi adalah kau perlu menegakan kepalamu dan itu artinya menikah."
Jung In berkata, "Jika kau ingin aku menikah maka aku bisa mencari wanita lain." Tuan Jung berkomentar, "Tidak. Aku ingin anak ini menjadi menantuku." Jung In tidak menyangka dan kembali bertanya, "Apakah pernikahan ini begitu berarti karena bisnismu? Apa kau pernah memikirkan bahwa pernikahan ini terlalu kejam bagi pihak lain?" Tuan Jung menjawab, "Jika kita membatalkannya maka apa yang akan terjadi pada anak ini lebih kejam. Apa kau pikir aku memilih gadis ini dengan ceroboh? Pernikahan adalah hal yang sangat berarti bagi seorang wanita. Aku benar-benar ingin melindungi gadis ini. Tidak ada cukup waktu jadi kau harus segera membuat keputusan."
Jung In berfikir sesaat lalu berkata, "Untuk saat ini aku perlu memikirkannya." Tuan Jung bertanya, "Apa maksudmu itu memintaku untuk memberikan waktu berfikir?" Jung In menjawab, "Ini adalah waktu untuk berfikir. Akan ada masalah dengan pernikahan yang terlalu cepat apalagi pernikahan ini sudah di daftarkan. Aku juga tidak ingin memaksa seseorang yang tidak ingin menikahiku. Sebaiknya berikan perempuan itu waktu untuk berfikir dan aku pun memerlukan waktu. Satu tahun mungkin terlalu lama namun 100 hari kurasa cukup." Tuan Jung berkata, "Lalu apa yang akan kau rencanakan setalah 100 hari?" Jung In menjawab, "Aku akan memberikan pihak lain kesempatan untuk memutuskannya."
Tuan Jung menelfon Ayah Mae Ri dan bilang bahwa Jung In memerlukan waktu berfikir namun pada akhirnya Jung In tidak akan bisa mundur kembali. Ayah Mae Ri senang dan bilang bahwa dia juga tidak akan menyerah begitu saja untuk membujuk Mae Ri. Ayah Mae Ri selesai menelfon dan menatap foto keluarga mereka, "Sayang, cukup satu saja suami yang buruk. Pilihanku untuk Mae Ri tepat bukan?"
Mae Ri pulang dan Ayahnya kemabli berpura-pura lemas. Mae Ri berkata, "Ayah kau memalsukan dokumen pernikahan. Kau berbuat kriminal. Mana ada seorang ayah yang mencuri kartu identitas anaknya dan mendaftarkan pernikahan begitu saja?" Ayah Mae Ri berkata, "Mae Ri aku mengerti jika kau marah saat ini. Namun kau nanti akan mengerti apa yang aku lakukan ini adalah untuk dirimu. Aku tidak akan menyakitimu. Jangan khawatir."
Mae Ri bilang bahwa dia tadi pergi ke pengacara yang menyarankan agar dia bercerai saja, Mae Ri lalu bertanya, "Ayah apa kau tega membuat anakmu ini menjadi seorang janda?" Ayah Mae Ri mengenggam tangan Mae Ri dan berkata, "Kenapa kau harus bercerai? Kau cukup menikah dengan Jung In saja." Mae Ri marah dan berkata, "Aku bilang aku tidak mau! Apa kau ini hanya bisa membuat masalah?" Ayah Mae Ri juga marah, "Kau lah yang membuat masalah ini terjadi. Menulis sebuah surat lalu kabur dari rumah! Dan lagi kau tiba-tiba saja bilang sudah menikah. Bagaimana bisa kau melakukan hal ini pada Ayahmu?" Mae Ri tidak enak hati dan langsung meminta maaf.
Ayah Mae Ri semakin marah dan berkata, "Kenapa kau menikah dengan orang tidak waras itu tanpa seizin orang tuamu?" Mae Ri berkata, "Ah dia ada konser hari ini." Ayah Mae Ri bertanya, "Apa dia seorang musisi?" Mae Ri menjawab, "Ya dia vokalis dan gitaris sebuah indie band." Ayah Mae Ri sedih dan bilang bahwa hal ini sangat menyedihkan. Mae Ri lalu bilang bahwa Ayah Mae Ri dan Ibunya juga dulu kawin lari. Ayah Mae Ri kaget dan bilang bahwa dia tidak ingin hal itu terjadi pada Mae Ri juga dan Mae Ri harus setuju dengan pernikahan yang sudah di rencanakan oleh Ayahnya.
Mae Ri terdiam dan bertanya, "Ayah... Jangan menjadikan seseorang sebagai alasan. Katakan padaku dengan jujur. Pada akhirnya kau ingin menikahkanku agar dapat membayar hutang-hutang itu kan?"
Mae Ri datang ke sebuah kedai minum dan duduk sendirian. Moo Kyul datang dan mengambil gelas minum Mae Ri lalu meletakannya. Moo Kyul bertanya, "Kau kabur dari rumah lagi?" Mae Ri menjawab, "Tidak. Duduklah." Moo Kyul duduk di depan Mae Ri dan berkata, "Bukankah kau bilang kita tidak perlu bertemu lagi? Kenapa kau menelfonku?" Mae Ri kebingungan dan menjawab, "Ah aku ingin berterima kasih padamu karena sudah mau berfoto pernikahan bersamaku jadi aku akan meneraktirmu minum." Moo Kyul menolak dan bilang bahwa dia tidak minum bersama seorang wanita di siang hari.
Mae Ri mengerti lalu meminum soju sendirian namun Moo Kyul merebut gelas itu dan melarang Mae Ri untuk minum karena Mae Ri akan mabuk. Mae Ri tidak mempedulikannya dan terus minum soju, Moo Kyul kembali merebut gelas milik Mae Ri lalu meneguk soju itu. Mae Ri kebingungan dan bertanya, "Kenapa kau minum? Bukankah kau bilang tidak akan minum?" Moo Kyul menjawab, "Aku tidak membiarkan seorang perempuan minum sendirian. Minumlah ini karena aku tidak bisa mengantarmu pulang."
Mereka selesai minum dan pergi bersama. Mae Ri bilang bahwa dia merasa lebih segar sekarang setelah minum. Moo Kyul menyentuh poni Mae Ri dan berkata, "Pulanglah. Pulanglah dengan selamat." Moo Kyul langsung pergi dan Mae Ri mengikuti Moo Kyul dari belakang.
Mae Ri bertanya, "Apa kau ada sebuah mimpi? Apa kau pikir kau akan terus menjadi seorang musisi sepanjang hidupmu?" Moo Kyul tersenyum dan menjawab, "Dalam kehidupan ini, inilah yang aku inginkan." Mae Ri berkomentar pelan, "AKu iri denganmu." Moo Kyul lalu bertanya, "Bagaimana denganmu? Apa kau mempunyai mimpi?" Mae Ri menjawab, "Bagiku... Hidup dala kehidupan yang sederhana cukup." Moo Kyul kebingungan dan bertanya, "Eh? Apa itu sebuah mimpi?" Mae Ri menjawab, "Ya. Memiliki seorang ibu saat aku pulang ke rumah agar aku tidak memiliki masalah uang karena ayahku. Dan lagi dapat bersekolah tanpa mempedulikan masalah biaya."
Moo Kyul kasihan dan bertanya, "Kau pasti mengalami masalah sulit ya? Dasar guk guk!" Mae Ri membalas, "Meow!!!!" Mae Ri ingat sesuatu lalu mengeluarkan sebuah kertas pada Moo Kyul, "Ah ini dia." Moo Kyul melihat kertas itu dan terlihat sangat kaget, "Kau seorang wanita yang sudah menikah?" Mae Ri kaget namun dia menjawab, "Ah ya benar. Aku adalah wanita yang sudah menikah. Hmm seujurnya aku memintamu kemari karena ada sesuatu yang ingin aku sampaikan." Moo Kyul berjalan mundur dan bertanya, "Apa yang kau inginkan?"
Di sebuah taman, Moo Kyul bermain gitar sementara Mae Ri duduk di sebuah permainan anak-anak yang letaknya tidak jauh dari tempat Moo Kyul bermain gitar. Mae Ri mengingat kata-kata ayahnya yang bilang bahwa Mae Ri di beri waktu 100 hari untuk memutuskan apakah akan tetap menjalani pernikahan dengan Moo Kyul atau menikah dengan Jung In. Dan Ayah Ma eRi yakin bahwa Mae Ri akan sadar apa arti sesungguhnya mengenai sebuah pernikahan setelah 100 hari ini. Mae Ri menunduk bingung.
Moo Kyul selesai menyanyi dan para pejalan kaki yang melihatnya pun langsung bertepuk tangan dengan riuh dan memberikan uang pada Moo Kyul. Mae Ri mengucapkan terima kasih lalu mengumpulkan uang itu dan di berikan pada Moo Kyul.
Mae Ri berkata, "Sejak kita mengambil foto pernikahan itu... Keadaan semakin sulit. Karena kau tidak menyetujui kesepakatan itu maka orang-orang akan tau mengenai pernikahan palsu kita dan jika hal ini terbongkar maka aku harus menikahi laki-laki itu." Moo Kyul berkomentar, "Bukankah katamu laki-laki itu kaya dan tampan? Maka nikahi saja dia." Mae Ri kesal dan bilang bahwa dia ini bukanlah seperti saus kacang yang bisa menikahi seorang laki-laki yang tidak dia cintai bahkan hingga saat ini Mae Ri belum pernah berkencan dengan laki-laki. Moo Kyul tertawa dan bilang bahwa Mae Ri ternyata lebih lugu dari yang dia bayangkan.
Mae Ri mendekati Moo Kyul dan memohon pada Moo Kyul agar Moo Kyul mau meminjamkan namanya untuk 100 hari saja dan tentu saja Moo Kyul menolak hal itu. (Maksudnya Mae Ri ingin meminjam nama Moo Kyul untuk di sebut sebagai suaminya di depan Ayahnya agar dia tidak menikah dengan Jung In.) Mae Ri terus membujuk Moo Kyul dan berkata, "Tenang saja Ayahku tidak akan meminta untuk bertemu denganmu dan aku juga tidak akan membawamu bertemu ayahku. Aku juga tidak akan menganggumu. Tolong aku." Moo Kyul hanya berkomentar, "Hentikanlah. Ini semua tidak ada hubungannya dengan aku."
Moo Kyul langsung berjalan pergi meninggalkan Mae Ri yang masih tertunduk sedih. Mae Ri berdiri dan mulai mengikuti Moo Kyul secara diam-diam, namun Moo Kyul tau bahwa Mae Ri ini mengikutinya. Moo Kyul menyebrang jalan secara buru-buru dan Mae Ri pun mengikutinya namun lampu penyebrangan berubah merah sehingga Mae Ri terjebak di tengah jalan. Moo Kyul melihat kasihan ke arah Mae Ri namun dia tidak membantunya dan langsung pergi. Moo Kyul sedang melihat-lihat kaset di toko kaset dan Mae Ri menunggunya di luar.
Mae Ri terus mengikuti Moo Kyul namun pada akhirnya dia kehilangan jejak Moo Kyul. Mae Ri kesal dan bilang bahwa Moo Kyul ini tidak memiliki sifat kesetiaan. Saat Mae Ri berjalan melewati sebuah gang yang gelap, ada 2 orang laki-laki yang sepertinya akan berjalan ke arah Mae Ri. Mae Ri takut dan terdiam. Tiba-tiba Moo Kyul muncul dan merangul Mae Ri dari belakang sehingga 2 orang laki-laki itu langsung pergi.
Kaki Mae Ri lecet dan Moo Kyul mengomel karena Mae Ri menyusahkan saja. Mae Ri meminta maaf karena dia tadi jalannya terburu-buru. Moo Kyul menunduk di depan Mae Ri dan meminta Mae Ri untuk naik ke atas punggungnya. Mae Ri menolak dan bilang bahwa dia masih bisa jalan, namun Moo Kyul terus memaksa Mae Ri untuk naik ke punggungnya sehingga Mae Ri pun akhirnya di gendong di punggungnya Moo Kyul.
Moo Kyul berjalan dan bertanya, "Apa sebelumnya tidak ada seornag laki-laki yang menggendongmu di punggungnya?" Mae Ri kaget di tanya seperti itu dan menjawab, "Hah? Hanya dengan ayahku saat aku masih kecil." Moo Kyul bertanya, "Apa yang harus kulakukan?" Mae Ri kebingungan dan menjawab, "Kau tidak perlu melakukan apapun." Moo Kyul kembali bertanya, "Apa benar tidak akan ada yang menganggu?" Mae Ri menjawab, "Tentu saja. Aku berjanji padamu. Tidak, aku akan menandatangani kontrak saja."
Tiba-tiba Moo Kyul berhenti berjalan dan berkata, "Hey kau tidak boleh jatuh cinta padaku," Mae Ri memukul punggung Moo Kyul dan berkomentar, "Tentu saja aku tidak mencintaimu. Ka harus tau itu. Sebenarnya kau ini keren namun kau tidak terlihat seperti seorang laki-laki." Moo Kyul berkomentar, "Kua juga sangat imut namun kau tidak terlihat seperti wanita." Mae Ri tersenyum dan berkata, "Itu lah sebabnya kita tidak perlu khawatir. Lagi pula kau memiliki pacar. Ya gadis yang fotonya ada di tempat gitarmu itu. Apa itu namanya So Young? Jadi kau tidak perlu khawatir." Moo Kyul tersenyum dan berkata, "Baiklah jika begitu."
Moo Kyul bertanya, "Lalu apa yang akan kau lakukan setelah 100 hari?" Mae Ri berfikir sesaat dan menjawab, "Dia memberiku pilihan dan aku tidak akan memilih siapa pun. Sepanjang aku menerima 100 hari itu maka orang itu akan membayar semua hutang-hutang keluargaku. Jika mereka sudah membayarnya maka aku tidak akan memilih siapapun dan aku akan baik-baik saja. Itulah sebabnya aku menerima tawaran ini, demi rumahku dan demi diriku."
Mae Ri sampai di rumah dan menandatangani surat kontak dengan ayahnya dengan cap jempol. Ayahnya berkata, "Seperti yang kau katakan, aku akan memberikan pria itu wkatu di malam hari saja. Jadi kita akan bagi waktu, dari jam 9 pagi hingga jam 5 sore kau akan bersama Jung In. Dan jam 5 sore hingga jam 10 malam kau bersama pria itu. Hari sabtu kau bersama Jung In dan Minggu bersama pria itu. Karena berbahaya di malam hari maka kau harus pulang ke rumah tepat jam 10 malam. Kau tau apa yang aku khawatirkan kan? Kau harus menjaga tubuhmu." Mae Ri menjawab, "Ya ya aku mengerti. Jangan khawatir."
Mae Ri menelfon Moo Kyul dan bilang bahwa dia jadwal bertemu Moo Kyul itu malam hari jadi mereka tidak perlu bertemu juga tidak apa-apa. Dan lagi mereka juga tidak usah berkomunikasi lagi. Ayah Mae Ri masuk ke kamar Mae Ri dan bertanya, "Apa kau sedang berbicara dengan pria itu?" Mae Ri pun langsung mengubah nada bicaranya dengan Moo Kyul, "Sayang, selamat tidur. Mimpikan aku ya. Bye."
Mae Ri menatap kesal pada ayahnya dan berkata, "Itu pria yang aku cintai." Ayah Mae Ri berkata, "Aku tidak nyaman dengan keadaan ini jadi sebaiknya dia datang menghadap padaku dan aku ingin berbicara dengnnya." Mae Ri kaget dan berkata, "Kau tidak perlu bertemu dengannya. Aku sudah memberi tahu mengenai semua ini padanya dengan baik-baik." Ayah Mae Ri berkomentar, "Lagi pula tekanan darah tinggiku akan naik jika bertemu dengannya. Tidak ada alasan bagiku untuk bertemu dengannya karena dia akan segera pergi setelah 100 hari." Mae Ri jelas langsung kesal pada Ayahnya.
Ayah Mae Ri tiba-tiba memasangkan kalender 100 hari. Mae Ri bertanya, "Ayah, apa itu? Apa kau ini seorang pelajar yang akan mengikuti ujian?" Ayah Mae Ri menjawab, "Kau adalah pelajar yang akan mengikuti pernikahan. Kau harus bertemu dengan Jung In besok pagi jadi tidurlah lebih cepat. Ah ya kau belum melihat fotonya jadi kau akan melihat dia besok dan tentu dia terlihat lebih baik di kenyataan." Mae Ri kesal dan berkata, "Ya aku mengerti. Aku sungguh lelah, bisakah Ayah keluar dan matikan lampunya?"
Mae Ri berusaha mencari rumah Jung In dan dia kaget saat melihat rumah yang begitu besar. Mae Ri masuk kedalam rumah itu dan takjub karena rumahnya sangat luar biasa besar, "Ah orang itu pasti sedang pergi bekerja. Wow apakah ini rumah? Ini seperti rumah contoh. Dan wow TV ini sungguh besar. Pasti menyenangkan menonton drama melalui TV ini." Mae Ri mencari remote TV tapi justru dia mengambil remote lainnya dan dia benar-benar takjub.
Jung In pulang ke rumahnya dan dia kaget saat mendengar ada suara TV menyala di rumahnya. Jung In pergi ke ruang TV dan melihat ada seorang wanita tertidur di sofa dan wajah wanita itu tertutupi rambutnya. Jung In ingin mengambil remote TV di tangan wanita itu dan wanita itu justru mengenggam remote TV dengan kuat. Jung In mencoba menarik kembali remote TV itu dan berhasil.
Jung In tidak membangunkan wanita itu dan pergi ke dapur untuk mengambil minum. Tiba-tiba terdengar suara jatuh dan Jung In langsung ke ruang TV. Wanita yang tidur itu sudah terbangun karena terjatuh. Jung In bertanya, "Apa kau baik-baik saja?" Si wanita itu adalah Mae Ri yang menunduk dan meminta maaf, "Maafkan aku. AKu pikir kau sudah pergi kerja dan maaf semalam aku tidak bisa tidur sehingga tertidur disini. Maafkan aku, Aku Wi Mae Ri." Jung In pun memperkenalkan dirinya, "Aku Jung In." Mae Ri mengangkat kepalanya untuk menatap Jung In dan dia kaget saat melihat sosok Jung In, "Kau! Kau pria brengsek yang sopan itu?"
0 comments:
Post a Comment