Tuesday, May 24, 2011

Sinopsis Paradise Ranch Episode 10

PARADISE RANCH
EPISODE 10


Dong Joo menatap Da Ji tajam sambil mengacungkan buku perjalanan ke Jepang yang dia temukan di samping meja, "Lee Da Ji, kau akan pergi ke Jepang?" Da Ji terkejut melihatnya dan segera merebut buku itu dari tangan Dong Joo, "Siapa yang mengizinkanmu memegang barangku tanpa izin hah?!" Dong Joo semakin penasaran melihat sikap Da Ji itu, "Bersama siapa kau akan pergi ke Hokaido?" Da Ji panik dan berkata, "Bersama siapa, apa? Aku kesana untuk mengunjungi peternakan terkenal di Hokaido. Tunggu... Mengapa aku harus melaporkannya padamu? Apa aku akan pergi ke Jepang atau tidak itu adalah keputusanku, bukan? Sebaiknya kita tidak saling ikut campur urusan pribadi. Kau juga mengatakan seperti itu, kan?" Dong Joo terdiam malu karena kemarin malam dia yang berkata seperti itu pada Da Ji.

Dong Joo berkata, "Aku hanya memberitahumu saja bahwa kerja sambilan yang aku tawarkan ini sangat bagus." Da Ji menjawab, "Tidak! Aku tidak mau melakukannya!" Dong Joo bersikeras meminta Da Ji menerima tawarannya ini, "Aku bahkan merekomendasikan khusus pekerjaan ini untukmu! Jika kau menolak maka apa yang harus aku lakukan hah?" Da Ji terkejut mendengar kata-kata Dong Joo, "Kau merekomendasikan aku? Kau melakukannya? Kenapa?" Dong Joo menjawab, "Aku membutuhkan orang yang berasal dari desa untuk pekerjaan ini. Aku terlalu malu untuk mengajak masyarakat lain dan lagi di bandingkan orang lain, aku rasa kau akan lebih mudah di ajak bergabung. Dan lagi kau pasti akan bekerja keras walaupun ini bukan bisnis-mu."

Da Ji bertanya kesal, "Huh apalagi yang kau harapkan dariku?!" Dong Joo kesal juga melihat sikap Da Ji yang jual mahal, "Kau pikir tidak ada kanidat lain selain kau hah? Aku ini bukan anak Sekolah Dasar! Haruskah aku mengatakan 'Terima Kasih' atau 'Maaf' padamu untuk mengerti niatku hah? Dan mengenai kemarin... Maaf karena sudah membentakmu dan terima kasih atas obat dan juga bantal yang kau berikan. Apa sudah cukup?" Da Ji salah tingkah dan menjawab, "Baiklah." Dong Joo kemudian membahas kembali masalah pekerjaan, "Kau terima lah pekerjaan itu... Kau adalah kanidat yang terbaik." Setelah mengatakan hal itu Dong Joo pun langsung pergi ke kamarnya dan meninggalkan Da Ji yang masih bingung dengan sikap Dong Joo.


Da Ji berada di kamarnya dan dia sedang mengatur jadwalnya, "Hmm aku harus menyeleaikan semuanya sebelum hari Rabu. Setelah bekerja di peternakan selesai... Ah ya aku harusnya menjadi tour guide di peternakan. Da Eun ah.... Setelah kau pulang sekolah pada hari Rabu, bisakah kau ke peternakan untuk menjadi Tour guide?" Da Eun memandang kesal pada Da Ji, "Jika kau tidak bisa melakukannya maka untuk apa mengambil pekerjaan sambilan itu?" Da Ji menjawab, "Ini berbeda. Dong Joo yang memintaku melakukannya. Dia bilang bahwa pekerjaan ini cocok denganku dan lagi bayarannya 1Juta Won."

Da Eun bertanya, "Apa kau yakin akan pergi jalan-jalan bersama Yun Ho?" Da Ji mengangguk pasti, "Tentu. Lagi pula ini bukan sekedar jalan-jalan, kami akan pergi untuk mendiskusikan Paulist pada salah satu Peternakan di Hokaido. Peternakan di Hokaido ini sangat terkenal dalam perawatan kuda. Aku saja terpesona melihat video-nya." Da Eun berkata dengan jelas, "Bukan itu intinya sekarang ini! Pacarmu ingin jalan-jalan bersamamu hanya berdua dan dalam 3 hari 2 malam!!" Da Ji salah tingkah mendengarnya, "Kami kesana bukan untuk main-main. Yun Ho bilang ini untuk kepentingan bersama. Dan lagi dia akan sibuk disana." Da Eun berkata dengan cepat, "Walaupun sangat sibuk, apa kau tau bahwa kepentingan itu bisa berubah dengan cepat? Saat seorang pria memintamu untuk pergi bersama dan kau langsung langsung setuju hah? Bahkan Unni tau..." Da Ji memukul kepala Da Eun dan menggerutu, "Kau!! Anak kecil tidak boleh mengatakan hal yang dia tidak ketahui!!" Da Eun kesal, "Unni kau ini menikah di usia yang sama denganku saat ini." Da Ji panik dan berkata, "Apa maksudmu mengatakan hal itu?" Da Eun berkata kembali, "Bahkan kau tinggal satu atap bersama pria yang merupakan mantan suamimu! Dan sekarang kau berfikir untuk jelan-jalan bersama pacarmu? Apa kau yakin tidak akan ada yang tidak di lakukan disana hah? Aku tidak akan membantumu dalam kerja sambilanmu itu!!" Da Eun segera pergi dari hadapan Da Ji dan itu membuat Da Ji kesal.


Seperti biasa Da Ji dan Yun Ho bertemu di pohon itu. Yun Ho menyerahkan rekaman Paulist pada Da Ji agar rekaman itu bisa di bawa juga ke Hokaido untuk di tunjukan pada peternakan yang mungkin bisa menyembuhkan Paulist. Yun Ho lalu berkata, "Hotel disana sangat bagus namun asistenku lebih merekomendasikan Villa yang ada di dekat peternakan. Aku akan membiarkanmu yang memilihnya saja." Da Ji terlihat panik dan dia menjawab, "Tempat tinggal? Hmm aku bisa tinggal di Peternakan itu." Yun Ho bertanya, "Kau tidak mau tinggal bersamaku? Mengapa kau terlihat ketakutan? Jika kita pergi jalan-jalan bersama maka tentu saja kita harus tidur bersama. Apakah kau ingin kamar yang terpisah dariku?" Da Ji salah tingkah mendengarnya, "Hmm bukan begitu..." Yun Ho kembali berkata, "Apakah satu kamar denganku membuatmu khawatir?" Da Ji berkata, "Hmm bagaimana bisa kau mengatakannya dengan sangat jelas?" Yun Ho menjawab, "Baiklah kalau begitu kita bia pesan Villa di dekat Peternakan saja. Ada banyak kamar disana."

Da Ji tersenyum karena Yun Ho mengerti maksudnya, "Kau memiliki pribadi yang baik. Aku ingin tau lebih banyak kepribadianmu itu." Yun Ho lalu berkata, "Ingat kau tidak boleh seperti kejadian yang lalu! Kau tidak boleh mabuk lagi dan tidur begitu saja di kamarku. Bagaimanapun juga aku ini seorang pria." Da Ji malu mendengarnya dan dengan cepat dia berkata, "Aku tidak akan melakukannya lagi." Yun Ho tersenyum melihat tingkah Da Ji yang malu begitu, "Huh aku kira kau sudah dewasa, tapi ternyata tetap saja kau masih anak kecil."

Da Ji teringat akan kerja sambilannya yang di tawarkan oleh Dong Joo dan dia pun mengatakan hal itu pada Yun Ho, "Hmm aku menerima pekerjaan yang ditawarkan Resort. Jadi mungkin kita tidak akan bertemu selama 3 hari kedepan." Yun Ho tersenyum, "Aku sudah mendengarnya dan aku mengerti." Da Ji terenyum senang karena Yun Ho dapat mengerti.


Dong Joo sedang tertidur di ruangan kerjanya dan ada seseorang yang membangunkannya. Saat Dong Joo membuka matanya, ia terkejut karena melihat ada kepala kuda didepannya. Da Ji melepaskan topeng kepala kuda yang dia pakai dan tertawa melihat reaksi terkejut Dong Joo, "Ah ya tema untuk pacuan kuda sudah ditentukan dan temanya adalah Carnival Keluarga. Ini adalah kompetisi antara kuda. Menggunakan topeng seperti ini bagus bukan?" Dong Joo berkomentar, "Bukankah itu terlalu kekanak-kanakan? Apakah orang dewasa mau memakai topeng seperti itu?" Da Ji menjawab, "Justru ini lah kunci utamanya! Saat kau memakai topeng ini maka akan keluar semangat untuk bertempur. Contohnya seperti ini..." Da Ji memakai topeng kuda ini dan tiba-tiba tangannya menunjuk Dong Joo, "'Han Dong Joo! Membaca itu bukan bentuk kejahatan! Dan aku mohon jangan menggunakan pakaian dalam yang sama setiap harinya!' Ya seperti ini. Bagaimana menurutmu?" Da Ji melepaskan topengnya dan tersenyum melihat wajah Dong Joo yang terkejut.


Da Ji pergi ke kandang babi dan berlari berusaha menangkapnya. Sementara Dong Joo berdiri di dekat pagar kandang babi dan tersenyum melihat tingkah Da Ji itu. Da Ji berhasil menangkap babi dan menggendongnya ke arah Dong Joo, "Menangkap babi adalah permainan yang akan kita lakukan bersama Ibu kita. Bagaimana?" Dong Joo berkomentar, "Ini adalah Festival untuk Resort. Apa kau pikir layak?" Da Ji menjawab, "Kalau begitu permainan ini akan di adakan bersama Ayah juga baik."


Da Ji dan Dong Joo kemudian pergi ke sebuah rumah makan. Da Ji makan dengan lahap dan berkata, "Makanan adalah yang terpenting dari yang lain. Kita harus menyiapkan makanan yang terbaik di Pulau Jeju ini untuk para anggota Resort. Bagaimana? Makanan yang seperti ini sangatlah menrik." Dong Joo hanya menatap jijik pada Da Ji yang makan dengan sangat lahap.


Kemudian mereka berdua pergi ke daerah pertanian. Dong Joo bergumam, "Huh apa yang dia lakukan?" Da Ji menjawab, "Mencari pengalaman membajak sawah... Orang drai kota tidak tau caranya bagaimana kan? Mereka harus mencobanya untuk melakukan Bertani Keluarga." Dong Joo mengulang ucapan Da Ji itu, "Bertani Keluarga?" Da Ji menjawab, "Ya. Ini bukan hanya acara Resort dimana orang-orang bisa menikmatinya, tapi juga bisa berbagi dan mendapatkan pengalaman baru. Bagaimana? Terdengar sangat bagus bukan?" Dong Joo berkomentar, "Kau pikir ini adalah Liburan Bertani? Para Anggota Resort paling tidak datang kemari hanya sekali atau dua kali dalam setahun, Bagaimana mungkin mereka melakukan hal seperti ini?"

Da Ji pun mengusulkan hal lain, "Bagaimana jika memetik hasil tanaman panen?" Dong Joo menjawab, "Ini adalah daerah olahraga." Da Ji berkomentar, "Daerah olahraga? Bukankah lebih baik jika digunakan sebagai lahan pertanian keluarga? Sport center, Lapangan Golf... Bukankah itu sudah umum? Membuat Resort yang lebih dikenal dengan pemandangan lokal itu bukankah lebih baik?" Dong Joo terdiam memikirkan usulan Da Ji tersebut.


Pada rapat berikutnya, Dong Joo mengusulkan usulan Da Ji itu di rapat namun sayangnya hal itu di tolak oleh Yun Ho. Da Ji yang ikut dalam rapat itu sebagai perwakilan dari masyarakat pun terlihat kecewa. Yun Ho tidak tau bahwa itu adalah usulan Da Ji sehingga dia berkomentar tajam, "Aku rasa itu bukanlah ide yang bagus. Ide itu tidak cocok dengan aktifitas Resort. Dan lagi mayoritas yang datang ke Resort ini adalah orang-orang yang menginginkan Pelayanan yang High Class." Lalu ada salah satu anggota rapat yang ikut berkomentar, "Dan lagi pertanian keluarga itu akan dibangun menjadi Pusat Olahraga pada tahun depan. Jadi bagaimana mungkin diubah..."

Da Ji terdengar kecewa dan dia bergumam pelan, "Hal seperti itu terlalu mewah di tempat ini..." Dong Joo mendengar gumaman Da Ji itu dan mengatakannya di forum rapat, "Bukankah hal mewah itu adalah gaya yang sudah kuno? Resort kita ini harus berbeda. Karena itu aku harap setiap sentuhan di Resort ini adalah sentuhan manusia. Bukankah itu ide yang bagus? Anak-anak yang terjebak di kesibukan kota bisa datang kemari dan menemukan pengalaman baru tinggal di tempat seperti desa ini yang damai. Dan para orang tua mereka pun akan senang. Resort kita ini harus memiliki daya tarik yang lain dari yang lainnya. Apakah kalian harus berfikir bahwa hal itu tidak layak? Cobalah pikirkan kembali!" Da Ji tersenyum senang karena ternyata Dong Joo memikirkan usulannya itu. Yun Ho berkomentar, "Pengalaman yang di dapatkan di Pulau Jeju... Aku rasa itu menarik." Dong Joo lalu berkata, "Ini adalah rencana pendahuluannya. Semuanya tolong pikirkan ide ini. Sampai disini rapat kita."


Dong Joo membalikan badannya dan terlihat Da Ji yang mengacungkan jempol tanda sebagai pujian atas sikap Dong Joo tadi. Dan Dong Joo pun dengan senang tersenyum pada Da Ji.



Da Ji berjalan keluar dari ruang rapat dan dengan segera Yun Ho menghampirinya. Yun Ho berkata, "Kita sepertinya tidak memiliki kesempatan yang banyak untuk bertemu karena kau mulai sibuk dengan rencanamu itu. Itu terdengar bagus idemu." Da Ji berkomentar, "Tapi kau tadi seperti yang tidak begitu suka ide itu." Yun Ho menjawab, "Bagaimana aku menyebutkannya ya? Hmm menurutku resikonya itu terlalu berat." Da Ji tersenyum dan berkata, "Tapi rapat seperti ini benar-benar membuatku merasakan hal cemas. Bahkan aku merasa cemas melakukan rapat ini dari pada saat aku melakukan penelitian. Cemas menunggu keputusan 'Ya' atau 'Tidak'. Hal ini membuat orang gelisah dan juga lapar. "


Dong Joo baru keluar dari ruang rapat dan dia melihat Da Ji yang sedang berbicara bersama dengan Yun Ho. Melihat hal itu pun Dong Joo menjadi kesal, "Huh gadis itu benar-benar tidak bisa membedakan siapa kawan dan siapa lawan."


Da Ji dan Yun Ho masih mengobrol namun obrolannya itu tidak berlangung lama karena Asisten Lee menghampiri Da Ji, "Lee Da Ji ssi, Direktur Han Dong Joo meminta anda untuk datang ke ruangan kantornya untuk mempersiapkan beberapa materi rapat." Yun Ho sekilas terlihat tidak suka dengan kedekatan Da Ji dan Dong Joo.


Da Ji datang ke ruangan Dong Joo dan mulai menyusun beberapa materi. Dong Joo lalu bertanya, "Apa yang bicarakan dengan Yun Ho tadi?" Da Ji menjawab singkat, "Tidak banyak. Kenapa?" Dong Joo menjawab, "Itu karena aku berfikir bahwa Yun Ho menentang proposal kita. Karena itu kau harus bisa membedakan Selatan dan utara, Putih dan hitam. Jangan memberikan informasi apapun padanya!" Da Ji terlihat bingung, "Kita bekerja di satu kantor yang sama. Kenapa harus mengatakan 'Dia' dan 'kita'? Dan lagi pekerjaan ini sepertinya tidak terlalu mendesak, apakah kita harus menyiapkan materinya dari sekarang?" Dong Joo balas berkata, "Apa kau tidak menyadari hasil keputusan rapat tadi? Para anggota rapat tadi seperti yang siap memakanku hidup-hidup. Untuk membuat mereka diam maka kita harus membuat persentasi yang luar biasa bagus! Pada orang-orang yang selalu merendahkan aku, aku akan tunjukan siapa sebenarnya Boss itu!!"

HP Dong Joo berbunyi dan Dong Joo terlihat ragu mengangkatnya. Da Ji melihat Dong Joo dan berkata, "Apa? Kenapa tidak mengangkatnya?" Dong Joo pun mengangkat telfonnya itu, "Hallo Jin Young ah. Hmm ya aku mengerti. Aku akan segera kesana." Dong Joo menutup telfonnya dan berkata pada Da Ji, "Aku pergi sebentar." Dong Joo segera pergi dan hal itu membuat Da Ji kesal karena baru beberapa saat yang lalu Dong Joo mengatakan bahwa mereka harus membuat persentasi yang luar biasa, sedangkan sekarang Dong Joo lah yang justru pergi terlebih dahulu.


Da Ji keluar dari ruangan Dong Joo dengan penuh kekesalan, "Aku terpaksa datang ke ruangannya karena dia bilang bahwa pekerjaan ini sangat penting. Tapi dia begitu menerima telfon dari pacarnya maka dia langsung lari pergi! Aku merasa sangat lapar..."



Saat Da Ji berjalan menuju lift, dia bertemu dengan Jin Young yang sedang menggandeng Dong Joo. Jin Young pun kemudian menyapa Da Ji, "Oh Da Ji ssi suda lama tidak bertemu denganmu. Ah ayo kita pergi makan mie bersama. Dong Joo bilang dia tau tempat makan mie yang enak." Da Ji menatap Dong Joo kesal dan menjawab ucapan Jin Young, "Aku masih ada pekerjaan untuk melakukan pekerjaan sambilanku." Jin Young berkata, "Tapi tetap saja kau harus makan. Ayo pergi bersama." Da Ji terlihat ragu namun akhirnya dia setuju pergi karena Dong Joo ikut mengajaknya juga.


Di restaurant mie itu terlihat Dong Joo dan Da Ji yang makan dengan lahap. Sementara Jin Young terdiam memandangi mie-nya itu. Dong Joo melihat Jin Young yang tidak juga memakan mie itu dan dia pun bertanya, "Kenapa? Apakah rasanya tidak sesuai untukmu?" Jin Young menjawab, "Ah tidak. Aku hanya baru tau saja jika Mie Pulau Jeju rasanya seperti ini." Da Ji berkata, "Makanlah. Rasa Mie Pulau Jeju ini sangat special. Dan daging babinya pun sangat berbeda dari daging biasanya." Tiba-tiba Dong Joo sadar bahwa Jin Young ini tidak memakan daging Babi, "Oh kau tidak memakan daging babi kan? Kalau begitu kau makan saja mie-nya. Kemarikan daging babinya." Da Ji terdiam melihat Dong Joo yang begitu perhatian pada Jin Young.

Jin Young melihat cara makan Da Ji dan dia tersenyum, "Da Ji, kau makan dengan sangat baik. Ini makanlah setengah dari porsi mie-ku." Da Ji tersenyum dan menjawab, "Benarkah? Berikan padaku, biar aku yang memakannya." Dong Joo yang melihat hal itu pun berkomentar, "Kau udah memakan dua porsi!!" Da Ji menjawab dengan kesal, "Jangan khawatir. Ketika aku sedang dalam mood yang baik maka aku bahkan bisa makan hingga empat porsi." Jin Young tersenyum dan berkomentar, "Kalian berdua terlihat akrab. Orang yang malihat kalian seperti ini pasti merasa sedikit cemburu." Da Ji terkejut mendengarnya dan dia langsung menyemprotkan isi mulutnya itu ke arah Dong Joo yang duduk di depannya. Dong Joo pun tentu langsung marah, "YA! Mengapa kau begitu?? Aish benar-benar menjijikan." Da Ji mengambil tisu dan berniat membersihkan wajah Dong Joo namun Jin Young sudah lebih dulu melakukannya.

Jin Young berkata pada Dong Joo, "Jangan marah begitu. Da Ji pasti terkejut mendengar bahwa aku merasa cemburu padanya." Da Ji dengan cepat berkata, "Bukan begitu. Kami sering berada pendapat, namun kau mengatakan kami sangat dekat?" Jin Young tersenyum, "Aku dapat merasakannya walaupun kalian sering bertengkar namun sebenarnya kalian sangat dekat." HP Jin Young berbunyi dan dia pun permisi pergi untuk mengangkat telfonnya itu. Melihat kepergian Jin Young, Dong Joo berkomentar pada Da Ji, "Huh sudah kuduga kau akan seperti ini!" Da Ji kesal dan berteriak pada Bibi pelayan Restaurant, "Ahjumma!! Berikan satu porsi lagi di sini!!"


Dong Joo masuk ke dalam ruangannya dan Asisten Lee mengikutinya dari belakang, "President Direktur meminta anda menelfonnya untuk membahas arena pacuan kuda." Dong Joo menjawab, "Cari lah alasan apapun padanya, katakan bahwa aku sedang rapat atau aku sedang sangat sibuk. Ah ya dan carikan gambar kuda yang bagus untuk iklan." Asisten lee mengerti dan kemudian dia menyerahkan Map hasil survey keputusan anggota rapat, "Seo Yun Ho akan mengadakan perjalanan ke Jepang makanya survey pun diadakan lebih cepat." Dong Joo melihat map itu dan bertanya, "Kemana dia akan pergi?" Yun Homenjawab, "Dia akan berpartisipasi dalam pembukaan Resort di Hokaido." Dong Joo terdiam sesaat mendengar nama Hokaido karena yang dia tau bahwa Da Ji juga akan pergi ke Hokaido , "Hokaido?? DIA AKAN PERGI KE HOKAIDO??"



Da Eun berjalan menuju rumah sambil membawa satu bungkusan, "Berlibur dengan kekasih maka harus memakai ini. Tunggu... Apakah aku harus memilih yang lebih sexy??" Da Eun melihat ke arah rumahnya dan etrlihat ada mobil Yun Ho, dengan cepat Da Eun berlari ke arah mobil Yun Ho itu dan tersenyum, "Aih ini pasti hari keberuntunganku." Da Eun tau jika ada Yun Ho maka pasti ada Asistennya Yun Ho juga. Da Eun mengetuk kaca mobil dan bertanya pada asistennya Yun Ho yang menunggu di mobil, "Apakah Yun Ho sudah bercerai? Aku khawatir karena Kakakku itu sering terkena tipu." Asisten Yun Ho tersenyum dan menjawab, "Benar." Da Eun kemudian mencari topik obrolan, "Apakah mobil ini sangat cepat? Kau harus memberikan tumpangan padaku."

Asisten Yun Ho tersenyum sekilas dan kemudian menutup kaca jendela mobil namun Da Eun langung menghalanginya, "Kau mengapa tidak pernah membalas SMSku? Aku bahkan telah mengirimkan 5 pesan pada hari ini." Asisten Yun Ho berkata, "Pelajar..." Da Eun memotong ucapannya, "Namaku Da Eun. Lee Da Eun." Asisten Yun Ho berkata, "Pelajar, jangan seperti ini padaku. Aku sangat sibuk." Da Eun berkomentar, "Aku melakukan hal ini juga bukan karena aku aku memiliki banyak waktu. Aku hanya merasa ada perasaan padamu." Asisten Yun Ho itu terdiam dan berkata, "Aku sudah menikah." Da Eun terdiam mendengarnya.


Yun Ho datang ke peternakan Da Ji itu karena dia mau merekam Paulist dan rekaman itu akan ditunjukan pada perawat kuda di Jepang. Kebetulan Tuan Yang juga ada di peternakan itu. Da Ji berkata pada Tuan Yang, "Psikolog Kuda di Jepang akan membantu Paulist berjalan dan melompat kembali." Tuan Yang berkata, "Kalau begitu aku butuh jaminan. Jika kuda ini tidak bisa jalan sebelum kompetisi maka kau harus membayar seluruh biayanya." Yun Ho menjawab, "Baiklah." Da Ji terkejut mendengarnya. Tuan Yang tersenyum dan berjalan pergi. Da Ji bertanya pada Yun Ho, "Mengapa haru kau yang membayar?" Yun Ho menjawab, "Karena kita lah yang membeli kida ini. Dan lagi aku rasa kita perlu bertanggung jawab atas tumbuhnya kuda ini." Da Ji tersenyum, "Kita?"


Da Ji sedang membereskan pakaian sambil terus membicarakan masalah liburannya. Da Eun masuk kedalam rumah dengan lesu. Da Ji bertanya, "Mengapa kau baru pulang?" Da Eun justru balas bertanya, "Apakah kau tau Baek Soo In?" Da Ji bingung, "Baek Soo In? Siapa?" Da Eun menjawab, "Itu adalah Asisten Yun Ho. Huh mengapa aku pikir kau mengetahuinya? Ah ini hadiah, gunakan saat kau pergi jalan-jalan." Da Eun memberikan barang yang tadi dia beli dan pergi ke kamarnya.



Dong Joo keluar dari kamarnya dan dia menatap Da Ji tajam. Da Ji bertanya pada Dong Joo, "Kenapa? Apa ada sesuatu yang mau kau katakan?" Dong Joo menjawab, "Kau persiapkanlah proposal dengan cepat." Da Ji bertanya kembali, "Kenapa? Apakah ada sesuatu yang terjadi?" Da Ji membuka hadiah dari Da Eun itu tanpa melihatnya dan yang pertama melihat hadian itu adalah Dong Joo. Dong Joo terkejut karena hadiah dari Da Eun itu adalah pakaian dalam, "YA! Apa itu?" Da Ji baru sadar bahwa hadiah dari Da Eun itu adalah pakaian dalam, "Grr Bocah itu!!" Dong Joo mengomel pada Da Ji, "Adikmu itu tidak memiliki selera sama sekali. Dia pikir pakaian dalam itu cocok untukmu apa?" Da Ji menjawab dengan kesal, "Huh apa kau pernah melihat akau memakainya sehingga kau mengatakan bahwa aku tidak cocok memakainya hah??! Aku cocok menggunakan ini. Apa salahnya hah?" Da Ji langsung masuk kedalam kamarnya dan membuat Dong Joo menggerutu kesal.


Dong Joo masuk kedalam kamarnya juga dan dia terdiam sesaat. Tiba-tiba saja Dong Joo membayangkan apa yang akan terjadi di Jepang antara Da Ji dan Yun Ho. Dong Joo membayangkan mereka berdua memakai kimono jepang dan melakukan hal yang tidak-tidak. Tentu saja imajinasinya itu membuat Dong Joo kesal sendiri, "Apa aku gila?? Dia dulu tidak memperbolehkan aku melihatnya, dan sekarang dia memperlihatkannya pada orang lain??!"


Da Ji mengerjakan proposal itu sepanjang malam dan membuat Da Eun terbangun. Da Eun menggerutu kesal pada Da Ji, "Sangat ribut! Aku tidak bisa tidur." Da Ji meminta maaf dan meminta Da Eun tidur kembali. Namun Da Eun tidak dapat tidur. Dia terus teringat ucapan Asisten Baek(Asistennya Yun Ho) yang mengatakan bahwa dia sudah menikah. Da Eun tiba -tiba bertanya pada Da Ji, "Unni, keluarga itu adalah hal yang penting kan? Tidak mungkin di permainkan ya kan?" Da Ji ikut bingung, "Apa maksudmu?" Da Eun teriak sedih dan berkata, "Ya benar. Keluarga sangat penting...


Pagi hari Da Ji menuju pohon tempat dia bertemu dengan Yun Ho dan mereka duduk bersama. Yun Ho berkata, "Bayangkan lah akan ada padang rumput di sekitar Hotel nanti. Kita akan duduk diluar dan menikmati wine di bawah langit yang cerah." Da Ji tersenyum, "Wow aku bisa membayangkannya. Kita bisa mengobati Paulist sambil mengunjungi peternakan disana. Aku sungguh menantikannya." Da Ji melihat jara-jari tangan Yun Ho dan berkomentar, "Jari tanganmu sungguh cantik. Tau kah kamu jika ukuran kelingking laki-laki sama dengan ukuran jari manis wanita maka itu artinya mereka adalah pasangan." Yun Ho membandingkan ukuran kelingkingnya dan ukuran jari manis Da Ji, "Tapi kita tidak sama." Da Ji tersenyum, "Itu hanya perumpamaan saja." Yun Ho menatap wajah Da Ji dan berkomentar, "Kau terlihat sangat lelah." Da Ji mengangguk lemah dan berkata, "Aku bekerja semalaman menyusun proposal."



Da Ji menyerahkan hasil proposal yang dia bikin semalaman pada Dong Joo namun Dong Joo menolaknya begitu saja. Da Ji berkat, "Kau cobalah lihat kembali." Dong Joo tetap menolak, "Apa menurutmu perusahaan ini adalah tempat percobaan hah? Semua grafik yang kau buat bahkan berantakan. Bagaimanapun juga acara ini sungguh penting untukku. Banyak orang yang menentang dan aku bersikeras untuk melakukannya jadi aku ingin segalanya siap. Kau lakukanlah semuanya dari awal!" Da Ji kecewa mendengar kata-kata Dong Jo itu



Yun Ho pergi ke toko perhiasan dan dia melihat sebuah kalung. Namun kemudian dia ingat kata-kata Da Ji, 'Jika seorang laki-laki memiliki ukuran kelingking yang sama dengan jari manis seorang wanita, maka itu artinya mereka pasangan.' Yun Ho pun memilih sebuah cincin yang mencoba memakainya di jari kelingkingnya itu. (Apakah Yun Ho akan melamar Da Ji?)



Da Eun pergi ke sebauh cafe bersama dengan Jong Dae. Jong Dae tersenyum menatap Da Eun, "Oppa benar-benar merasa bermimpi bisa bersamamu disini." Da Eun menatap Jong Dae dan berkata, "Maaf aku tidak bisa menganggapmu sebagai Oppaku. Apa dia bilang sudah menikah? Baiklah aku akan mencaritahu sendiri." Da Eun bangkit dari duduknya dan pergi begitu saja meninggalkan Jong Dae.



Da Eun pun pergi ke kantornya Yun Ho untuk memastikan bahwa Asisten Baek belum menikah. Da Eun bertanya, "Apa dia sudah menikah?" Yun Ho menjawab, "Sejauh yang aku tau dia belum menikah." Da Eun tersenyum, "Sudah kuduga... Hmm apakah dia memiliki kekasih?" Yun Ho kembali menjawab, "Tidak sepertinya." Da Eun bingung, "Dia tampan tapi tidak memiliki kekasih... Mungkinkah dia menyukai laki-laki?" Yun Ho tertawa mendengarnya namun tawa Yun Ho langsung berhenti saat Da Eun memarahinya, "Apa kau pikir ini saat yang tepat untuk tertawa? Karena kejadian kau dan Kakak-ku maka aku harus memperhatikan dengan jelas hal yang bersangkutan dengan orang yang aku sukai. Aku pergi." Da Eun menundukan kepala memberikan salam dan pergi begitu saja.



Dong Joo sedang berada di ruangannya dan dia pun melihat proposal yang dibuat oleh Da Ji, "Hmm dia menyelesaikannya hanya dalm sehari dan ya ini cukup mengesankan. Bagaimanapun juga aku harus mencari jalan agar dia membatalkan acara jalan-jalannya ke Jepang itu..."


HP Dong Joo berbunyi dan dia terlihat enggan mengangkatnya karena itu merupakan telfon dari Ayahnya. Dong Joo terpaksa mengangkatnya dan langsung mendengar teriakan Ayahnya, "KAU!! Siapa yang memperbolehkan kau membuat acara lain hah? Kau tidak tau banyak hal dan sekarang kau ingin membuat Festival Keluarga untuk masyarakat di sekitar Resort??" Dong Joo menjawab, "Aku juga akan mengundang para anggota Resort dalam Festival itu..." Ayah Dong Joo lagi-lagi berteriak, "Hal itu hanya membuat orang terhibur, apakah akan menghasilkan uang? Sudahlah berikan saja project ini pada Seo Yun Ho." Dong Joo marah, "Mengapa harus memberikannya pada Seo Yun Ho? Direktur Resort ini adalah Aku!" Ayah Dong Joo berkata, "Jika kau merasa seorang Direktur maka bertingkah laku lah seperti Direktur! Mengapa kau selalu melakukan hal yang tidak berguna?"

Dong Joo sangat kesal dengan ucapan Ayahnya dan dia balas marah, "Ayah jika kau tidak mempercayai aku, Mengapa kau tidak katakan apa yang haru kulakukan sekarang ini hah??" Ayah Dong Joo menjawab, "AKu ingin langung pergi ke ana dan memberikan instruksi apa yang harus kau lakukan! Ka hanya cukup duduk dan jangan menyentuh apapun! Mengerti??!" Dong Joo segera mematikan HPnya itu.


Jin Young duduk di sofa apartemennya dan terdiam. Seorang wanita datang dan menyimpan makanan di meja. Jin Young menatap wanita itu dan bertanya, "Apa ada bodyguard didepan pintu? Apakah ini semua instruksi Ayahku? 'Ambil telfonnya. Pehatikan baik-baik. Jangan sampai dia pergi.' Apakah dia yang menyuruhnya? Bahkan dia menyuruh Asisten Kim untuk datang." Wanita itu terdiam dan kemudian pergi dari hadapan Jin Young.


Da Ji kembali membuat proposal sepanjang malam. Dong Joo baru pulang dan Da Ji pun segera menyerahkan proposal yang telah dia buat, "Lihatlah baik-baik." Dong Joo balas bertanya, "Apa kau ingin aku melihatnya?" Da Ji mengangguk, "Tentu saja. Bukankah kau bilang bahwa project ini sangat penting untukmu? Aku semalaman membuat ini. Aku juga menuliskan catatan kecil agar kau lebih mengerti." Dong Joo bertanya kembali, "Apa kau tulus membuatnya?" Da Ji bingung, "Apa maksudmu? Ah lupakan. Aku terlalu lelah untuk bertengkar denganmu. Jadi kau pastikan saja baca proposal itu baik-baik."

Dong Joo tiba-tiba bertanya, "Apa kau sudah memastikan bahwa Seo Yun Ho sudah bercerai?" Da Ji menjawab, "Tentu saja. Dia mengatakan padaku bahwa mereka sudah bercerai." Dong Joo bertanya, "Kau sudah memastikannya dengan mata kepalamu sendiri? Apa kau melihat surat cerainya? Bagaimana bisa kau mempercayainya begitu saja?" Da Ji menjawab, "Karena aku mempercayainya!" Dong Joo berkata, "Dia itu playboy dan kau tetap mempercayainya? Kau bahkan masih mempercayainya setelah mendapati kenyataan bahwa sebenarnya dia belum bercerai??!" Da Ji berkata kesal, "Dia bukan playboy! Dia sangat menarik sehingga banyak wanita yang menyukainya."

Dong Joo kesal, "Huh kau bahkan masih percaya padanya dan melakukan perjalanan bersama?" Da Ji terkejut mendengarnya, "Bagimana kau tau hal ini?" Dong Joo menjawab, "Bagaimana aku tau itu tidak penting!" Da Ji berkata denagn cepat, "Kami kesana untuk pengobatan Paulist. Tunggu.... Jangan katakan bahwa kau sengaja memberikan tugas banyak padaku agar aku tidak jadi pergi bersamanya?" Dong Joo menjawab, "Benar. Aku tidak suka kau pergi dengannya makanya aku memberikan tugas itu padamu, apa tidak boleh? Jika dia memintamu datang maka kau akan datang, jika dia memintamu pergi maka kau akan pergi. Aku tidak suka! Huh aku sangat bodoh untuk mengkhawatirkanmu! Mengapa aku menganggu rencanamu? Aku sendiri tidak tau jawabannya..."



Dong Joo pergi ke kolam renang Resort untuk menenangkan dirinya. Dong Joo berkata, "Han Dong Joo... Apa yang kau lakukan?" Yun Ho datang ke kolam renang itu dan menghampiri Dong Joo, "Aku sedang merasa sedikit bosan dan untunglah kita bertemu disini. Ah bagaimana rencana pacuan kuda itu?" Dong Joo balas bertanya, "Apakah aku harus melaporkannya padamu?" Yun Ho menjawab, "Hm aku hanya penasaran. Aku bertanya pada Da Ji dan dia juga tidak menjawab. Aku tidak sabar untuk melihatnya setelah kepulanganku dari Jepang." Dong Joo menatap Yun Ho tajam, "Baguslah..." Dong Joo kemudian berjalan pergi meninggalkan Yun Ho.


Da Ji sedang membereskan pakaiannya dan dia terdiam saat mengingat kata-kata Dong Joo, "Jika dia memintamu datang maka kau akan datang, jika dia memintamu pergi maka kau akan pergi. Aku tidak suka! Huh aku sangat bodoh untuk mengkhawatirkanmu! Mengapa aku menganggu rencanamu? Aku sendiri tidak tau jawabannya..." Da Ji mengambil proposal yang sudah dia buat dan dia menatapnya.



Yun Ho sedang merapihkan kopernya dan dia tersenyum menatap kotak hadiah yang akan di berikan pada Da Ji. Kotak itu berisi kalung dan juga cincin. Yun Ho memakaikan cincin itu ke jari kelingkingnya dan dia tersenyum.


HP Yun Ho berbunyi dan itu merupakan telfon dari Da Ji, "Apa kau sudah berkemas?" Da Ji menjawab, "Sudah. Aku akan datang ke tempatmu." Namun Yun Ho segera menolak, "Tidak perlu. Masih ada banyak waktu jadi aku akan menjemputmu." Da Ji berkata, "Tidak. Ada sesuatu yang mau aku katakan jadi aku akan pergi kesana." Yun Ho tersenyum, "Baiklah. Kalau begitu datanglah."



Yun Ho menutup HPnya dan tersenyum kembali memandang cincin yang akan diberikan pada Da Ji. HP Yun Ho kembali berbunyi dan dia mengangkatnya , "Ya?" Ternyata yang menelfon itu adalah Mil Hye, "Honey... Bantu aku..." Kumohon datanglah kemari dan bantu aku." Mil Hye manangis dan dia terlihat sedang berada di rumah sakit.



Da Ji berjalan ke arah Resort dan dia bertemu dengan Dong Joo di depan lift. Da Ji melambaikan tangannya pada Dong Joo namun Dong Joo tidak menanggapinya dan memilih berjalan pergi bersama dengan Asisten Lee.


Da Ji berjalan dengan lunglai ke kamar Resortnya Yun Ho. Saat Da Ji akan mengetuk pintu, Asisten Baek keluar dari kamar Yun Ho. Da Ji pun bertanya, "Yun Ho?"


Yun Ho sedang berada di pesawat dan sepertinya dia sedang dalam perjalanan menuju Mil Hye karena tadi Mil Hye menelfonnya sambil menangis dan meminta bantuan.



Dong Joo berjalan ke ruangannya dan terkejut melihat Da Ji yang sedang duduk di sofa sambil menyusun proposal, "Apa yang kau lakukan disini?" Da Ji melihat jamnya dan menjawab, "Masih ada waktu 30 menit sebelum pertemuanmu nanti dan kau belum melihat bahannya." Dong Joo duduk di kursi depan Da Ji dan masih dengan ekspresi terkejut, "Bagaimana dengan jalan-jalanmu? Kau tidak jadi pergi?" Da Ji menjawab, "Aku khawatir jika aku pergi maka kau akan membuat masalah dengan konsep yang aku buat dan semuanya hancur. Jadi aku putuskan untuk tetap bekerja. Lagi aku pula aku khawatir jika bayaranku itu akan di potong. Kau puas?" Dong Joo bertanya kembali, "Kau khawatir bayaranmu akan di potong?" Da Ji menjawab, "Bukan hanya karena itu. Kau mengkhawatirkan aku jadi aku juga mengkhawatirkanmu. Aku ikut senang jika kau sukses. Adalah hal yang baik untuk saling mendukung. Kau berfikir begitu juga kan?" Dong Joo berkata, "Huh mendengar apa yang kau katakan itu terdengar seperti yang kau peduli padaku saja." Da Ji kesal mendengar perkataan Dong Joo itu, "Kau jangan membuat stress dan berfikirlah positif! Itu maksudku! Kau mengerti?"

Da Ji membuka proposal yang sudah ia buat dan ia menunjukannya ke Dong Joo, "Kau harus membacanya dengan benar. Walaupun kau tidak pintar, tapi bagaimana jadinya jika kau membuat kesalahan di rapat nanti hah?" Dong Joo terkejut, "Apa yang kau katakan? Aku tidak pintar?? Aku ini pintar!" Da Ji berkomentar, "Benarkah? Aku tidak berfikir seperti itu." Dong Joo kemudian berkata, "Ngomong-ngomong... Aku tidak pernah melihatmu berusaha untuk mendapatkan urat peretujuan masyarakat." Da Ji baru ingat hal itu dan berkata, "Oh aku akan melakukannya setelah menyelesaikan tugasku ini." Dong Joo berkata, "Lakukan tugasmu denagn benar!" Dong Joo mengatakan hal itu sambil membentak namun diam-diam dia tersenyum melihat Da Ji.


Jin Young di paksa pulang ke rumah oleh Ayahnya. Ayah Jin Young berkata, "Jangan keras kepala dan Pulanglah. Jika kau tidak mau menikah maka kau harus belajar masalah bisnis dari Ayahmu ini." Jin Young berkata pada Ayahnya, "Aku memiliki kekasih. Dia orang yang baik." Ayah Jin Young yang awalnya berniat mau makan pun berhenti dan menatap Jin Young tajam, "Jika kau tidak menyukai Jurusan renovasi maka pindahlah ke jurusan arsitektur." Jin Young memotong ucapannya dan berkata keras, "Aku katakan bahwa aku memiliki kekasih!" Ayah Jin Young membanting alat makan dan berkata, "Sekertaris Kim akan mengatur keperluanmu." Saat Ayah Jin Young akan pergi, Jin Young berkata, "Apa kau tidak merasa bahwa kau sungguh tidak sopan pada Sekertaris Kim? 10 tahun sudah berlalu dan aku rasa ini saatnya dia mengubah alamat tempat tinggalnya. Maafkan aku. Aku tau ini adalah masalah antara Ayah dan Aku." Ayah Jin Young berkomentar, "Kau tetap sama. Tidak pernah mendengarkan ucapan Ayahmu!"

Ayah Jin Young kembali duduk dan bertanya, "Baiklah, apa bagusnya dari kekasihmu itu?" Jin Young menjawab, "Aku akan menjawabnya setelah Ayah yang melihatnya sendiri dan memberikan opinimu. Aku juga bukan orang yang dengan mudah akan pergi tanpa alasan. Cukup biarkan aku melakukannya. Aku sengaja menunggumu hanya untuk mengatakan hal ini. Jangan paksakan kehendakmu padaku, seperti kau melakukannya pada Oppaku." Jin Young berdiri dari duduknya dan pergi dari ruang makan.


Da Ji sedang berada di kamarnya dan dia teringat ucapan Asisten Baek pada saat dia datang ke kamar Resort Yun Ho, "Seo Yun Ho tidak dapat pergi ke Jepang dikarenakan ada sesuatu yang penting. Mungkin dia akan pergi dalam waktu seminggu ini" Pada saat itu Da Ji bertanya "Apa yang terjadi? Berita burukkah?" Asisten Baek menjawab, "Bukan. Yun Ho nanti akan segera menelfonmu." Da Ji beruaha menelfon Yun Ho namun sama sekali tidak aktif.


Ternyata Yun Ho memang pergi menghampiri Mil Hye. Ibu Mil Hye meninggan dan itu sebabnya Mil Hye manangis dan meminta bantuan Yun Ho. (Dan mungkin alasan Mil Hye membutuhkan uang banyak itu di karenakan Ibunya yang sakit.)


Tuan Yang sedang berada di peternakan Da Ji dan dia berusaha membuat Paulist jalan namun sia sia saja usahanya itu. Da Ji baru keluar rumah dan dia terkejut melihat Tuan Yang sudah ada di peternakannya. Da Ji menutupi wajahnya dan berjalan pelan-pelan keluar dari rumahnya namun tetap saja hal itu di ketahui oleh Tuan Yang, "YA! Mengapa kau masih ada disini? Bukankah kau bilang akan ke Jepang untuk mengobati kuda ini?" Da Ji panik dan menjawab, "Karena ada sedikit masalah maka tidak jadi..." Tuan Yang kembali marah, "Huh sudah kuduga. Lihatlah aku akan menjual kuda ini saja! Ah dimana laki-laki yang bersamamu kemarin itu?" Da Ji menjawab, "Hmm dia sedang tidak ada di Pulau Jeju." Tuan Yang semakin marah, "Lalu siapa yang akan bertanggung jawab hah??"

Dong Joo keluar dari rumah dan dia melihat pertengkaran Tuan Yang dengan Da Ji. Dong Joo pun berkata pada Tuan Yang, "Aku nanti akan membelikan kuda untukmu." Tuan Yang berkata, "Aish pria ini... Da Ji, mengapa banyak pria di sampingmu?" Dong Joo kemudian menarik lengan Da Ji untuk segera pergi karena mereka memiliki hal penting di Resort. Seperginya Dong Joo dan Da Ji dari peternakan, Tuan Yang berkomentar, "Apa pesonannya gadis itu? Banyak orang yang tergila-gila padanya..."



Kakek Dong Joo datang ke peternakan di Seoul untuk melihat kudanya dan ternyata Ayah Da Ji bekerja di peternakan itu juga sehingga mereka pun bertemu. Dan ternyata Ibu Dong Joo juga sedang ada di tempat itu sehingga mereka bertiga pun memutuskan untuk berbincang-bincang sebentar.

Kakek Dong Joo berkata, "Walaupun anak-anak udah berpisah namun sepertinya takdir masih belum berakhir sekarang ya." Ayah Da Ji tersenyum dan bertanya, "Bagaimana kabar Dong Joo saat ini?" Kakek menjawab, "Walaupun dia sempat down beberapa tahun yang lalu namun sekarang dia sudah mulai bangkit. Bagaimana dengan kabar Da Ji?" Ayah Da Ji menjawab, "Dia sekarang bekerja sebagai dokter hewan di peternakan Jeju." Kakek terkejut mendengarnya, "Jeju? Dimana?" Ibu Dong Joo yang sudah tau bahwa Da Ji dan Dong Joo sebenarnya sudah saling bertemu pun berusaha menutupi kenyataan karena Da Ji dan Dong Joo lah yang memintanya agar menutupi bahwa mereka berdua sebenarnya sudah saling bertemu namun Ibu Dong Joo belum tau bahwa mereka sekarang tinggal satu rumah.



Pertanyaan Kakek belum sempat di jawab oleh Ayah Da Ji karena Ayah Da Ji di panggil oleh Seseorang. Orang itu langsung menarik kerah baju Ayah Da Ji dan membentaknya, "Apa maksudmu membuat Kudaku tidak ikut kompetisi hah? Kau pikir kau ini hebat hah? Kau ini hanya seorang pelatih! Bagaimana bisa kau melakukan ini tanpa persetujuan pemiliknya hah?" Ayah Da Ji berusaha membela diri, "Apa kau ingin kudamu itu terjatuh saat di kompetisi karena dia belum sehat?" Orang itu terus membentaak Ayah Da Ji, "Apakah kau ini dokter hewan? Kau ini hanya pelatih yang merepotkan. Kau dipecat!!" Ayah Da Ji terkejut mendengarnya. Dan Kakek serta Ibu Dong Joo juga terkejut mendengarnya karena mereka bisa mendengar keributan itu.


Da Ji dan Dong Joo pergi menghampiri para petani dan niat mereka itu untuk mendapatkan surat persetujuan masyarakat. Da Ji membantu para Ahjumma petani memanen tanaman sementara Dong Joo hanya menatapnya. Da Ji segera menghampiri Dong Joo dan marah, "YA! Apa yang kau lakukan? Cepat bantu aku! Apa kau ingin mendapatkan surat persetujuan masyarakat hah? Apa kau tau istilah melepmpar 2 burung dengan satu batu? Kita bisa mendapatkan 2 sekaligus dan ini adalah taktik emas! Kau setidaknya harus tersenyum! Cepat dan bantu aku!" Dong Joo melihat pakaiannya dan berkata, "Bagaimana cara membantu dengan menggunakan pakaian ini? Ini adalah pakaian yang mahal!" Ada seorang Ahjumma Petani yang lewat di depan mereka sambil membawa keranjang, Da Ji mengambil keranjang itu dan berkata pada Ahjumma petani, "Ajumma biarkan pria ini saja yang membawanya!" Da Ji menatap tajam pada Dong Joo dan berkata, "Cepat lakukan!"

Dong Joo pun dengan terpaksa melepaskan jas-mahalnya itu dan membantu mengangkat batu-batu yang ada di wilayah pertanian itu. Sementara itu para Petani lain dan Da Ji sedang makan bersama. Dong Joo yang melihatnya pun berkomentar, "Aish gadis itu benar-benar seperti renkarnasi hantu yang kelaparan." Sambil makan, Da Ji memanfaatkan moment itu untuk membagikan brosur acara festival yang akan diadakan oleh Resort. Merasa sukses, Da Ji pun mengacungkan jempolnya pada Dong Joo. Dong Joo yang melihatnya lagi-lagi tertawa.


Mil Hye duduk di depan rumahnya dan terdiam. Dia terlihat sangat pucat. Sementara itu Yun Ho berada di kamar Mil Hye dan dia menemukan banyak obat tidur. Yun Ho membuang obat tidur itu dan berkata pada Asisten Baek, "Jika Mil Hye meminta obat tidur padamu maka kamu jangan pernah memberikan padanya." Asisten Baek mengerti, "Aku akan melakukannya. Kau sebaiknya segera kembali." Yun Ho terlihat khawatir pada keadaan Mil Hye dan kembali berkata pada Asisten Baek, "Pastikan dia makan dengan tepat waktu dan jangan ampai dia minum. Aku mengandalkanmu."

Yun Ho pergi ke luar rumah Mil Hye dan menghampiri Mil Hye yang sedang duduk. Yun Ho membawakan selimut dan memberikannya pada Mil Hye. Yun Ho berkata, "Walaupun ini sangat berat namun kau harus tetap makan." Tatapan Mil Hye terlihat kosong dan dia berkata pada Yun Ho, "Pergilah, kau membuatku tidak nyaman." Yun Ho melihat amplop yang ia bawa dan memberikannya pada Mil Hye, "Biaya operasi, rumah sakit dan perawatan sudah aku urus. Ini adalah akte kematiannya. Perusahaan asuransi dan pihak rumah sakit mungkin nanti akan menelfonmu kembali." Mil Hye tiba-tiba berkata, "Aku benar-benar menyedihkan, bukan? Aku tidak bisa melakukan apapun. Tidak banyak yang aku perbuat selama 31 tahun ini..."


Da Ji dan Dong Joo berada di ruangan kerja Dong Joo untuk menyusun proposal. Da Ji akhirnya selesai menyusun proposal dan dia sangat senang. Da Ji berkaya, "Sebelum kompetisi kuda itu diadakan, kita akan mendapatkan surat persetujuan masyarakat, benar bukan?" Dong Joo menjawab, "Ya lebih cepat lebih baik." Da Ji menatap Dong Joo ragu dan berkata, "Dan setelah surat persetujuan masyarakat selesai maka kita tidak perlu ada hubungan lagi." Dong Joo terdiam mendengarnya. Da Ji kemudian bertanya, "Ah mengenai Yun Ho... Apakah kau tau kapan dia akan kembali bekerja?" Dong Joo menjawabnya dengan ketus, "Mengapa kau bertanya padaku?" Da Ji cemberut mendengar jawaban ketus Dong Joo.

Da Ji kembali bertanya, "Ngomong-ngomong kemana perginya pacarmu? Dia pergi ke suatu tempat?" Dong Joo kesal dengan sikap Da Ji yang terus bertanya dan dia pun langsung meninggalkan Da Ji begitu saja. Da Ji takut di tinggal di ruangan seorang diri sehingga dia pun berlari mengejar Dong Joo.



Tanpa sadar Dong Joo meninggalkan HPnya di meja kantor dan pada saat itu Jin Young yang baru saja sampai di Jeju sedang mencoba menelfon Dong Joo.



Da Ji dan Dong Joo berjalan bersam menuju parkiran mobil. Da Ji berkata, "Berikan aku kunci mobilmu." Dong Joo bertanya, "Mengapa kau memerlukannya? Apakah kau memiliki izin mengemudi?" Da Ji menjawab, "Aku cukup ahli ya walaupun aku belum mencobanya." Dong Joo memainkan kunci mobil dengan tangannya dan berkomentar, "Huh sudahlah kita sebaiknya jalan saja." Da Ji terus memaksa pada Dong Joo agar dia yang menyetir mobil, namun tetap saja Dong Joo menolak, "Aku tidak ingin menyetir jadi kita jalan kaki saja." Da Ji langsung merebut kunci mobil Dong Joo dan berlari ke lapangan parkir. Dong Joo yang terkejut pun langsung mengejarnya




Da Ji terus berlari dan Dong Joo mengejarnya. Langkah Da Ji terhenti saat melihat Yun Ho ada di lapangan parkir juga. Da Ji tentu saja senang bertemu dengan Yun Ho kembali, sementara Dong Joo langung kesal. Yun Ho memberikan salam pada Dong Joo dan meminta maaf, "Maaf karena beberapa hari yang lalu aku tidak bisa di hubungi." Dong Joo hanya mengangguk saja. Tatapan Yun Ho pun pindah ke Da Ji yang kini sedang tersenyum menatap Yun Ho juga.


Yun Ho mengajak Da Ji ke Resort dan mereka pun mengobol di kamar Yun Ho. Yun Ho membuat lemonade dan memberikannya pada Da Ji. Da Ji bertanya, "Kau suka lemonade?" Yun Ho menjawab, "Awalnya aku tidak suka. Namun ada seseorang yang membuatkannya special untukku. Meminum satu gelas saja sudah membuatku bersemangat." Da Ji tersenyum mendengarnya. Da Ji kemudian berkata, "Kau terlihat lelah. Kau sangat sibuk ya? Kau tidak mengangkat telfonku. Aku sangat khawatir." Yun Ho tersenyum, "Aku sangat merindukanmu."

Yun Ho berbaring di pangkuan Da Ji dan berkata, "Biarkan sebentar saja seperti ini." Da Ji bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi.


Sementara itu Jin Young berdandan cantik dan membuat rekan kerjanya bingung, "Setelah kau menghilang beberapa hari ini pekerjaan sangat menumpuk dan sekarang kau justru pergi begitu saja?" Jin Young tersenyum, "Untuk lamaran. Aku akan pulang terlambat jadi tidak usah menungguku." Rekan kerja Jin Young tentu kebingungan dengan maksud Jin Young tersebut.


Dong Joo terus menunggu Da Ji di depan rumah, dan saat Da Ji datang pun Dong Joo segera menghampirinya, "Setelah berdebat siapa yang akan menyetir, kau pikir bisa pergi begitu saja setelah Yun Ho muncul?" Da Ji menjawab, "Ini pertama kalinya aku bertemu kembali dengannya setelah 1 minggu aku sulit menghubunginya." Dong Joo bertanya dengan nada merendahkan, "Jadi sekarang kau benar-benar ada di bawah kendali Yun Ho? Setelah mengatakan akan pergi bersama, ternyata dia pergi duluan dengan alasan ada masalah penting. Dan dia sama sekali tidak menghubungimu? Huh kau bilang kau lebih mementingkan meeting dari pada pergi bersamanya, tapi ternyata ini alasannya hah?" Da Ji lelah berdebat dengan Dong Joo, "Benar. Sudahlah biarkan ini. Lagi pula jika aku mengatakan apa yang ingin aku katakan, kau pasti akan berpendapat lain. Kau selalu keras kepala."

Dong Joo pun mulai membentak Da Ji, "Jika kau merasa hebat lalu mengapa kau selalu mau di manfaatkan oleh Seo Yun Ho hah? Sudah kukatakan bahwa laki-laki itu tidak menyukai wanita gampangan! Hanya dengan satu kata saja kau sudah berlari ke sisinya. Kau ini sangat mudah untuk di bully!" Da Ji kecewa mendengar kata-kata dari mulut Dong Joo itu, "Kau pria jahat!! Bagaimana bisa kau mengeluarkan kata-kata yang begitu menyakitkan hah? Karena kau... Aku tidak tahan terus di bully sehingga aku memilih bercerai! Bagaimana bisa kau mengatakan hal yang sungguh menyakitkan??!"


Jin Young datang ke rumah Da Ji dan dia melihat pertengkaran Da Ji dan Dong Joo di depan rumah. Karena pada saat itu adalah malam maka Da Ji dan Dong Joo pun tidak begitu menyadari kehadiran Jin Young.


Dong Joo berkata, "Saat ini apakah kau berfikir bahwa hanya kau yang menjadi korban hah? Kau sama sekali tidak menyadari kesalahanmu! Aku bahkan tidak tahan melihat kau yang begitu memalukan, itu lah sebabnya aku menceraikanmu! Orang yang tersakiti? Kau adalah orang yang tersakiti olehku? Aku tidak peduli jika kau dimanfaatkan oleh Seo Yun Ho tapi setidaknya aku khawatir. Apa kau mengerti? Baiklah cukup hentikan sampai disini..."

Dong Joo memablikan badan dan terkejut melihat kehadiran Jin Young. Jin Young pun sama terkejutnya saat mendengar kata 'percerian' yang di ucapkan oleh Dong Joo pada Da Ji.

0 comments: